Kalimantan Selatan mulai mengantisipasi bencana hidrometeorologi seiring datangnya musim hujan. Bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung, serta gelombang pasang laut berpotensi terjadi dan harus diwaspadai.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mulai mengantisipasi bencana hidrometeorologi seiring datangnya musim hujan. Bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung, serta gelombang pasang laut berpotensi terjadi dan harus diwaspadai.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan Sahruddin mengatakan, potensi bencana hidrometeorologi sudah diantisipasi sejak pertengahan Oktober lalu. Saat itu, Kalsel masih dalam status siaga darurat penanganan bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
Pada 16 Oktober 2020, Pelaksana Tugas Gubernur Kalsel Rudy Resnawan sudah mengeluarkan surat edaran, yang isinya meminta pemerintah kabupaten/kota untuk mengantisipasi bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan gelombang pasang laut.
”Pemerintah kabupaten/kota diminta melakukan langkah-langkah antisipasi, rapat koordinasi, menyiapkan sarana prasarana dan posko, serta membentuk satuan tugas. Apabila kondisi cuaca sudah ekstrem, agar segera menetapkan status siaga darurat,” kata Sahruddin saat dihubungi dari Banjarmasin, Senin (7/12/2020).
Pemprov juga meminta pemerintah kabupaten/kota agar memperhatikan laporan perkembangan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Laporan itu bisa jadi dasar dan pertimbangan dalam menetapkan status siaga darurat. ”Bagaimanapun, yang paling bertanggung jawab terhadap penanganan bencana di daerah adalah pemerintah kabupaten/kota,” ujarnya.
Meskipun sudah mengantisipasi bencana hidrometeorologi, Pemprov Kalsel sejauh ini belum menetapkan status siaga darurat bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan gelombang pasang laut. Padahal, status siaga darurat penanganan bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan sudah berakhir pada 30 November 2020.
Menurut Sahruddin, pemprov masih menunggu perkembangan dari 13 kabupaten/kota. Sebab, saat ini baru satu kabupaten di Kalsel yang menetapkan status siaga darurat banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan gelombang pasang laut, yaitu Barito Kuala.
”Provinsi baru akan menetapkan status siaga darurat jika sudah ada minimal dua kabupaten/kota yang menetapkan status siaga darurat. Namun, kami tetap siaga dan mengantisipasi bencana itu meskipun belum menetapkan status,” ujarnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tanah Laut Muhammad Kusri mengatakan, pihaknya masih berkoordinasi dengan bupati untuk menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi. Tak menutup kemungkinan, status siaga darurat akan secepatnya ditetapkan mengingat bencana angin puting beliung sudah terjadi di Tanah Laut.
Berkoordinasi
Baru-baru ini, angin puting beliung melanda Kecamatan Bumi Makmur, Tanah Laut. Ada 77 rumah yang kena dampak. Angin kencang juga terjadi di Kecamatan Takisung, Kurau, dan Bati Bati, yang mengakibatkan beberapa pohon tumbang.
Masyarakat harus selalu waspada dan siap siaga karena bencana itu tidak bisa kita tolak, tetapi kita tetap bisa mengantisipasinya agar bencana itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa maupun korban harta. (Muhammad Kusri)
”Walaupun belum menetapkan status siaga darurat, kami tetap berkoordinasi dengan TNI, Polri, dan instansi terkait dengan adanya kejadian itu. Bagaimanapun, bencana itu harus ditanggulangi bersama secara optimal,” katanya.
Menurut Kusri, pihaknya juga sudah mengimbau agar masyarakat mewaspadai fenomena La Nina yang terjadi saat ini. Fenomena alam itu mengakibatkan curah hujan tinggi dan kerap disertai angin kencang.
”Masyarakat harus selalu waspada dan siap siaga karena bencana itu tidak bisa kita tolak, tetapi kita tetap bisa mengantisipasinya agar bencana itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa maupun korban harta,” katanya.
BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor, Banjarbaru, melaporkan, kondisi cuaca di Kalsel pada 1-7 Desember umumnya hujan ringan dan berpotensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang hampir di seluruh wilayah Kalsel. Potensi hujan yang disertai petir atau kilat itu harus diwaspadai.