Bupati Probolinggo Kisahkan Pengalamannya Saat Terpapar Covid-19
Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari mengungkapkan bahwa dirinya baru saja sembuh dari Covid-19. Tantri berharap semua pihak mengambil hikmah dari kasus tersebut.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
PROBOLINGGO, KOMPAS — Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari mengungkapkan bahwa dirinya baru saja sembuh dari Covid-19. Tantri berharap semua pihak mengambil hikmah dari kasus tersebut dan lebih menjaga kesehatan diri sendiri agar tidak turut tertular. Hingga saat ini, Tantri dan aparatur sipil negara Pemerintah Kabupaten Probolinggo masih menjalankan kerja dari rumah.
Kepastian kondisi kesehatan Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari tersebut diketahui saat jumpa pers secara virtual, Senin (7/12/2020). Saat itu, Pemerintah Kabupaten Probolinggo menjelaskan soal kasus Covid-19 di Probolinggo yang terus naik dari waktu ke waktu.
Dalam kesempatan itu, Tantri menjawab pertanyaan seorang jurnalis. Ia mengatakan mulai merasakan tanda tidak enak badam pada Sabtu (21/11/2020). Saat itu, ia merasa sangat mengantuk, lemas, dan tulang-tulangnya terasa sakit pada pukul 10.00. Hal itu dinilai janggal karena biasanya rasa kantuk akan datang selepas tengah hari. Kondisi mengantuk dan lemas itu, menurut dia, terasa seperti orang usai begadang.
Awalnya, Tantri menduga ia capek sebab sehari sebelumnya melakukan perjalanan darat naik kendaraan pribadi ke luar kota. Oleh karena itulah, ia memutuskan membatalkan beberapa kegiatan yang dijadwalkan hari itu.
”Saya mulai curiga, setelah dua hari kemudian, yaitu Senin, badan saya masih saja lemas dan sakitnya tidak juga hilang. Akhirnya, Senin siang saya lakukan tes swab antigen secara mandiri dan menunjukkan saya reaktif. Berikutnya, saya meminta dinas kesehatan untuk melakukan tes PCR dan malamnya diketahui saya positif Covid-19,” katanya.
Selasa (23/11/2020), Tantri pindah menempati rumah isolasi khusus, terpisah dari keluarganya. Isolasi dilakukan pada 24 November-5 Desember 2020. Isolasi tidak dilakukan di RS karena perempuan bupati pertama di Probolinggo itu tidak mengalami gejala klinis yang mengharuskannya dirawat di RS.
Pada Minggu (6/12/2020), Tantri sudah pulang lagi ke rumahnya karena sudah dinyatakan negatif Covid-19. ”Sejak Minggu siang, saya kembali ke rumah dan sudah bisa berkumpul dengan keluarga. Namun, tetap dengan syarat, saya harus lakukan karantina di rumah, masih maskeran N95, dan seminim mungkin berinteraksi dengan keluarga di rumah,” tuturnya.
Berkaca dari kasusnya, Tantri berharap masyarakat bisa mengambil hikmahnya. ”Yang ingin saya sampaikan kepada teman-teman dan masyarakat, gejala Covid-19 ini sangat personal. Sebisa mungkin mulai sekarang kita betul-betul menyadari kondisi diri sendiri. Perubahan seminim apa pun yang dirasakan harus kita waspadai karena penularannya sangat cepat,” katanya.
Sebisa mungkin mulai sekarang kita betul-betul menyadari kondisi diri sendiri. Perubahan seminim apa pun yang dirasakan harus kita waspadai karena penularannya sangat cepat.
Sampai saat ini, Tantri mengaku tidak tahu tertular virus dari mana. ”Saya pikir tidak perlu dibahas kemungkinannya tertular dari mana, tapi kita harus waspada. Analoginya, ibarat perampok, virus sudah di teras depan rumah kita sehingga kalau kita lengah sedikit saja dia akan masuk ke tubuh kita,” katanya.
Libur akhir tahun
Adapun menjelang libur akhir tahun 2020, Pemkab Probolinggo tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Bahkan, mereka melarang kegiatan yang mengundang kerumunan.
”Menyambut Natal dan Tahun Baru, kami sudah bersiap mulai dari Pemkab, satgas kecamatan, desa, dengan menggandeng seluruh pengelola wisata dan pokdarwis untuk menerapkan protokol kesehatan CHSE (kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlangsungan lingkungan). Bahkan, dua minggu lalu, saat saya rasakan gejala awal Covid-19, kami telah meluncurkan dan berikan sertifikat CHSE bagi pengelola wisata di Probolinggo,” kata Tantri.
Tempat-tempat wisata dan pengelolanya telah berkomitmen untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Mereka mengedepankan kesehatan dan keamanan saat menerima tamu dari mana pun.
Adapun syarat khusus untuk wisatawan, Tantri yakin bahwa semua wisatawan sudah paham protokol kesehatan yang disyaratkan. Yang jelas, menurut dia, kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan, seperti hiburan, belum diizinkan digelar.
Per 6 Desember 2020, kasus Covid-19 di Kabupaten Probolinggo mencapai total 1.710 kasus. Dari jumlah tersebut, 149 orang menjalani perawatan (bertambah 18 kasus), 1466 orang telah sembuh (bertambah 7 kasus), dan 95 orang meninggal.
Kepala Dinas Kesehatan Probolinggo Sodiq Tjahjono mengatakan bahwa untuk menekan laju peningkatan Covid-19, Pemkab berharap masyarakat terus mematuhi protokol kesehatan. ”Kegiatan tracing, testing, dan treatment akan terus dilakukan. Bahkan, saat ini, kami menjajaki kemungkinan melakukan uji swab di tingkat puskesmas. Ada 11 puskesmas yang sudah dijajaki. Harapannya, dengan ini, masyarakat akan lebih mudah terlayani,” ujarnya.
Meski vaksin Covid-19 sudah mulai datang ke Indonesia, Sodiq berharap masyarakat tidak lengah. Sebab, sasaran vaksinasi nantinya terlebih dahulu adalah tenaga kesehatan, lalu kontak erat/orang yang memberikan pelayanan publik, termasuk TNI/Polri, satpol PP, petugas damkar, PDAM, PLN, dan seterusnya, lalu tenaga pendidik dan ASN yang tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat,” katanya.
Sasaran vaksinasi Covid-19 yang disiapkan oleh Pemkab Probolinggo saat ini sebanyak 704.166 orang. Mereka adalah penduduk usia produktif. Adapun warga Kabupaten Probolinggo berjumlah sekitar 1,2 juta jiwa.