Tiga Rumah Sukarelawan Cabup Petahana Luwu Utara Diserang Orang Tak Dikenal
Dua hari setelah pilkada, tiga rumah sukarelawan salah satu pasangan calon di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, diserang orang tidak dikenal pada waktu hampir bersamaan.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·4 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Dua hari setelah pilkada, tiga rumah sukarelawan salah satu pasangan calon di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, diserang orang tidak dikenal pada waktu hampir bersamaan. Tidak ada korban jiwa, tetapi dua kendaraan hangus terbakar. Aparat telah memeriksa delapan saksi, menelusuri pelaku, serta terus memastikan wilayah tetap terjaga dan kondusif.
Penyerangan rumah dan pembakaran kendaraan terjadi pada Jumat (11/12/2020) sekitar pukul 02.00 Wita. Dua lokasi penyerangan terletak di Desa Sidomukti, Kecamatan Bone-bone, sementara satu rumah lainnya di Desa Patoloan, di kecamatan yang sama. Tiga rumah tersebut adalah milik relawan pasangan calon Indah Putri Indriani-Suaib Mansur, yang saat ini unggul dalam penghitungan sementara Pilkada Luwu Utara. Indah adalah bupati petahana.
Kepala Polsek Bone-bone Komisaris Harold Kaloari mengatakan, penyerangan tiga kediaman warga itu terjadi pada waktu yang hampir bersamaan. Akibat kejadian ini, dua kendaraan pemilik rumah hangus terbakar. ”Satu rumah hanya terbakar kanopinya karena cepat dipadamkan. Penyerangan dilakukan oleh orang tidak dikenal, apalagi pemilik rumah dalam kondisi tertidur,” ucap Harold saat dihubungi dari Makassar.
Semua korban penyerangan, menurut Harold, memang sukarelawan dari salah satu calon dalam Pilkada Luwu Utara. Meski demikian, pihaknya belum bisa memastikan apakah kejadian ini terkait politik atau tidak.
Secara terpisah, Indah menjelaskan, ia mendatangi lokasi kejadian sekitar satu jam setelah penyerangan tersebut. Selain dua kendaraan hangus terbakar, kanopi rumah salah satu sukarelawan juga terbakar, yang untungnya cepat dipadamkan sehingga api tidak cepat menghabiskan rumah yang penghuninya sedang terlelap tidur.
Menurut Indah, semua rumah yang diserang merupakan sukarelawan yang aktif di tim Perempuan BISA. Tim itu adalah sukarelawan perempuan yang aktif berkampanye selama ini. Dia menyebutkan, beberapa orang di antara korban mendapatkan intimidasi sebelumnya. Sejumlah sukarelawan lain bahkan meminta atensi khusus karena ancaman dan teror yang diterima.
”Salah satu korban itu sudah mengungsi ke Palopo setelah melakukan pemilihan, karena sempat didatangi oleh beberapa orang dan melakukan pengancaman. Ia baru kembali ke rumah Kamis malam, sekitar pukul 20.00. Dini harinya, kendaraannya terbakar,” ucap Indah.
Pada pilkada ini, Indah kembali maju berpasangan dengan Suaib Mansur. Mereka diusung lima partai politik, yakni Golkar, PAN, Demokrat, PDI-P, dan PPP. Sementara pesaingnya adalah wakil bupati petahana, Muhammad Thahar Rum, yang berpasangan dengan Rahmat Laguni. Pasangan ini diusung Partai Nasdem, PKB, dan Perindo. Satu pasangan terakhir adalah Arsyad Kasmar-Andi Sukma yang diusung Partai Hanura, Gerindra, dan PKS.
Berdasarkan hasil hitung cepat Lembaga Survei Indonesia (LSI), pasangan Indah-Suaib unggul dengan meraih suara 45,43 persen. Pasangan nomor urut dua ini unggul jauh dari pasangan Thahar-Rahmat (28,05 persen) dan pasangan Arsyad-Sukma (26,52 persen). Sementara itu, berdasarkan perhitungan di laman KPU yang telah mencapai 63 persen, pada Jumat sore, Indah-Suaib meraih 44,3 persen, Thahar-Rahmat mendapatkan 28,2 persen, dan Arsyad-Sukma di angka 27,6 persen.
Kejadian ini, tutur Indah, menunjukkan adanya intimidasi nyata yang terjadi kepada tim pendukungnya di lapangan. Beberapa kali sebelum kejadian ini, sejumlah anggota timnya juga mendapatkan ancaman dan teror oleh sekelompok orang.
Meski demikian, Indah mengarahkan para pendukung untuk tidak terpancing dan menjaga suasana aman di seluruh wilayah. Ia juga menyerahkan semua kejadian ini ke pihak kepolisian. ”Kami juga bersyukur aparat bertindak cepat untuk mengamankan wilayah dan segera melakukan penyelidikan. Kami berharap pelaku segera ditangkap dan suasana di wilayah Luwu Utara yang kita cintai ini aman dan terus kondusif,” ucapnya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Luwu Utara Ajun Komisaris Syamsul Rijal menjelaskan, pihaknya telah memeriksa delapan saksi sampai Jumat siang. Mereka adalah pemilik rumah dan sejumlah tetangga korban. Berdasarkan olah tempat kejadian perkara, sambung Syamsul, pembakaran dilakukan dengan memakai kain yang telah disiram bahan bakar. Kain tersebut dilemparkan ke obyek, baik kendaraan maupun rumah, dan dengan cepat menimbulkan kebakaran.
”Dari melihat kejadian yang serentak, dugaan kuat memang dilakukan oleh komplotan orang yang sama. Dari cara pembakaran dan waktu kejadian yang serentak. Kami masih melakukan pencarian para pelaku,” ucapnya. Sejauh ini, tutur Syamsul, kondisi Luwu Utara masih dalam situasi kondusif. Tidak ada gerakan massa yang terjadi setelah kasus penyerangan itu. Penjagaan juga berlangsung normal meski kewaspadaan terus ditingkatkan.