Banjir di Cilacap sejak Selasa lalu perlahan mulai surut pada Jumat (20/11/2020). Sebagian pengungsi telah kembali untuk membersihkan rumahnya. Warga diimbau waspada terhadap banjir susulan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Banjir yang melanda sejumlah lokasi di Cilacap, Jawa Tengah, sudah mulai surut. Sejumlah warga yang mengungsi telah kembali ke rumah untuk membersihkan rumahnya dari lumpur. Banjir susulan diwaspadai karena cuaca masih cenderung mendung berawan.
”Banjir sudah mulai surut, tapi masih ada beberapa titik yang tergenang air. Warga di pengungsian juga sebagian kembali ke rumah untuk membersihkan rumahnya,” kata Kepala UPT Kroya Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cilacap Gunardi, saat dihubungi dari Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (20/11/2020).
Banjir yang terjadi sejak Selasa (17/11/2020) menyebabkan ketinggian air lebih dari 1,5 meter. Saat ini, air sudah mulai surut dan genangan yang ada berkisar 20 sentimeter hingga 120 sentimeter.
”Banyak tanggul sungai jebol karena kurang terawat. Hujan yang lebat dan sampah yang banyak juga menyebabkan air meluap ke permukiman. Sekarang jalan Buntu-Kroya sudah bisa dilalui kendaraan,” tutur Gunardi.
Terendam
Berdasarkan dari laporan yang ada, kata Gunardi, jumlah pengungsi dari Desa Gentasari masih ada 194 orang karena rumahnya masih terendam dengan ketinggian 20-120 sentimeter dan Desa Mujur sebanyak 386 orang karena ketinggian air berkisar 10-45 sentimeter.
”Di Desa Klumprit, Kecamatan Nusawungu, masih ada 34 rumah terendam dengan ketinggian sekitar 30 sentimeter, tapi tidak ada pengungsi di sana,” paparnya.
Menurut Gunardi, sejumlah sungai yang meluap dan menyebabkan banjir, antara lain, Sungai Tipar, Sungai Siwaja, Sungai Mujur, Sungai Tugu, dan Sungai Gatel. ”Warga yang masih ada di pengungsian membutuhkan bantuan logistik makanan, pakaian, dan juga masker,” ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Cilacap Tri Komara menyampaikan, berdasarkan data yang dikumpulkan, banjir melanda 45 desa yang tersebar di 14 kecamatan sehingga menyebabkan 5.677 orang mengungsi. Selain di Kroya, banjir yang cukup parah juga terjadi di Sidareja.
Banyak tanggul sungai jebol karena kurang terawat. Hujan yang lebat dan sampah yang banyak juga menyebabkan air meluap ke permukiman. Sekarang jalan Buntu-Kroya sudah bisa dilalui kendaraan. (Gunardi)
Tanah longsor tersebar di 14 desa dan menyebabkan 4 rumah roboh, 9 rumah rusak berat, 2 rumah rusak sedang, dan 43 rumah rusak ringan. Adapun angin kencang menyebabkan 1 rumah rusak berat dan 3 rumah rusak sedang. ”Untuk banjir tercatat ada 23 titik tanggul yang jebol di Cilacap,” tutur Tri.
Seperti diberitakan sebelumnya, banjir di Cilacap menyebabkan 2 orang tewas, 19.188 keluarga atau 48.528 orang terdampak banjir. Sejumlah bantuan juga digalang, baik melalui penggalangan dana di media sosial maupun pengumpulan dana di jalan-jalan di sekitar Banyumas.