Wakil Wali Kota Probolinggo Soufis Sobri meninggal pada Rabu (09/12/2020) sekitar pukul 07.00. Soufis meninggal setelah dirawat sejak akhir November 2020 karena terkonfirmasi Covid-19.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
PROBOLINGGO, KOMPAS — Wakil Wali Kota Probolinggo Mochammad Soufis Subri meninggal pada Rabu (9/12/2020) sekitar pukul 07.00. Soufis meninggal setelah dirawat sejak akhir November 2020 lalu karena terkonfirmasi Covid-19.
”Benar, beliau meninggal sekitar pukul 07.00 ini. Selebihnya urusan kepemerintahan, kami akan ikuti sesuai prosedur yang berlaku nantinya,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Probolinggo Aman Suryaman saat dihubungi, Rabu.
Aman menyatakan bahwa Pemerintah Kota Probolinggo turut berdukacita sedalam-dalamnya akan meninggalnya orang nomor dua di Kota Probolinggo tersebut. Dan ia mengajak masyarakat untuk turut mendoakan almarhum dan keluarganya.
Sebelumnya, Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin, Selasa (24/11/2020), di hadapan para wartawan di Probolinggo, mengatakan bahwa Wakil Wali Kota (Wawali) M Soufis Subri saat itu dirawat di Surabaya akibat terpapar Covid-19. Wawali sebelumnya sempat dirawat di RSUD Dr Mohammad Saleh Kota Probolinggo. Sebelum sakit, Wawali melakukan sejumlah aktvitas, termasuk menerima kunjungan kerja anggota DPR.
Pada Rabu (18/11/2020), Wawali, menurut Aman, masih mengikuti rapat paripurna di Gedung DPRD Kota Probolinggo. Setelah rapat, Wawali dirawat di RSUD Dr Mohammad Saleh Kota Probolinggo. Berikutnya, orang kedua di kota berjuluk ”Kota Anggur” tersebut dirujuk ke rumah sakit di Surabaya.
Aman mengatakan, kasus Covid-19 di Kota Probolinggo kembali naik. Padahal, pada bulan Oktober, jumlah pasien yang dirawat karena Covid-19, menurut dia, hampir habis.
Kasus Covid-19 di Kota Probolinggo kembali naik.
Namun, pada 24 November 2020, tercatat total kasus Covid-19 di Kota Probolinggo sebanyak 740 kasus. Dari jumlah tersebut, 56 orang masih dirawat, 632 orang sembuh, dan 52 orang meninggal. Adapun per 8 Desember 2020, total kasus Covid-19 di Kota Probolinggo sudah melonjak menjadi 938 kasus dengan jumlah kasus aktif (dirawat) mencapai 130 orang, sembuh 732 orang, dan meninggal 76 orang.
”Setelah libur panjang kemarin, ada tren kenaikan jumlah kasus Covid-19 di Kota Probolinggo. Ini harus diwaspadai. Mari semuanya disiplin menerapkan protokol kesehatan agar tidak tertular Covid-19,” kata Aman.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Probolinggo Nurul Hasanah Hidayati mengatakan, setelah Wawali terpapar Covid-19, pelacakan kontak erat dan penyemprotan gedung sudah dilakukan. ”Kami di sini sudah melakukan tracing terhadap kontak erat dengan beliau. Ruangan juga sudah disemprot disinfektan sebagaimana prosedur yang ada,” katanya.
Adapun Kepala Kepolisian Resor Kota Probolinggo Kota Ajun Komisaris Besar RM Jauhari mendorong agar kepala kelurahan, camat, dan kepolisian tegas mencegah munculnya kegiatan yang menimbulkan kerumunan di wilayahnya. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan penyebarluasan Covid-19.
”Camat, lurah, polsek harus merapatkan barisan, menolak kegiatan yang melibatkan kerumunan massa. Dalam masa pandemi seperti ini, ada aturan yang tidak membolehkan ada kegiatan yang mengumpulkan massa,” kata RM Jauhari.
Tindakan tegas menolak kegiatan mengumpulkan massa tersebut, menurut RM Jauhari, sudah disepakati bersama oleh tiga pilar di Kota Probolinggo, yaitu Polresta Probolinggo, Kodim 0820, dan Pemkot Probolinggo.