Gempa M 6,3 Guncang Kepulauan Mentawai, Terasa Kuat hingga Padang
Gempa bumi berkekuatan M 6,3 mengguncang wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Selasa (17/11/2020) pagi. Getaran dirasakan kuat oleh masyarakat beberapa wilayah Kepuluan Mentawai dan terasa hingga Padang.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Gempa bumi berkekuatan M 6,3 mengguncang wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Selasa (17/11/2020) pagi. Getaran dirasakan kuat oleh masyarakat beberapa wilayah Kepuluan Mentawai dan terasa hingga ke Padang. BMKG menyatakan gempa tidak berpotensi tsunami.
BMKG mencatat, gempa tektonik ini terjadi pada Selasa pukul 08.44. Episentrum gempa berada pada koordinat 2,90 lintang selatan dan 99,07 bujur timur, tepatnya di laut pada jarak 112 kilometer arah barat daya Kota Tuapejat, Kepulauan Mentawai, pada kedalaman 13 kilometer. Parameter gempa dimutakhirkan dari M 6,3 menjadi M 6,0.
Elza Desriki (27), warga Tuapejat, Selasa pagi, mengatakan, gempa dirasakan kuat olehnya dan tetangganya. Mereka pun bergegas keluar rumah untuk melindungi diri. Riki menjelaskan, gempa terasa mengayun sekitar 10 detik.
”Saya sedang tiduran. Lalu terjadi gempa. Saya dan tetangga langsung ke luar rumah karena gempanya kuat,” kata pria yang biasa dipanggil Riki, Selasa pukul 10.00. Kendati goncangan terasa, tidak ada kerusakan akibat gempa dan warga pun sudah kembali beraktivitas.
Kepala Pelaksana BPBD Kepulauan Mentawai Novriadi mengatakan, gempa dirasakan kuat oleh masyarakat di sejumlah desa di kabupaten itu. ”Data sementara, belum ada laporan kerusakan bangunan akibat gempa,” kata Novriadi.
Saya sedang tiduran. Lalu terjadi gempa. Saya dan tetangga langsung ke luar rumah karena gempanya kuat. (Elza Desriki)
Novriadi menjelaskan, di Betaet, Desa Simelegi, Kecamatan Siberut Barat, gempa terasa kuat dan masyarakat secara spontan mengungsi ke bukit. Sementara itu, di Peipei, Desa Pasakiat Taileleu, Kecamatan Siberut Barat Daya; Kelurahan Tuapejat, Kecamatan Sipora Utara; Desa Beriulo, Kecamatan Sipora Selatan; Kecamatan Sikakap; gempa terasa kuat dan masyarakat keluar rumah.
Adapun di Labuan Bajau, Kecamatan Siberut Barat dan Desa Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara, gempa terasa tetapi tidak kuat.
Guncangan gempa di Kepulauan Mentawai terasa kuat hingga ke Padang. Irham Majid (19), mahasiswa di Kecamatan Padang Utara, mengatakan, gempa mengayun kuat sekitar 4 detik. Ia dan tetangga langsung ke luar rumah menyelamatkan diri.
”Saya langsung ke luar rumah takut ada gempa susulan,” kata mahasiswa Universitas Negeri Padang ini. Menurut Irham, situasi di sekitar rumah indekosnya sudah kembali seperti biasa. Namun, Irham mempersiapkan tas darurat sebagai antisipasi gempa susulan yang lebih besar.
Gempa dangkal
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, Selasa pagi, menjelaskan, berdasarkan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrum, gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas penyesaran di Investigator Fracture Zone (IFZ) dekat dengan batas tumbukan lempeng. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike slip fault).
Menurut Rahmat, guncangan gempa yang berpusat di sekitar Kepulauan Mentawai ini dirasakan di Padang, Painan, Sipora sebesar III-IV MMI. Sementara itu, di Solok, Padang Panjang, Bukittinggi, Pariaman, Kepahiang, sebesar II-III MMI. Di Pasaman, Kerinci, Payakumbuh, Solok Selatan, sebesar I-II MMI.
”Hingga saat ini (pukul 08.50) belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan, gempa ini tidak berpotensi tsunami,” kata Rahmat dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas. Hingga Selasa pukul 08.50, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.
Secara terpisah, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang Mamuri mengatakan, penyebab gempa Selasa ini sama dengan gempa-gempa sekitar M 5 sebelumnya di Pulau Pagai Selatan pada periode 15-19 Oktober 2020. Pada saat itu, gempa dirasakan kuat oleh masyarakat di Pulau Pagai Selatan dan sekitarnya.
”Penyebabnya sama, yakni zona subduksi. Namun, untuk gempa Pagai Selatan, subduksi di wilayah Pagai Selatan. Adapun gempa pada Selasa pagi disebabkan penyesaran dekat dengan batas tumbukan subduksi. Bukan megathrust Mentawai,” kata Mamuri.