Sejumlah KPU di Sulawesi Selatan akan mendahulukan distribusi logistik untuk wilayah terpencil. Namun, sebagian logistik yang pengadaannya di Pulau Jawa belum tiba. KPU Tana Toraja bahkan harus menjemput sendiri.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR KOMPAS - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tana Toraja terpaksa menjemput sebagian logistik pilkada kabupaten 2020 di Pulau Jawa karena hingga kini baru sebagian logistik yang masuk. Padahal, Tana Toraja perlu segera mendistribusikan logistik ke wilayah-wilayah pelosok agar tak terlambat.
“Surat suara perbaikan terpaksa dijemput sendiri ke Surabaya karena kami khawatir masih lama, sementara waktu terus berjalan. Tana Toraja memiliki sejumlah wilayah yang jauh dan harus kami dahulukan distribusi logistiknya,” kata Rizal Randa, Ketua KPU Tana Toraja, Kamis (26/11/2020).
Tana Toraja merupakan daerah di utara Sulawesi Selatan yang memiliki banyak wilayah di pelosok pegunungan. Tak hanya jauh, kondisi jalan ke sejumlah wilayah ini juga buruk. Bahkan, banyak di antaranya rawan longsor, terutama saat musim hujan. Saat ini, wilayah Tana Toraja dan sekitarnya sudah sering diguyur hujan.
Serupa dengan Toraja, KPU Luwu Utara juga masih menunggu sebagian logistik pilkada kabupaten yang belum datang. Sejauh ini baru kertas suara dan beberapa perlengkapan serta sebagian alat pelindung diri (APD) untuk mencegah Covid-19 yang telah tiba. Luwu Utara merupakan tetangga Toraja yang juga memiliki banyak wilayah di pegunungan.
“Kami berharap enam atau tujuh hari sebelum hari H, sudah bisa mendistribusikan logistik ke daerah pelosok. Sebenarnya, jika logistik seperti APD sudah lengkap, kami berencana mau mendistribusikannya lebih dahulu. Barang lain sepeti surat suara, kami distribusikan setelahnya. Tapi, kami masih menunggu,” kata Hayu Vandi, Komisioner KPU Luwu Utara.
Di Luwu Utara terdapat tiga kecamatan yang lokasinya terpencil, yakni Rampi, Seko, dan Rongkong. Kecamatan ini berbatasan dengan Kabupaten Poso dan Sigi di Sulawesi Tengah, Mamuju di Sulawesi Barat, serta Kabupaten Toraja Utara.
Kondisi jalan ke wilayah ini berupa tanah dan berbatu. Ada juga jalur yang harus melewati sungai maupun hutan. Kendaraan yang bisa melintasi medan ini adalah jenis kendaraan yang memiliki penggerak empat roda. Selebihnya hanya bisa ditempuh denga kendaraan roda dua.
Pertengahan November lalu, Kompas mencoba menjajal jalur ke Seko dengan mobil berpenggerak dua roda. Namun, saat itu kendaraan hanya bisa mencapai desa pertama, yakni Desa Embonatana yang berbatasan dengan Kecamatan Rongkong. Kondis jalan yang buruk membuat perjalanan tidak bisa dilanjutkan ke ibu kota kecamatan maupun desa-desa lain.