Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar Segera Perkuat Konektivitas di Jatim
Dukungan konektivitas di Jatim kembali menguat dengan segera dioperasikannya Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar. Jalan sepanjang 38,29 kilometer ini diharapkan memperlancar arus lalu lintas masyarakat dan dunia industri.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Dukungan konektivitas di Jawa Timur kembali menguat dengan segera dioperasikannya Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar. Jalan sepanjang 38,29 kilometer ini diharapkan tidak hanya memperlancar arus lalu lintas masyarakat, tetapi juga mendukung kelancaran akses bagi dunia industri.
Direktur Utama Waskita Karya Destian Soewardjono mengatakan, pembangunan proyek dengan nilai investasi Rp 12,22 triliun ini telah rampung. Rencana akhir bulan ini dioperasikan karena tarifnya juga sudah ditetapkan. Tinggal menunggu izin operasional dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
”Tol ini akan menjadi tulang punggung jalur logistik di Jatim, terutama kawasan Mojokerto, Sidoarjo, Gresik, dan Lamongan,” ujar Destian di sela kunjungannya ke ruas tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM), Selasa (24/11/2020).
Jalan Tol KLBM terdiri atas empat seksi, tiga seksi di antaranya progres konstruksinya telah selesai 100 persen. Ketiga seksi itu meliputi seksi 1 Krian-Kedamean Mengganti sepanjang 9,77 km, seksi 2 Kademean Mengganti-Boboh sepanjang 8,83 km, dan seksi 3 Boboh-Bunder sepanjang 10,40 km.
Sementara itu, untuk seksi 4 ruas Bunder-Manyar belum bisa dipastikan kapan rampung lantaran terhambat pandemi Covid-19. Alokasi anggaran untuk melanjutkan pengerjaan proyek ini terkena refocusing. Meski demikian, harapannya bisa dianggarkan pada APBN 2021.
Menurut Destian, kehadiran Jalan Tol KLBM akan mengakselerasi mobilitas transportasi untuk kebutuhan dunia industri. Contohnya angkutan logistik dari Mojokerto dan Sidoarjo barat, yakni Krian, bisa langsung menuju Tanjung Perak tanpa perlu masuk ke Surabaya.
Selain itu, Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar akan memberikan aksesibilitas yang sangat baik bagi kendaraan logistik yang hendak ke kawasan industri Java Integrated and Ports Estate (JIIPE). Kawasan industri terintegrasi pertama di Indonesia ini merupakan yang terbesar di Jatim.
Tol ini akan menjadi tulang punggung jalur logistik di Jatim, terutama kawasan Mojokerto, Sidoarjo, Gresik, dan Lamongan.
Adapun untuk masyarakat umum, manfaat yang dirasakan antara lain kemudahan dan kelancaran perjalanan dari Mojokerto serta Krian (Sidoarjo) menuju Gresik dan Lamongan. Mereka bisa langsung masuk tol sehingga tidak perlu melewati kota Surabaya.
Jalan tol ini merupakan bagian dari jalan tol non-Trans Jawa dan nantinya terhubung dengan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto. Proyek ini menjadi akses pendukung peningkatan kegiatan perekonomian di Jatim. Selain industri, sektor pariwisata juga diharapkan bisa didukung oleh kehadiran Jalan Tol KLBM.
Direktur Teknik dan Operasional PT Waskita Bumi Wira Norman Hidayat menambahkan, Jalan Tol KLBM seksi 1-3 sepanjang 29 km siap beroperasi. Bahkan, administrasi, seperti surat laik operasi dan tarif tol, sudah ditetapkan. Praktis tinggal tunggu izin untuk mengoperasikan.
PT Waskita Karya terus berekspansi mengembangkan sejumlah infrastruktur di Jatim. Setidaknya ada tiga ruas tol yang pembangunannya tengah berjalan, yakni ruas Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) sepanjang 38,29 km dan ruas tol Pasuruan-Probolinggo sepanjang 43,75 km dengan nilai investasi Rp 6,36 triliun, serta ruas Tol Probolinggo-Banyuwangi dengan nilai kontrak mencapai Rp 1,05 triliun.
Pembangunan ruas Tol Pasuruan-Probolinggo terdiri dari 4 seksi. Pada seksi 1-3 telah beroperasi, sedangkan seksi 4 masih dalam proses konstruksi. Ruas tol ini mengakselerasi aksesibilitas bagi kendaraan logistik sehingga meningkatkan produktivitas dunia usaha. Harapannya, menciptakan kebangkitan perekonomian serta menciptakan lapangan kerja. Dalam proyek ini, pemegang konsesi adalah PT Trans Jawa Paspro Jalan Tol.
Sementara itu, untuk perkembangan proyek Tol Probolinggo-Banyuwangi lama pengerjaan 730 hari. Ruas ini nantinya akan dikelola oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk, di mana Waskita hanya sebagai kontraktor. Kontrak paket ini sudah dikantongi, tetapi Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) masih menunggu dari Jasa Marga.
Jalan lintas selatan
Sementara itu, pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) Jatim hingga November ini totalnya 56,73 persen atau sepanjang 383,10 km dari rencana 675,31 km. Menurut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, progres pembangunan JLS ini lebih cepat dari perkiraan mengingat saat ini kondisi pandemi Covid-19.
”Tentunya ini menunjukkan keseriusan Pemprov Jatim dalam pemerataan pembangunan di semua wilayah. JLS merupakan salah satu program unggulan untuk mengurangi disparitas pembangunan antara wilayah utara dan wilayah selatan Jatim,” ujar Khofifah.
Proyek JLS ini melintasi delapan kabupaten, mulai dari Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember, dan berakhir di Banyuwangi. Pengembangan infrastrktur di wilayah selatan Jatim selama ini masih terbatas, terutama aksesibiltasnya.
Pembangunan wilayah selatan diharapkan bisa membuka peluang pengembangan kegiatan ekonomi, pemanfaatan sumber daya alam, dan pengembangan sentra-sentra produksi. Selain itu, mendongkrak aksesibilitas kawasan-kawasan produktif dan menjembatani pembukaan obyek wisata di wilayah selatan Jatim.