Pengiriman Surat Suara ke Wilayah Kepulauan Didahulukan
KPU Sulawesi Utara memprioritaskan penyaluran surat suara ke tiga kabupaten kepulauan. Langkah ini untuk mengantisipasi keterlambatan distribusi akibat cuaca.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Komisi Pemilhan Umum Sulawesi Utara memprioritaskan penyaluran salah satu logistik utama pemilu, yakni surat suara, ke tiga kabupaten kepulauan. Langkah ini untuk mengantisipasi keterlambatan pengiriman akibat kendala cuaca yang diperkirakan terjadi jelang akhir tahun.
Tiga kabupaten itu adalah Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Kepulauan Sangihe, dan Kepulauan Talaud. Tak kurang dari 234.380 kertas suara pemilihan gubernur tersebut dikirim ke tiga daerah pada Minggu dan Senin (15-16/11/2020) melalui jalur laut setelah dilepas secara seremonial di Kantor KPU Sulut.
Ketua KPU Sulut Ardiles mewoh mengatakan, sebanyak 71.266 lembar surat suara dikirim ke Talaud, sedangkan 54.122 lembar ke Sitaro. Adapun Sangihe mendapat jatah 108.992 surat suara. Jumlah tersebut setara jumlah pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) ditambah 2,5 persen surat suara cadangan di setiap tempat pemungutan suara (TPS).
Surat suara dicetak oleh PT Temprina Media Grafika di Gresik, Jawa Timur, dan dikirim dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. ”Pengiriman ke Sitaro kami dahulukan hari Minggu, sedangkan sisanya hari Senin. Kami langsung teruskan setelah surat suara tiba dari Surabaya,” kata Ardiles.
Ardiles mengatakan, tiga kabupaten kepulauan perlu didahulukan karena cuaca di Sulut diperkirakan tak menentu jelang akhir tahun. Fenomena La Nina di Samudera Pasifik dapat membawa hujan lebat yang menyebabkan penundaan pelayaran. ”Sebab itu, sejak awal kami menargetkan wilayah kepulauan didahulukan. Itu sudah kami lakukan sekarang. Kami serius bertekad tepat waktu dalam mendistribusikan logistik pemilihan, terutama surat suara,” ujarnya.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Minahasa Utara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Muhammad Candra Buana mengatakan, Sulut sudah memasuki musim hujan sejak pekan kedua Oktober 2020. Puncak musim hujan diprediksi jatuh pada Desember 2020-Januari 2021.
Curah hujan berkisar 288-365 milimeter per bulan, tetapi bervariasi setiap harinya. Sangat mungkin mencapai 100 mm per hari. Keadaan ini perlu diwaspadai karena potensi terjadinya banjir dan tanah longsor bisa meningkat selama periode tersebut.
”Menurut riwayat, kejadian bencana (hidrometeorologi) memang selalu terjadi di bulan-bulan itu. Menurut dinamika atmosfer, diprediksi akan ada La Nina lemah di Samudra Pasifik sehingga curah hujan di timur Indonesia, termasuk Sulut, bakal meningkat,” kata Candra, pekan lalu.
KPU Sulut memesan 1.882.495 surat suara yang merupakan total jumlah pemilih dalam DPT ditambah 2,5 persen surat suara cadangan di setiap TPS plus 2.000 lembar surat suara tambahan. KPU Sulut akan berupaya mendatangkan surat suara untuk 12 kabupaten/kota paling lambat 21 November mendatang seiring surat suara pemilihan wali kota dan bupati di tujuh daerah.
”Tanggal 22 November 2020, surat suara itu akan sudah ada di kabupaten/kota. Sejauh ini, masih sesuai dengan tahapan dan waktu yang kami susun,” tutur Ardiles.
Kepala Polda Sulut Inspektur Jenderal RZ Panca Putra Simanjuntak mengatakan, pihaknya akan menjamin keamanan distribusi surat suara. Proses percetakan di Gresik dan pengiriman ke pelabuhan di Surabaya telah dikawal oleh personel Polda Sulut. ”Mengirim ke kabupaten/kota pun akan kami laksanakan dengan pengamanan dan pengawalan. Itu mekanisme yang sudah kami buat dan sepakati bersama KPU dan Pemprov Sulut,” ujar Panca.
Pejabat Sementara (Pjs) Gubernur Sulut Agus Fatoni berharap semua lapisan masyarakat bisa terlibat dalam mewujudkan Pilkada 2020 yang aman dan damai di Sulut. Hal ini tidak mungkin dilakukan tanpa adanya sinergi dan koordinasi antara warga dengan pihak yang berwenang menjalankan dan mengamankan setiap tahapan pilkada.