Pilkada di 30 Kecamatan di Yahukimo Terancam Tak Serentak
Pendistribusian logistik pilkada dan alat pelindung diri ke 30 kecamatan atau distrik di Kabupaten Yahukimo, Papua, belum terlaksana hingga sehari menjelang pemungutan suara, Selasa (8/12/2020).
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pendistribusian logistik pilkada dan alat pelindung diri ke 30 kecamatan atau distrik di Kabupaten Yahukimo, Papua, belum terlaksana hingga sehari menjelang pemungutan suara, Selasa (8/12/2020). Para pemilih di 30 distrik itu pun terancam tak dapat mengikuti pilkada secara serentak.
Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Papua, Ronald Manoach, mengatakan, pihak ketiga yang ditunjuk KPU Yahukimo hanya dapat mendistribusikan logistik dan alat pelindung diri dengan pesawat untuk 20 distrik saja. Padahal, terdapat 50 distrik yang harus diakses menggunakan pesawat di Yahukimo. Satu-satunya distrik yang dapat diakses melalui jalur darat ialah Deikai, ibu kota Yahukimo.
”Pihak penyedia jasa pengangkutan logistik hanya menyediakan dua pesawat. Mereka tidak mampu menyelesaikan distribusi logistik ke 50 distrik hingga Selasa ini pukul 18.00 WIT. Kondisinya tidak memungkinkan untuk distribusi logistik pada malam hari,” kata Ronald saat dihubungi, Selasa, di Deikai.
Ia menuturkan, pendistribusian logistik ke 30 distrik sisanya akan dilaksanakan pada Rabu (9/12/2020), yang seharusnya merupakan hari pemungutan suara. Karena itu, Bawaslu menilai situasi ini tidak memungkinkan untuk melaksanakan pemungutan suara secara serentak di Yahukimo sesuai jadwal pilkada.
”Bawaslu akan menyiapkan rekomendasi pemungutan susulan apabila pendistribusian logistik dan alat pelindung diri tidak tepat waktu di TPS (tempat pemungutan suara). Bawaslu juga akan menggelar rapat dengan KPU setempat untuk membahas langkah selanjutnya apabila terjadi keterlambatan distribusi logistik di TPS,” kata Ronald.
Ronald menegaskan, Bawaslu akan menjadikan masalah keterlambatan ini sebagai temuan pelanggaran dalam pilkada di Yahukimo. Hal ini untuk memberikan efek jera kepada pihak yang terlibat dalam masalah keterlambatan distribusi logistik.
”Seharusnya tidak terjadi keterlambatan dalam distribusi dengan menggunakan pesawat. Sebab, kondisi cuaca di Yahukimo sangat baik sehingga pesawat masih bisa beroperasi hingga pukul 18.00 WIT,” ujar Ronald.
Secara terpisah, Ketua KPU Papua Theodorus Kossay membenarkan keterlambatan distribusi logistik untuk 30 distrik di Yahukimo. Ia mengakui telah meminta bantuan dua helikopter ke Polda Papua untuk mendistribusikan logistik dan alat pelindung diri ke 30 distrik tersebut.
Theodorus mengungkapkan, penyebab belum tibanya logistik pilkada di 30 distrik akibat terlambatnya distribusi alat pelindung diri dari Jakarta ke Yahukimo. Alat tersebut baru tiba di Deikai pada Sabtu (5/12/2020).
”Sesuai kontrak, pihak penyedia jasa penerbangan membawa logistik pilkada dan alat pelindung diri secara bersamaan ke setiap distrik. Seharusnya pihak dari pusat mengirimkan alat pelindung diri lebih cepat khusus untuk wilayah Papua yang kondisi geografisnya sulit,” kata Theodorus.
Pilkada Keerom
Sementara itu, Ketua Bawaslu Kabupaten Keerom Natalia Yonggom saat ditemui di kantornya mengatakan, terdapat 10 dari 124 pengawas TPS yang hasil tes cepatnya reaktif Covid-19. Sementara 61 pengawas TPS belum mengikuti tes cepat Covid-19.
Ia menuturkan, 61 pengawas TPS itu belum mengikuti tes karena berada di daerah pedalaman yang minim fasilitas kesehatan. Bawaslu tidak menyiapkan anggaran untuk mendatangkan 61 pengawas ini ke daerah perkotaan untuk mengikuti tes Covid-19.
”Pengawas yang reaktif disarankan beristirahat di rumah hingga kondisi kesehatannya membaik. Kami pun masih menunggu hasil tes cepat yang kedua. Mereka akan tetap bertugas karena tidak mungkin Bawaslu bisa mendapatkan pengganti mereka dalam waktu singkat,” tutur Natalia.
Ia menambahkan, dari hasil pantauan Bawaslu, pendistribusian logistik pilkada dan alat pelindung diri ke 11 distrik di Kabupaten Keerom berjalan lancar. ”Warga Keerom, baik di daerah perkotaan maupun di distrik pedalaman, seperti Towe, dapat mengikuti pilkada serentak besok,” ujar Natalia.
Kepala Polres Keerom Ajun Komisaris Besar Emile R Hartanto mengatakan, situasi keamanan menjelang pemungutan suara di Keerom kondusif. ”Kami menerjunkan 400 personel gabungan TNI dan Brimob Nusantara dalam pengamanan pilkada di Keerom,” kata Emile.