Mayat Perempuan dengan Luka di Wajah Ditemukan di Jalur Paralayang
Mayat perempuan ditemukan di pinggir jalan menuju arena paralayang Mantatimali, Kecamatan Kinavaro, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Ditemukan sejumlah luka di wajah korban dan tidak ditemukan tanda pengenal di lokasi.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·2 menit baca
SIGI, KOMPAS — Mayat perempuan ditemukan di pinggir jalan menuju arena paralayang Mantatimali, Kecamatan Kinavaro, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Ditemukan sejumlah luka di wajah korban. Polisi masih menyelidiki kejadian itu.
”Kami masih menyelidiki kasus ini. Kami sudah mulai telusuri asal korban karena tidak ditemukan tanda pengenal, bagaimana dia bisa sampai di situ. Lalu kemungkinan dengan siapa dan lainnya. Warga sekitar tak mengenal korban,” kata Kepala Kepolisian Resor Sigi Ajun Komisaris Besar Yoga Priyahutama di Sigi, Sulteng, Rabu (18/11/2020).
Ia menyatakan, dari identifikasi awal ditemukan luka di dagu dan pelipis bagian kiri dekat dengan mata korban. Mayat sudah berada di RS Bhayangkara, Palu, Sulteng, untuk diotopsi. Hasil otopsi itu diharapkan membuka misteri kematian korban.
Penting untuk mengungkap identitas korban sehingga bisa menguak hal lain, termasuk keluarga dan orang yang berhubungan dengan korban. (Yohanes Budiman)
Mayat perempuan tersebut ditemukan sejumlah orang di pinggir jalan Gunung Maponji Dusun II, Desa Balane, Kecamatan Kinavaro, Sigi, Selasa (17/11/2020) sekitar pukul 17.00 Wita. Mereka menemukan korban di pinggir jalan dengan posisi tengkurap. Korban mengenakan celana jins berwarna biru tua. Mayat korban sebelumnya ditutupi dedaunan dan ranting.
Mereka lalu melaporkan temuan itu ke Kantor Kepolisian Sektor Marawola yang berjarak 5 kilometer dari situ. Sekitar pukul 19.45 Wita tim dari Polsek Marawola dan Unit Identifikasi Polres Sigi menuju lokasi kejadian untuk mengolah tempat kejadian perkara sekaligus mengevakuasi korban ke rumah sakit.
Tempat berkemah
Lokasi temuan mayat tersebut merupakan jalur menuju arena paralayang yang selama ini juga dipakai untuk berkemah, terutama pada akhir pekan. Dari lokasi di lereng gunung di wilayah barat Sigi itu bentangan Kota Palu terlihat jelas. Jarak Balane sekitar 35 kilometer dari Palu, sementara arena paralayang sekitar 50 kilometer.
Yoga menyatakan, pihaknya juga mengharapkan ada anggota keluarga yang melaporkan kehilangan keluarganya. Umur korban tak bisa ditaksir, hanya yang jelas korban tersebut perempuan dewasa.
Secara terpisah, praktisi hukum pidana di Palu, Yohanes Budiman, menyatakan, melihat adanya luka di beberapa bagian tubuh korban, bisa disimpulkan adanya indikasi kekerasan terhadap korban. Jamaknya dari kejadian seperti itu pelakunya orang dekat atau setidaknya mengenal korban.
”Penting mengungkap identitas korban sehingga bisa menguak hal lain, termasuk keluarga dan orang yang berelasi dengan korban,” ujarnya.
Untuk itu, kepolisian harus secepatnya menelusuri identitas korban agar kejadian itu bisa diungkap dengan jelas, terutama untuk menjerat pelaku dan mengetahui motif tindakannya.