Cilacap Kembali Dilanda Banjir, Ratusan Warga Mengungsi
Bencana alam banjir kembali melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Banjir akibat hujan deras sejak Minggu sore hingga Senin dini hari menyebabkan 244 orang mengungsi.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Banjir kembali merendam sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Senin (14/12/2020). Kejadian ini membuat 244 orang terpaksa mengungsi.
Banjir kali ini kembali diawali hujan lebat di sejumlah kecamatan, seperti Sidareja, Kedungreja, Bantarsari, Majenang, Cipari, Gandrungmangu, Jeruklegi, dan Wanareja. ”Selain curah hujan tinggi, juga dipicu pendangkalan sungai dan tanggul jebol,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Cilacap Heru Kurniawan saat dihubungi dari Banyumas, Senin (14/12/2020).
Heru menyampaikan, banjir di Kecamatan Sidareja merendam enam desa, yaitu Sidareja, Gunungreja, Tinggarjaya, Sudagaran, Sidamulya, dan Tegalsari. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 20 sentimeter hingga 80 sentimeter. Total warga terdampak mencapai 1.490 rumah tangga. Sebanyak 46 keluarga atau 138 jiwa di antaranya mengungsi ke rumah tetangga dan koramil setempat.
Di Kecamatan Majenang, banjir juga menyebabkan 46 rumah tangga atau 106 warga Desa Mulyasari mengungsi ke Masjid Atuqo. Sementara banjir di Kecamatan Jeruklegi merendam lahan seluas 6 hektar.
Selain banjir, pergerakan tanah juga terjadi di Cilacap. Bencana alam itu terjadi di Desa Jambusari dan Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi. Dua rumah terancam longsor dan satu rumah rusak sedang.
Sementara di Kecamatan Karangpucung, tiga rumah rusak dan dua rumah lainnya terancam longsor. Total kerugian akibat kejadian ini masih terus didata. ”Kami juga berkoordinasi dengan dinas sosial untuk kebutuhan makan di pengungsian,” ujarnya.
Sementara itu, banjir dan pergerakan tanah juga terjadi di Purbalingga, Minggu (13/12/2020). Pergerakan tanah terjadi di Kecamatan Bobotsari, Mrebet, dan Karangmoncol. Adapun banjir merendam Kecamatan Kaligondang dan Kecamatan Kemangkon.
”Banjir sudah surut, tetapi kalau hujan turun lagi dan deras, air Sungai Klawing bisa naik lagi. Kami masih waspada,” kata Hendarti (47), warga Desa Muntang.
Kepala Bagian Humas Kabupaten Purbalingga Prayitno menyampaikan, longsor membuat 71 rumah rusak. Kejadian itu juga memicu ruas jalan ambles sepanjang 25 meter di Desa Dukuh Karanglo, Kecamatan Bobotsari.