Pemerintah Tingkatkan Konektivitas Kawasan Segitiga Wisata Bali
Kementerian Perhubungan memulai pembangunan Pelabuhan Sanur, Kota Denpasar, sebagai penghubung kawasan Sanur di Kota Denpasar dengan Nusa Penida dan Nusa Ceningan di Kabupaten Klungkung.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Kementerian Perhubungan memulai pembangunan Pelabuhan Sanur, Kota Denpasar, sebagai penghubung kawasan Sanur di Kota Denpasar dengan Nusa Penida dan Nusa Ceningan di Kabupaten Klungkung. Terkoneksinya kawasan segitiga pariwisata yang dipisahkan perairan Selat Badung itu diharapkan menambah daya tarik destinasi di Bali selain melancarkan mobilitas warga dan distribusi logistik.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Gubernur Bali Wayan Koster melaksanakan peletakan batu pertama di kawasan Pantai Matahari Terbit, Sanur, sebagai tanda dimulainya pembangunan Pelabuhan Laut Sanur, Sabtu (12/12/2020). Acara itu juga menandai peresmian pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Bias Munjul di Nusa Ceningan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.
Seusai seremoni peresmian, Budi menyampaikan, pembangunan tiga pelabuhan atau dermaga di kawasan segitiga emas Sanur, Nusa Ceningan, dan Nusa Penida bertujuan meningkatkan konektivitas di wilayah Bali. Ini sekaligus menambah destinasi dan daya tarik wisata sehingga wisatawan akan tinggal lebih lama di Bali.
”Ini amanah Bapak Presiden Joko Widodo untuk memastikan bahwa Bali adalah tujuan wisata utama,” kata Budi dalam keterangannya kepada wartawan.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan dari pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Bali melalui pembangunan dua pelabuhan penyeberangan di Kecamatan Nusa Penida. Selain Pelabuhan Bias Munjul, dibangun pula Pelabuhan Sampalan di kecamatan itu.
Suwirta mengatakan, dukungan dari pemerintah itu akan dimanfaatkan masyarakat, terutama di Nusa Penida. Pelabuhan ini juga sekaligus meningkatkan daya tarik Nusa Penida sebagai daerah tujuan wisata di Klungkung.
Senada Suwirta, Wakil Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan, keberadaan pelabuhan dibutuhkan masyarakat setempat. Jaya Negara menambahkan, Pemerintah Kota Denpasar bersama pemangku kepentingan terkait di Kota Denpasar akan menyinergikan keberadaan Pelabuhan Sanur dengan kawasan wisata di pesisir Kota Denpasar.
”Kami atas nama masyarakat Kota Denpasar mengucapkan terima kasih kepada Presiden yang telah merealisasikan pembangunan dermaga di Sanur ini,” ujar Jaya Negara.
Gubernur Bali Koster mengungkapkan, pembangunan tiga pelabuhan di kawasan segitiga emas Bali itu merupakan bagian dari rencana program pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara yang terintegrasi. Koster menambahkan, pembangunan tiga pelabuhan itu dibiayai sepenuhnya oleh APBN.
”Ini menjadi program penting dan prioritas di Bali untuk menunjang pelayanan logistik dan wisata,” kata Koster.
Koster menyatakan, peningkatan konektivitas melalui pembangunan pelabuhan itu bertujuan melancarkan mobilitas dan menambah kenyamanan masyarakat, termasuk bagi umat yang akan bersembahyang ke Pura Penataran Dalem Ped di Nusa Penida. Ini juga bermanfaat bagi mobilitas wisatawan.
Koster menyebutkan, pergerakan wisatawan dari Bali ke Nusa Penida rata-rata 4.000 orang per hari. Namun, volume itu selama ini belum dilengkapi fasilitas dermaga dan pelayanan naik dan turun penumpang yang memadai.
Budi Karya menyebutkan, pemerintah mengalokasikan anggaran pembangunan pelabuhan itu melalui Kementerian Perhubungan. Pembangunan Pelabuhan Sanur mendapat alokasi sekitar Rp 400 miliar, sedangkan pembangunan dua pelabuhan penyeberangan di Nusa Penida dialokasikan total sekitar Rp 200 miliar.
”Ini jumlah yang tidak sedikit. Karena itu, pembangunan harus memberikan hasil yang berguna bagi masyarakat,” ujar Budi. Dia pun menyatakan, pelabuhan di Sanur itu juga menambah daya tarik wisata.
Budi juga mengapresiasi desain Pelabuhan Sanur yang menerapkan kearifan lokal dan pemilihan lokasi di kawasan Pantai Matahari Terbit. Pelabuhan itu menerapkan desain yang mencerminkan perahu (jukung) cadik beserta layarnya dan memiliki pemandangan Gunung Agung dan laut.
Budi menambahkan, pihaknya juga akan meningkatkan sarana kapal penyeberangan dengan menerapkan skema buy the service. Melalui skema tersebut, operator kapal penyeberangan akan menyediakan kapal yang kualitas dan keselamatannya lebih baik karena pemerintah memberikan subsidi pembelian layanan.