Pelanggaran Protokol Kesehatan Masih Warnai Pilkada di Sulut
Pemungutan suara Pilkada 2020 di Manado, Sulawesi Utara, berjalan sesuai protokol kesehatan meski ketidakdisiplinan masih terlihat. Terdapat pula aneka kendala teknis.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Pemungutan suara Pilkada 2020 di Manado, Sulawesi Utara, berjalan sesuai protokol kesehatan meski ketidakdisiplinan pemilih maupun penyelenggara terhadap protokol kesehatan masih terlihat. Kendati begitu, Badan Pengawas Pemilu Sulut menerima laporan kendala teknis di lapangan, termasuk salah satu pengawas di Tomohon yang ternyata positif Covid-19.
Di Manado, suasana kota pada hari pemungutan suara, Rabu (9/12/2020), lengang sejak pagi. Warga Manado mengikuti dua pilkada, yakni untuk wali kota Manado dan gubernur Sulut. Pemilih berangsur-angsur datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada pukul 08.00 Wita, seperti di TPS 003 Bumi Beringin, Wenang. TPS itu dilaporkan buka lewat dari pukul 07.00, tetapi tidak sampai menyebabkan antrean pemilih.
Butje Supit (82), pemilih di TPS itu, misalnya, tiba 15 menit sebelum waktunya memilih pada pukul 09.00. Ia mengenakan masker kain sebagai alat pelindung diri utama. Sebelum masuk ke TPS, ia mengantre dan mencuci tangan di dispenser air yang terbuat dari ember plastik.
Neltje (54), pemilih lainnya, juga tiba pukul 09.00 karena dianjurkan memilih antara pukul 08.30 dan pukul 09.30. ”Saya lebih suka datang sesuai jam. Selain pakai masker, saya juga bawa hand sanitizer dan tisu. Pokoknya saya berusaha ikuti protokol kesehatan semaksimal mungkin,” katanya.
Wilan (35), yang juga memilih di TPS yang sama, mengatakan tidak takut datang memilih meski Pilkada 2020 digelar di tengah pandemi Covid-19. ”Biasa saja, sih. Yang penting pakai masker dan cuci tangan,” ucapnya.
Sementara itu, di TPS 013 Kleak, Malalayang, pemilihan yang diikuti 378 pemilih tetap berlangsung lancar. Menurut Jemmy (53), anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang bertugas meneteskan tinta, tidak ada kendala terkait Covid-19. Bilik khusus untuk pemilih yang bersuhu tubuh di atas 37,3 derajat celsius tidak terpakai.
Sebaliknya, di TPS 010 Sumompo, Tuminting, hingga pukul 12.30 Wita, ada setidaknya 15 orang yang menggunakan bilik khusus untuk mencoblos surat suara. Alfrets (43), personel perlindungan masyarakat (linmas) yang bertugas mengukur suhu tubuh dengan pistol termometer, mengatakan suhu tubuh para calon pemilih itu mencapai 40 derajat celsius.
”Mungkin karena cuaca terik sekali, jadi orang kepanasan. Pas diukur, suhunya tinggi sekali, padahal mereka tidak demam. Jadi, kami minta yang datang berteduh dulu sebentar kemudian baru cek suhu tubuh,” kata Alfrets.
Berbeda dari TPS lainnya yang terpantau, petugas di TPS ini tidak meneteskan tinta ke jari pemilih. Pemilih justru diminta mencelupkan jari ke tinta yang dituang ke tutup botol tinta. Anggota KPPS yang mengenakan baju hazmat juga melepasnya di bagian kepala.
Jelang penutupan TPS, anggota KPPS mulai melepas masker untuk makan meski ada segelintir pemilih yang masih datang. Penapisan suhu tubuh pada pemilih yang juga tetangga anggota KPPS pun dibiarkan longgar. Beberapa dibiarkan tidak mencuci tangan sebelum masuk ke TPS.
Pada sore hari, puluhan warga, meski tak sampai 50 orang, tampak berkerumun di beberapa TPS untuk menyaksikan penghitungan suara. Beberapa juga mencatat perolehan suara. Polisi yang berjaga tidak membubarkannya.
Dihubungi dari Manado, Komisioner Bidang Sosialisasi, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia KPU Sulut Salman Saelangi mengatakan, pemungutan suara di Minahasa Selatan, Minahasa, dan Tomohon terpantau berjalan dengan baik. Secara umum, di 15 kabupaten/kota, menurut dia, pilkada yang diikuti 1.831.867 pemilih juga berlangsung lancar.
”Kami masih hitung angka partisipasinya, belum bisa diperkirakan. Tetapi, bisa dikatakan secara umum pelaksanaan cukup lancar dan baik. Tidak ada gangguan berarti. Kebutuhan petugas juga sudah terpenuhi,” kata Salman.
Ia menambahkan, protokol kesehatan juga terlaksana cukup baik karena KPPS telah dibekali bimbingan. Warga yang menyaksikan pemungutan suara pun tidak dilarang asalkan mengikuti protokol kesehatan dan anjuran pihak keamanan.
Ada pula pemilih yang memasukkan surat suara ke kotak yang salah.
Anggota Bawaslu Sulut, Kenly Poluan, juga menilai pemungutan suara berjalan cukup lancar. Namun, di Tomohon, ada pengawas TPS yang mendapat kabar dirinya positif Covid-19 saat sedang bertugas. ”Sebelumnya sudah rapid test dan nonreaktif, tetapi ternyata swab-nya positif,” katanya.
Terdapat pula beberapa masalah administrasi, seperti kekurangan surat suara dan surat suara tambahan, masing-masing di Bitung dan Minahasa Selatan. Ada pula pemilih yang memasukkan surat suara ke kotak yang salah.
Di Kepulauan Talaud, ada pemilih yang masuk daftar pemilih tetap dan mendapat undangan memilih, tetapi ternyata ber-KTP Kabupaten Sangihe. Ada pula pemilih yang membawa ponsel ke bilik suara dan memublikasikan fotonya di media sosial. ”Ada TPS yang telah dibuka, ada yang mendapat dua surat suara gubernur, tetapi tidak mendapat surat suara bupati, dan lain-lain,” kata Kenly.
Kenly menambahkan, pada hari pemungutan dan penghitungan suara, belum ada laporan politik uang. Namun, ada laporan politik uang selama masa tenang. ”Akan tetapi, harus dikonfirmasi dulu ke kabupaten/kota,” ujarnya.