Wakapolda Sulteng: Tahan Diri atas Klaim Kemenangan Sementara Pilkada
Semua pihak diharapkan menahan diri agar tak merayakan kemenangan pilkada secara berlebihan, mengingat risiko kesehatan dalam situasi pandemi ini.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Anggota tim pemenangan dan simpatisan pasangan calon yang berkompetisi dalam pilkada diharapkan tidak euforia atas hasil penghitungan sementara suara, baik dengan hitung riil maupun hitung cepat. Pemilih diminta tetap tenang dan tak berkerumun untuk selebrasi di tengah pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal (Pol) Hery Santoso saat memantau sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di Palu, Rabu (9/12/2020). ”Pemilih lebih baik tetap di rumah. Euforia dengan kumpul-kumpul harus dihindari karena adanya pandemi Covid-19,” ujarnya.
Ia memastikan pihaknya tetap memantau situasi. Manakala ada hal yang perlu ditangani, pihaknya akan melakukannya. Namun, langkah pencegahan diutamakan agar situasi tetap kondusif.
Hery juga mengingatkan agar pihak yang kalah berdasarkan hitung cepat tetap tenang. Mekanisme hukum bisa ditempuh untuk menggugat masalah tersebut. ”Hasil resmi tentu tetap dari KPU (Komisi Pemilihan Umum). Biarkan KPU bekerja dan jangan intervensi dan intimidasi,” katanya.
Hal senada disampaikan Gubernur Sulteng Longki Djanggola. Ia menyatakan, semua pihak sah-sah saja melakukan hitung cepat atau hitung riil. Namun, itu belum hasil resmi. Hasil resmi hanya dari KPU. ”Semua pihak harus saling menghargai,” katanya.
Pilkada serentak 2020 di Sulteng dilaksanakan untuk memilih gubernur-wakil gubernur serta pemilihan bupati/wali kota di 8 kabupaten/kota. Sejumlah pasangan calon mengklaim memenangi pertarungan.
Dari pantauan di sejumlah TPS di Palu, pemilih antusias mencoblos. Pemilih sudah mulai menggunakan hak pilihnya pada pukul 07.45 Wita. Mereka datang sesuai dengan jadwal yang tertera dalam surat panggilan untuk memilih.
Para pemilih mengikuti protokol pencegahan penularan Covid-19, seperti mencuci tangan, menggunakan sarung tangan plastik, dan datang ke TPS memakai masker.
Seru Hermansyah (67), pemilih di TPS 12 Kelurahan Tanamodindi, Palu, menyatakan, dirinya sejak awal berniat untuk menggunakan hak pilih. ”Saya memilih untuk mendudukkan pemimpin yang baik. Saya tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini,” katanya sembari menegaskan tak khawatir dengan Covid-19 karena protokol kesehatan sudah jelas diterapkan.
Ketua KPU Sulteng Tanwir Lamaming memastikan tak ada TPS yang menunda atau menggelar pencoblosan susulan. Semua terlaksana sesuai dengan jadwal. Jumlah TPS di Sulteng sekitar 6.600.
Hery memastikan pencoblosan di TPS berlangsung kondusif. TPS-TPS yang dikategorikan sangat rawan dan rawan pun melangsungkan pencoblosan dengan lancar. Semua TPS di Sulteng melaksanakan pencoblosan. ”Semua pemilih yang datang ke TPS menyalurkan haknya dengan lancar. Begitu pula penyelenggara di TPS menjalankan tugasnya dengan baik,” katanya.
Sejumlah TPS di Sulteng dipetakan sangat rawan dan rawan dengan berbagai indikator, seperti keamanan, akses, dan penularan Covid-19. Situasinya bertambah pelik saat terjadi pembunuhan empat warga di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulteng, Jumat akhir November lalu, oleh kelompok teroris.