Semarang Bangun Ruang Terbuka Hijau dengan Kabel Bawah Tanah
Signature Park dibangun di tanah lapang aset negara, bagian dari eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Sejak masa krisis moneter, bangunan terbengkalai. Pada 2019 dihibahkan dari Kemenkeu ke Pemkot Semarang.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Semarang memanfaatkan kolaborasi dengan swasta guna menambah ruang terbuka hijau. Mereka kini membangun Signature Park di Jalan Pierre Tendean, yang akan menjadi taman dengan kabel bawah tanah pertama di kota lumpia tersebut.
Signature Park dibangun di tanah lapang yang merupakan bagian dari aset negara dari eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Sejak masa krisis moneter, bangunan itu terbengkalai. Kementerian Keuangan lalu menghibahkannya kepada Pemkot Semarang pada 2019.
Adapun pendanaan pembangunan taman tersebut memanfaatkan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PT Gudang Garam. Ini kedua kalinya pembangunan ruang publik di Kota Semarang dengan memanfaatkan CSR. Sebelumnya ialah Taman Indonesia Kaya, yang bekerja sama dengan PT Djarum.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang Ali, Senin (23/11/2020), mengatakan, pembangunan Signature Park telah mencapai 50 persen dan ditargetkan rampung akhir Desember 2020. Pekerjaan akan dikebut oleh kontraktor guna mengejar target.
”Ini akan menjadi taman percontohan, pertama kalinya ada taman di Kota Semarang yang kabel-kabel di sekitarnya masuk ducting (media saluran bawah tanah). Hal ini agar ruang publik benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan nyaman,” kata Ali.
Taman tersebut dibangun di atas lahan seluas sekitar 760 meter persegi, dengan anggaran sekitar Rp 3,2 miliar. Menurut Ali, nantinya pemeliharaan akan dilakukan oleh pihak ketiga, seperti yang diterapkan di Taman Indonesia Kaya. Hal itu akan membuat taman lebih terawat.
Di taman tersebut, menurut Ali, akan ada sejumlah fasilitas, seperti sarana prasarana bagi masyarakat, termasuk Wi-Fi, penyemprot air untuk penyegaran, toilet, dan kamera pemantau (CCTV). Diharapkan, warga bisa memanfaatkan sekaligus merawat taman tersebut dengan baik.
Taman tersebut akan menjadi ruang terbuka hijau (RTH) ke-290 di Kota Semarang. ”Saat ini ada 89 RTH yang aktif. Selanjutnya, kami berharap akan semakin banyak CSR untuk pembangunan taman atau sarana lain di Kota Semarang. Sejumlah pendekatan sudah ada,” ucap Ali.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap Signature Park menjadi salah satu paru-paru dari Kota Semarang dengan mengedepankan keasrian dan keberlanjutan dari sisi lingkungan. Dengan demikian, taman itu dapat menjadi sarana bagi warga untuk berinteraksi.
”Kecantikan, keharmonisan, dan kerukunan ini akan bisa menimbulkan suatu aura positif yang saya harapkan akan makin meningkatkan daya tarik Semarang. Tidak hanya di antara kota-kota di Indonesia, tetapi juga bisa menjadi ikon dunia,” kata Sri Mulyani saat peletakan batu pertama yang diikutinya secara virtual pada Juli 2020.
Sementara itu, Bambang L Supatra dari PT Karya Satria, sebagai kontraktor, menuturkan, sejumlah percepatan dilakukan agar pembangunan taman tersebut dapat selesai akhir 2020. Selain lembur, antisipasi terhadap intensitas hujan yang meninggi juga dilakukan.
”Selama ini, pekerjaan dilakukan hingga sekitar pukul 18.00, tetapi sekarang ditambah hingga pukul 22.00. Tenaga kerja juga kami tingkatkan dari 50 orang menjadi 80 orang. Saat ini, medan kerjanya pun sudah lebih terbuka,” kata Bambang.