Simulasi Pembelajaran Tatap Muka Mulai Digelar di Banjarmasin
Empat SMP negeri di Banjarmasin mulai melakukan simulasi pembelajaran tatap muka setelah hampir sembilan bulan melakukan pembelajaran daring. Pembelajaran dilakukan dengan standar protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Simulasi pembelajaran tatap muka mulai digelar di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, setelah hampir sembilan bulan pembelajaran dilakukan secara daring atau jarak jauh akibat pandemi Covid-19. Dari 35 sekolah menengah pertama negeri di Banjarmasin, hanya empat sekolah yang menggelar simulasi pembelajaran tatap muka.
Keempat sekolah itu adalah SMPN 7, SMPN 10, SMPN 12, dan SMPN 31 Banjarmasin. Simulasi pembelajaran tatap muka dengan standar protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di empat sekolah tersebut mulai dilakukan pada Senin (16/11/2020).
Kepala SMPN 7 Banjarmasin Kabul mengatakan, simulasi pembelajaran tatap muka di SMPN 7 dilaksanakan atas persetujuan orangtua siswa. Dari hasil survei yang dilakukan kepada 662 orangtua siswa, sebanyak 543 orangtua (82,02 persen) setuju untuk belajar tatap muka, 116 orangtua (17,52 persen) tidak setuju, dan 3 orangtua (0,45 persen) tidak mengisi survei.
”Pembelajaran tatap muka hanya untuk yang setuju masuk sekolah. Bagi yang tidak setuju dan tidak mengisi survei tetap dilayani lewat belajar daring dan luring,” kata Kabul pada hari pertama sekolah tatap muka di Banjarmasin, Senin.
Setiap hari, siswa yang datang ke sekolah di SMPN 7 hanya sepertiga dari jumlah yang setuju masuk sekolah atau sebanyak 181 siswa. Siswa yang masuk sekolah pada hari Senin akan masuk lagi pada hari Kamis. Siswa yang masuk pada hari Selasa akan masuk lagi pada hari Jumat, kemudian yang masuk pada hari Rabu masuk lagi pada hari Sabtu.
”Pembelajaran tatap muka merupakan tindak lanjut dari pembelajaran daring. Jadi, setiap siswa hanya dua hari mengikuti pembelajaran tatap muka dalam seminggu. Selebihnya, mereka tetap belajar secara daring,” tutur Kabul.
Dalam tahap simulasi pembelajaran tatap muka, siswa SMPN 7 masuk pukul 08.00 dan pulang pukul 10.40. Dalam kondisi normal, siswa pulang pukul 13.30. Jam belajar juga dikurangi dari 40 menit menjadi 25 menit per mata pelajaran. Jumlah siswa di dalam kelas dibatasi hanya 7-11 siswa dari biasanya 32-36 siswa.
Menurut Kabul, pembelajaran tatap muka dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Guru dan siswa yang datang wajib memakai masker dan dicek suhu tubuh. Setelah itu, semua wajib mencuci tangan dengan sabun sebelum masuk kelas. ”Kami telah menyiapkan 50 tempat cuci tangan,” ujarnya.
Kepala SMPN 10 Banjarmasin Saipuddin Zuhri mengatakan, simulasi pembelajaran tatap muka di SMPN 10 juga menerapkan standar protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Simulasi bisa dilaksanakan karena disetujui oleh orangtua siswa. ”Dari 552 orangtua siswa, yang setuju mencapai 97,3 persen,” katanya.
Bergantian
Setiap hari, menurut Saipuddin, siswa yang masuk sekolah hanya 50 persen dari jumlah siswa yang setuju. Mereka masuk bergantian dengan sistem ganjil dan genap nomor presensi. Nomor presensi ganjil masuk setiap Senin, Rabu, dan Jumat, sedangkan nomor presensi genap masuk setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu.
”Siswa yang merasa tidak enak badan atau kena flu diminta tidak datang ke sekolah. Mereka cukup mengikuti pembelajaran daring dari rumah seperti halnya siswa yang belum setuju masuk sekolah,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Totok Agus Daryanto mengatakan, pelaksanaan simulasi pembelajaran tatap muka di empat SMPN sudah mendapat izin dan rekomendasi dari tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Banjarmasin. Pelaksanaannya juga sudah mendapat persetujuan dari orangtua siswa.
”Kami minta keempat sekolah itu memberikan laporan setiap hari. Perkembangannya akan dilihat selama dua minggu. Jika tidak ada masalah di lapangan, tidak tertutup kemungkinan jumlah sekolah yang menggelar belajar tatap muka akan ditambah sambil melihat perkembangan zonasi risiko Covid-19 di Banjarmasin,” katanya.
Berdasarkan analisis risiko penularan Covid-19 dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per 8 November 2020, wilayah Kota Banjarmasin masih dalam zona oranye atau risiko sedang. Hingga Minggu (15/11/2020), kasus konfirmasi positif di Banjarmasin berjumlah 3.578 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.242 orang dinyatakan sembuh, 170 orang dirawat, dan 166 orang meninggal.
Perkembangannya akan dilihat selama dua minggu. Jika tidak ada masalah di lapangan, tidak tertutup kemungkinan jumlah sekolah yang menggelar belajar tatap muka akan ditambah sambil melihat perkembangan zonasi risiko Covid-19 di Banjarmasin.
Fajar Merah Ridwan, siswa kelas VII E SMPN 7 Banjarmasin, mengatakan tidak khawatir mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah karena sudah memakai masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak. ”Saya senang karena akhirnya bisa mengenakan seragam SMP, bertemu guru dan teman baru di sekolah,” katanya.