Dua Jenazah Kakak-Adik Korban Longsor Dimakamkan Dalam Satu Liang Kubur
Dua jenazah kakak beradik korban longsor di Desa Banjarpanepen, Banyumas, Jawa Tengah, dimakamkan dalam satu liang lahat, Rabu (18/11/2020). Jenazah sang ayah hingga Rabu siang belum ditemukan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Jenazah korban longsor yang juga kakak beradik, yaitu Lukas (13) dan Yudas (8), dimakamkan dalam satu lubang kubur di Makam Mertelu, Desa Banjarpanepen, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (18/11/2020). Satu korban masih dicari, yaitu sang ayah bernama Basuki (55).
”Menurut rencana, dua jenazah ini akan dimakamkan bersama ayahnya. Namun, hingga tengah hari ini jenazah ayahnya belum ditemukan,” kata Ketua RT 002 RW 001 Kristiyanto, Rabu, di pemakaman.
Kedua jenazah itu sebelumnya disemayamkan di Gereja Kerasulan Baru di desa tersebut. Setelah didoakan, jenazah dibawa ke pemakaman menggunakan mobil bak terbuka. ”Itu satu lubang lagi sudah disiapkan untuk ayahnya,” kata Kristiyanto sambil menunjuk lubang yang ada di sebelahnya.
Lubang untuk jenazah sang ayah berada di samping makam istrinya, Sugiarti (45), yang baru dimakamkan Selasa (17/11/2020) siang. Mereka sekeluarga menjadi korban longsor pada Selasa dini hari. Jenazah Sugiarti ditemukan Selasa pagi, sementara jenazah Lukas dan Yudas ditemukan Selasa siang dan sore. ”Mudah-mudahan jenazah ayahnya bisa ditemukan hari ini,” kata Kristiyanto.
Membersihkan material
Di lokasi bencana, sebuah alat berat sudah mulai beroperasi membersihkan material longsor. Personel gabungan dari TNI-Polri, Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, sejumlah sukarelawan, dan masyarakat bergotong royong membersihkan material di sekitar rumah Basuki yang sudah rata tertimpa material longsor.
Komandan Kompi 3 Batalyon B Pelopor Satuan Brimob Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Satu Siswadi Jamal menyampaikan, tim terkendala oleh kondisi medan yang curam dan keterbatasan alat. ”Kendala di lapangan berupa peralatan, seperti linggis dan cangkul, yang terbatas. Selain itu, selang besar untuk mengurai tanah terbatas,” ujar Siswadi.
Seperti diberitakan sebelumnya, tebing lebih dari 300 meter di Grumbul Kalicawang, Desa Banjarpanepen, longsor pada Selasa sekitar pukul 04.00. Hujan lebat sepanjang malam menjadi pemicu longsor. Jenazah Sugiarti, sebelumnya ditulis Wagiyah, ditemukan sekitar 20 meter dari rumahnya.
Kendala di lapangan berupa peralatan, seperti linggis dan cangkul, yang terbatas. Selain itu, selang besar untuk mengurai tanah pun terbatas. (Siswadi)
Selain longsor di Desa Banjarpanepen, Selasa lalu, satu orang juga meninggal di Desa Bogangin, Sumpiuh, atas nama Wagimin (50). Korban meninggal karena tertimpa material longsor.