Perbaikan Tanggul Jebol di Kebumen Diperkirakan Tuntas Dua Pekan
Perbaikan tanggul jebol di Kebumen, Jawa Tengah, terus dikebut. Diperkirakan perbaikan rampung dua pekan mendatang. Pemerintah mengimbau warga tidak lagi melubangi tanggul untuk irigasi sawah saat kemarau.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
KEBUMEN, KOMPAS — Perbaikan tanggul sungai yang jebol pada 26 Oktober lalu di Desa Madurejo, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, terus berlangsung. Proses perbaikan meliputi pemasangan bronjong dan pengerukan atau penimbunan tanah. Warga pun diimbau tidak melubangi tanggul lagi untuk irigasi karena memicu jebolnya tanggul dan banjir di kawasan itu.
”Saat ini pemasangan bronjong sudah mencapai 93 persen dan pengisian tanah uruk sekitar 10 persen. Diperkirakan 10 atau 14 hari lagi selesai,” kata Koordinator Penanganan Tanggul dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kebumen Sukirman, saat dihubungi dari Purwokerto, Jawa Tengah, Selasa (10/11/2020).
Menurut Sukirman, proses perbaikan memakan waktu lama karena tanah yang dipakai untuk menguruk atau menimbun tanggul berasal dari Sempor (25 kilometer dari Puring). ”Untuk cuaca, beberapa hari ini cerah berawan, air sungai juga surut, jadi tidak mengganggu perbaikan,” ujarnya.
Seperti diberitakan (Kompas, 26/10/2020), banjir di Desa Madureja, Kecamatan Puring, terjadi akibat tanggul Sungai Telomoyo jebol sepanjang 45 meter. Air merendam rumah warga hingga ketinggian 1 meter. Akibatnya, 995 warga mengungsi ke SD Madureja. Sementara itu, di Desa Sidobunder, banjir merendam dengan ketinggian 1 meter membuat 300 keluarga mengungsi.
Bupati Kebumen Yazid Mahfudz menyampaikan, untuk mencegah terjadinya pembuatan lubang untuk irigasi sawah di tanggul, bantuan berupa mesin diesel berbahan bakar minyak ataupun gas sudah diberikan kepada petani. Itu untuk mencukupi kebutuhan air lahan di saat kemarau.
”Saya mengimbau, gunakanlah bantuan tersebut sebaik-baiknya agar kebutuhan petani terhadap air di musim kemarau tercukupi. Jangan melubangi tanggul sebagai jalan pintas untuk mencukupi air pertanian karena lubang itu akan menjadi besar ketika musim hujan turun dan mengakibatkan tanggul jebol,” kata Yazid.
Yazid juga menyampaikan, tanggul tidak boleh ditanami dengan jenis tanaman apa pun karena itu akan membuat tanah tanggul menjadi gembur. ”Ini berakibat tidak bisa menahan air hujan. Ketika tanggul jebol, yang rugi pun para petani dan masyarakat itu sendiri,” katanya.
Sebelumnya, ketika meninjau banjir di Kebumen, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapatkan laporan bahwa jebolnya tanggul sungai itu akibat warga yang melubangi tanggul untuk keperluan pengairan sawah.
Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Kebumen Eko Purwanto, dalam siaran pers, menambahkan, penanganan tanggul jebol dilakukan dengan kerja bakti warga sekitar. Jumlah warga yang berpartisipasi mencapai 125 orang.
Dua ekskavator dari sejumlah perusahaan juga diturunkan untuk mempercepat proses perbaikan tanggul. Hingga saat ini, sudah lebih dari 8.900 kantong tanah yang disiapkan untuk perbaikan tanggul.