Sistem di Aplikasi Ojek Daring Bisa Membantu Pelacakan Kontak Erat Pasien Covid-19
Perusahaan aplikasi ojek daring bisa menggunakan sistem informasi yang dimiliki untuk membantu Satgas Covid-19 untuk melacak kontak erat.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS – Perusahaan aplikasi ojek daring bisa menggunakan sistem informasi yang dimiliki untuk membantu Satgas Covid-19 di Kalimantan Timur untuk melacak kontak erat. Sistem informasi yang ada di aplikasi bisa digunakan untuk mengetahui siapa saja penumpang yang telah berkontak dengan pengemudi atau sebaliknya.
Hal itu dilakukan salah satunya untuk mempermudah pelacakan kontak erat jika pengemudi ojek daring atau penumpang ada yang terkonfirmasi positif. Sebab, di masa pandemi Covid-19, pengemudi ojek daring adalah salah satu pekerja yang tidak bisa bekerja di rumah dan bertemu banyak orang.
“Jika ada pasien yang terkonfirmasi positif dan pernah tatap muka dengan mitra kami, pihak Satgas Covid-19 akan memberi informasi. Melalui sistem kami, bisa dilacak, jam berapa berkontaknya dan di mana. Begitu juga jika salah satu mitra kami ada yang terkonfirmasi positif,” ujar Head of Regional Corporate Affairs East Indonesia Gojek, Mulawarman, dalam pemaparan hasil riset “Faktor Perilaku dan Active Case Finding dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 pada Ojek Online di Samarinda”, Kamis (26/11/2020).
Ia mengatakan, sistem informasi di aplikasi ojek daring memungkinkan untuk melakukan pelacakan kontak erat. Itu didapat dari riwayat layanan di aplikasi. Dari sana, kontak erat dari pengemudi atau penumpang bisa dengan mudah dilacak.
Selain itu, perusahaan aplikasi ojek daring juga memiliki program untuk melindungi mitra dan pengguna aplikasi. Gojek memiliki program jaga kesehatan, kebersihan, dan keamanan. Hal itu diterapkan dengan mewajibkan mitra memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Salah satu yang sulit dilakukan adalah menjaga jarak ketika membawa penumpang.
Jika ada pasien yang terkonfirmasi positif dan pernah tatap muka dengan mitra kami, pihak Satgas Covid-19 akan memberi informasi. Melalui sistem kami, bisa dilacak, jam berapa berkontaknya dan di mana (Mulawarman)
Pihak Gojek sudah berupaya membuat penghalang plastik untuk digunakan mitra pengemudi motor dan mobil. Penggunaan pembayaran dengan uang digital juga dimaksimalkan. Itu diharapkan mampu mengurangi risiko penularan dengan menghindari kontak langsung antara mitra dan pengguna aplikasi.
Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia wilayah Kalimantan Timur, Swandari Paramita, mengatakan, sistem yang dimiliki ojek daring akan sangat membantu proses pelacakan. “Itu kami sangat hargai betul. Di Balikpapan, Samarinda, dan Kutai Kartanegara pihak puskesmas yang selama ini membantu melakukan pelacakan kontak erat,” kata Swandari.
Menjalankan protokol kesehatan
Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman Samarinda meneliti penerapan protokol kesehatan kepada pengemudi ojek daring di Samarinda. Penelitian itu berjudul “Faktor Perilaku dan Active Case Finding dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 pada Ojek Online di Samarinda”.
Riset itu dilakukan kepada 100 pengemudi ojek daring di Samarinda. Dari penelitian itu, didapati 99 persen responden menggunakan masker. Meski demikian, kesalahan menggunakan masker masih ditemukan.
“Dari observasi di lapangan, masih ada beberapa yang meletakkan masker di dagu, memegang masker secara bebas, dan tidak menutup area mulut serta hidung secara sempurna,” ujar salah satu peneliti, Dina Lusiana Setyowati.
Meski demikian, kesadaran untuk menggunakan alat pelindung diri dan menjaga kebersihan sudah diterapkan oleh pengemudi ojek daring. Selain hampir semua responden menggunakan masker, 94 persen responden telah menerapkan cuci tangan menggunakan sabun. Sebanyak 89 persen responden juga menerapkan jaga jarak.
Untuk mengurangi kontak antara mitra dan pengguna layanan aplikasi ojek daring, beberapa layanan dimaksimalkan agar kontak langsung bisa dihindari. Mulawarman mengatakan, terdapat layanan di aplikasi yang bisa digunakan oleh pengguna saat memesan makanan. Pembeli bisa meminta pengemudi ojek daring untuk meletakkan makanannya di suatu tempat agar tak terjadi kontak langsung.
Kebiasaan baru semacam itu, diharapkan terus diupayakan di berbagai lini, terutama masyarakat yang tak bisa bekerja dari rumah. Swandari mengatakan, penerapan protokol kesehatan dengan membiasakan diri menerapkan protokol kesehatan perlu dilakukan.
“Adaptasi kebiasaan baru di masa mendatang tetap diterapkan. Kita sekarang masih bergerak menuju puncak pandemi Covid-19. Kemarin itu mencapai rekor tertinggi penambahan kasus nasional, sekitar 5.500 kasus baru,” ujar Swandari.