Protokol Ketat Tetap Dijaga Hadapi Kunjungan Wisatawan Akhir Tahun
Liburan akhir tahun menjadi liburan yang akan menyedot banyak kunjungan wisatawan. Namun, di tengah pandemi dan potensi erupsi Merapi, setiap pengelola destinasi wisata diminta tetap berhati-hati.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Di tengah pandemi dan aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang cenderung fluktuatif, jumlah wisatawan, terutama saat libur akhir tahun, di Jawa Tengah diprediksi tetap meningkat. Setiap pengelola wisata diminta tetap mengutamakan faktor kesehatan dan keselamatan wisatawan.
”Tanpa pembatasan dan pengaturan sesuai protokol kesehatan, aliran wisatawan pada akhir tahun juga bisa memicu terjadinya peningkatan kasus Covid-19 pada tahun baru, tahun 2021,” ujar Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Jawa Tengah Sinung Nugroho Rachmadi saat ditemui di sela-sela acara Elite Race Borobudur Marathon 2020 di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (15/11/2020).
Sinung mengatakan, libur akhir tahun dipastikan akan tetap menyedot pengunjung karena warga dari sejumlah daerah memiliki kecenderungan untuk selalu memanfaatkan hari libur untuk berwisata. Hal itu sudah terbukti pada libur cuti bersama Maulid Nabi Muhammad SAW, 28-30 Oktober lalu. Saat itu rata-rata hotel di Jawa Tengah mengalami peningkatan okupansi, dari sebelumnya hanya 35 persen menjadi lebih dari 60 persen. Adapun destinasi wisata mengalami peningkatan jumlah wisatawan berkisar 30-40 persen dibandingkan dengan hari biasa.
Namun, di sisi lain, hal itu pada akhirnya berdampak buruk, yakni memicu terjadinya peningkatan kasus Covid-19 di Jawa Tengah. Mengacu pada kondisi tersebut, hal yang sama dikhawatirkan akan terjadi pada libur akhir tahun. Oleh karena itu, pihaknya meminta setiap pengelola wisata tetap mengutamakan faktor kesehatan dan keselamatan wisatawan.
Terkait dengan bahaya erupsi Gunung Merapi, Sinung pun meminta semua destinasi wisata di wilayah kawasan rawan bencana (KRB) III tiga kabupaten agar tetap mematuhi rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) untuk sementara waktu menutup kunjungan wisatawan. Tiga kabupaten yang dimaksud adalah Kabupaten Magelang, Klaten, dan Boyolali.
”Demi kebaikan dan keselamatan bersama, semua destinasi wisata di wilayah KRB III diharapkan bisa vakum, ditutup untuk sementara waktu,” ujarnya.
Dengan mempertimbangkan faktor kesehatan dan keselamatan wisatawan itu pula, Sinung mengatakan, pihaknya tidak memasang target tertentu untuk masa libur panjang. Dengan mempertimbangkan situasi pandemi, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga sudah merevisi target kunjungan wisatawan selama tahun 2020.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga sudah merevisi target kunjungan wisatawan selama tahun 2020. (Sinung Nugroho Rachmadi)
Target jumlah wisatawan domestik yang semula ditetapkan sebanyak 49,6 juta orang dikurangi menjadi 14,9 juta orang. Adapun jumlah wisatawan mancanegara yang sebelumnya ditetapkan 910.000 orang tahun ini diubah menjadi hanya 57.300 orang.
Pukulan kedua
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magelang Iwan Sutiarso mengatakan, seiring dengan peningkatan status Gunung Merapi menjadi siaga, 13 destinasi wisata di wilayah KRB III di Kabupaten Magelang ditutup. Peningkatan aktivitas vulkanik itu, menurut dia, menjadi pukulan kedua bagi destinasi wisata, yang sebenarnya belum pulih di masa normal baru.
”Tingkat kunjungan normal di masa sekarang, tentu saja masih dibatasi hanya sekitar separuh dari masa sebelum pandemi. Namun, untuk mencapai angka separuh itu saja, banyak destinasi wisata yang belum mampu mencapainya,” ujarnya.
Namun, pada kondisi saat ini, pihaknya pun meminta agar setiap pengelola destinasi wisata di KRB III tetap patuh dan tidak membuka aktivitas kunjungan demi keselamatan wisatawan.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana mengatakan, sekalipun Candi Borobudur berjarak lebih dari 20 kilometer dari Gunung Merapi, pihaknya tetap merasa perlu bersiap untuk mengatasi dampak buruk erupsi gunung tersebut. Persiapan itu, antara lain, dilakukan dengan menyiapkan tiga tempat dalam kompleks candi yang dapat menjadi tempat bagi pengunjung untuk berlindung, menghindari dampak hujan abu, saat erupsi Gunung Merapi terjadi.
Hal itu mengacu pada pengalaman erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Erupsi menimbulkan hujan abu cukup tebal. Lapisan abu yang menempel di batu candi setebal 2-3 sentimeter.
Namun, Putu juga berharap agar kondisi Gunung Merapi kembali stabil sehingga pihaknya bisa segera mengusulkan tambahan alokasi pengunjung, yang semula hanya 3.500 orang per hari menjadi 7.000 orang per hari.