Daerah yang pernah mengalami masalah gizi buruk itu berada di tengah ancaman kasus Covid-19 yang naik drastis.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Satu kasus kematian akibat Covid-19 terjadi di Kabupaten Asmat, Papua, sesuai data Jumat (6/11/2020). Bersamaan dengan itu, jumlah kumulatif warga terpapar Covid-19 di daerah minim tenaga kesehatan tersebut terus bertambah hingga 36 orang.
Koordinator Bidang Kesehatan Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Asmat, Steven Langi, membenarkan adanya warga yang meninggal dunia karena Covid. Rata-rata warga yang terinfeksi virus korona dengan gejala ringan, seperti flu dan hilangnya fungsi indera penciuman.
Adapun data Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Asmat, seluruh warga yang terpapar Covid-19 bermukim di Distrik Agats. Agats adalah ibu kota Asmat yang juga terdapat sebuah puskesmas serta rumah sakit umum daerah di sana.
Kabupaten Asmat baru memiliki 25 dokter dan tidak memiliki dokter spesialis paru.
Dari 36 orang yang positif Covid-19, tiga belas di antaranya adalah tenaga kesehatan yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah Agats dan salah satu puskesmas. Sebanyak 12 pasien korona di Asmat telah sembuh, sedangkan 23 lainnya masih dirawat. "Warga yang masih positif Covid telah menjalani isolasi di gedung baru RSUD Agats," papar Steven.
Steven menuturkan, telah terjadi penyebaran Covid-19 di Asmat melalui transmisi lokal. Sebab, seluruh warga yang positif Covid hanya berada di Agats dan tidak melakukan perjalanan ke luar daerah Asmat.
Ia pun menyatakan telah terjadi peningkatan kasus cukup signifikan dalam sembilan hari terakhir. Sebelumnya, pada 17 Oktober lalu, delapan orang terkonfirmasi positif Covid. Hingga Jumat ini, kasus Covid sudah bertambah hingga 28 orang.
“Kami telah memperketat arus masuk warga ke Distrik Agats melalui tranportasi laut. Tujuannya agar tidak terjadi penularan ke daerah pedalaman di Asmat yang sangat minim tenaga dan fasilitas kesehatan,” tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, Richard Mirino, menuturkan, sangat berisiko jika wabah Covid-19 tersebar di Asmat karena sejumlah faktor, seperti minimnya fasilitas kesehatan, minimnya tenaga medis dan perawat, kondisi geografis yang sulit, serta rendahnya kesadaran warga untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, dokter hanya ada di 13 puskesmas dari total 17 puskesmas. Sementara di Asmat baru tersedia 25 tenaga dokter dan tidak memiliki dokter spesialis paru.
Awal Februari 2018, terjadi kejadian luar biasa (KLB) di Asmat. Sebanyak 670 anak terkena wabah campak disertai gizi buruk. Sebanyak 80 anak di antaranya meninggal.
Juru Bicara Satgas Pengendalian, Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, Silwanus Sumule mengatakan, jumlah kumulatif kasus Covid di Papua telah melewati angka 10.000.
Data Satuan Tugas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, hingga Kamis kemarin jumlah kumulatif kasus Covid telah mencapai 10.101 orang, yang terdiri atas 3.217 orang dirawat, 6.727 orang sembuh, dan 157 orang meninggal.
Data angka rasio positif Covid-19 di Papua mencapai 12,55 persen hingga Kamis kemarin. Angka tersebut belum mencapai standar ideal rasio yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yakni 5 persen.
“Seluruh tenaga kesehatan di rumah sakit akan bekerja keras untuk menekan angka kematian, sedangkan masyarakat jangan kendor melaksanakan protokol kesehatan dengan disiplin. Hanya dengan upaya ini penyebaran Covid bisa dikendalikan,” kata Silwanus.