Sebanyak 67 Titik Panas Terpantau di Merauke dalam 10 Hari Terakhir
Kemarau masih berlangsung, waspadai kebakaran lahan dan hutan di Merauke, Papua.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pantauan satelit BMKG menemukan 67 titik panas dengan tingkat kepercayaan tinggi di Kabupaten Merauke dalam 10 hari terakhir. Kondisi ini akan terus terjadi karena musim kemarau masih melanda Merauke hingga akhir November.
Berdasarkan data terakhir Stasiun Klimatologi Merauke, terdapat sembilan jumlah titik panas dengan tingkat kepercayaan tinggi hingga Minggu (15/11/2020) pukul 18.00 WIT. Sebelumnya, pada pukul 08.00 WIT, terdapat 50 titik panas.
Sembilan titik ini tersebar di Kabupaten Merauke, yang meliputi Distrik Ilwayab, dua titik; Distrik Kimaam, dua titik; Distrik Malind, satu titik; Distrik Okaba, satu titik; dan Distrik Waan, tiga titik.
Kepala Subbidang Pelayanan Jasa Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Ezri Ronsumbre memaparkan, wilayah selatan Papua, khususnya Merauke, masih mengalami musim kemarau. Secara umum, wilayah selatan Papua sudah terjadi hujan, tetapi dengan kategori sangat rendah, yakni 0-50 milimeter.
”Diperkirakan awal musim hujan di Kabupaten Merauke baru akan terjadi pada dasarian ke II atau hari ke-20 bulan Desember mendatang,” kata Ezri.
Ia menuturkan, kemungkinan adanya titik panas yang ditemukan di wilayah selatan Papua karena adanya aktivitas warga setempat yang berladang dengan cara yang tradisional.
”Kami mengimbau warga agar tidak melaksanakan aktivitas yang menyebabkan titik panas terus bertambah. Sebab, kondisi cuaca di Merauke masih dilanda kemarau hingga akhir November,” tutur Ezri.
Kepala Stasiun Klimatologi Merauke Sulaeman saat dihubungi dari Jayapura mengatakan, jarak pandang di Merauke masih normal dan aktivitas penerbangan masih berjalan seperti biasanya.
”Kondisi cuaca Merauke sangat panas, yakni 34 hingga 35 derajat celsius. Kondisi ini menyebabkan rawan terjadi kebakaran lahan di Merauke,” kata Sulaeman.
Kepala Polres Merauke Ajun Komisaris Besar Untung Sangaji menegaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan BMKG untuk mengetahui lokasi yang terdapat titik panas.
Kondisi cuaca Merauke sangat panas, yakni 34 hingga 35 derajat celsius. Kondisi ini menyebabkan rawan terjadi kebakaran lahan di Merauke.
”Kami akan mengecek langsung lokasi terjadinya kebakaran lahan di Merauke. Kami akan bersinergi dengan pemda setempat untuk mengingatkan warga tidak membakar lahan di saat musim kemarau,” kata Untung.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Papua Welliam Manderi saat ditemui mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan TNI terkait temuan titik api selama beberapa pekan terakhir di kabupaten tersebut.
Ia mengungkapkan, adanya titik api bukan karena pembakaran hutan, melainkan masyarakat setempat yang masih menggunakan metode bertani dengan cara tradisional, yakni membersihkan ladang dengan cara membakar rumput sebelum ditanami bibit tanaman.
Adapun Kabupaten Merauke belum memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah pascadibubarkan pada 2017. Hal inilah yang menjadi kendala monitoring dan kegiatan pencegahan pembakaran lahan oleh warga.
”Kami akan berkoordinasi dengan pemda, aparat TNI, dan Polri agar segera menindaklanjuti masalah ini sebelum titik api terus bertambah. Sebab, sudah tersedia anggaran dari pusat untuk penanggulangan bencana di Kabupaten Merauke sebesar Rp 14 miliar tahun ini,” tutur Welliam menegaskan.