Tiga Peleton Polres Jayapura Siaga Bencana Hidrometeorologi
Polres Jayapura menyiagakan tiga peleton pasukan untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi pada akhir tahun ini. Tujuannya untuk mengingatkan warga meningkatkan mitigasi bencana di tengah ancaman banjir dan longsor.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
SENTANI, KOMPAS — Kepolisian Resor Jayapura menyiapkan tiga peleton pasukan untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi di wilayah Kabupaten Jayapura pada akhir tahun ini. Tim ini akan membantu warga dari ancaman banjir dan tanah longsor.
Hal ini disampaikan Kepala Polres Jayapura Ajun Komisaris Besar Viktor Mackbon di Sentani, Kabupaten Jayapura, Jumat (13/11/2020). Viktor mengatakan, tiga peleton pasukan atau sebanyak 90 personel bersiaga membantu warga untuk menyelamatkan diri saat terjadi bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor.
Ia pun menyatakan sudah terjadi satu kali banjir pada bulan ini. Berdasarkan data yang dihimpun Kompas dari Polres Jayapura, pada Kamis, terjadi banjir setinggi 70 sentimeter di Kampung Purnawajati, Distrik Yapsi, Kabupaten Jayapura.
Kondisi ini menyebabkan 56 warga mengungsi dari rumah mereka. Adapun banjir dipicu hujan deras selama lima jam di daerah tersebut. Akibatnya, air dari Sungai Nawa meluap dan menggenangi rumah warga di Kampung Purnawajati.
”Anggota kami dari Polsek Kaureh membantu evakuasi warga saat terjadi banjir di Kampung Purnawajati. Saat ini warga telah kembali ke rumahnya karena kondisi air telah surut,” ujar Viktor.
Ia menuturkan, Polres Jayapura bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat terus mengingatkan warga agar meningkatkan kewaspadaan pada bulan ini hingga akhir Desember mendatang. Sebab, terjadi fenomena alam La Nina yang menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem seperti hujan deras dengan intensitas tinggi.
Diketahui pada 16 Maret 2019 terjadi bencana banjir bandang di Kabupaten Jayapura dan longsor di Kota Jayapura. Dari data BPBD Papua, total kerugian akibat banjir bandang di Kabupaten Jayapura mencapai Rp 506 miliar. Jumlah korban meninggal 105 orang di Kabupaten Jayapura dan 7 orang di Kota Jayapura.
Kami mengimbau warga waspada banjir, pohon tumbang, dan longsor.
Banjir juga mengakibatkan kerusakan pada 7 jembatan, jalan sepanjang 21 kilometer, 21 sekolah, 115 rumah toko, dan 5 tempat ibadah. Selain itu, 291 rumah rusak berat, 209 rumah rusak sedang, dan 1.288 rumah rusak ringan.
Kepala Subbidang Pelayanan Jasa Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Ezri Ronsumbre memaparkan, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, dan Kabupaten Keerom bagian utara telah memasuki musim hujan sejak hari ke-20 Oktober 2020.
Kondisi ini berpotensi terjadinya hujan lebat meningkat dan berdampak pada potensi kejadian bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan banjir bandang.
”Kami mengimbau warga waspada banjir, pohon tumbang, dan longsor. Caranya adalah memperhatikan kondisi lingkungan tempat tinggal, seperti saluran air, pohon-pohon tinggi, juga untuk masyarakat yang bertempat tinggi di wilayah bantaran sungai, kaki gunung, atau perbukitan,” tutur Ezri.