Gunung Merapi Siaga, Kabupaten Magelang Bersiap Evakuasi Warga
Setelah status Gunung Merapi Siaga, Pemerintah Kabupaten Magelang mulai menyiapkan tempat evakuasi akhir di empat desa. Lokasi evakuasi diprioritaskan menampung warga yang berlokasi dalam radius 5 kilometer dari puncak.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mulai menyiapkan tempat evakuasi akhir (TEA) bagi pengungsi Gunung Merapi di empat desa. Upaya ini dilakukan mengantisipasi dampak bencana akibat peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang statusnya kini ditetapkan Siaga (Level III).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edy Susanto, mengatakan, pihaknya saat ini berupaya agar tempat evakuasi akhir tersebut bisa segera digunakan. ”Jika TEA sudah siap dengan segala fasilitas pendukungnya, hari ini juga (Kamis), evakuasi warga pengungsi akan langsung dilakukan,” ujarnya, Kamis (5/11/2020).
Selain ruangan, persiapan terkait evakuasi lain adalah penyiapan fasilitas pendukung, seperti dapur umum dan angkutan untuk membawa pengungsi. Empat tempat evakuasi akhir itu tersebar di empat desa dari dua kecamatan. Di Kecamatan Mertoyudan, ada tiga desa, yakni Deyangan, Banyurojo, dan Mertoyudan. Satu lagi, yakni Desa Tamanagung di Kecamatan Muntilan.
Penatapan TEA ini merupakan bagian dari konsep penanggulangan bencana erupsi Merapi, yang berbasis pada konsep sister village (desa mitra). Dalam konsep ini, 19 desa di dalam kawasan rawan bencana (KRB) III memiliki desa pendamping yang menjadi lokasi tujuan pengungsian saat sewaktu-waktu terjadi bencana erupsi.
Desa Tamanagung menjadi lokasi pengungsian bagi 652 warga Desa Ngargomulyo, sedangkan Desa Deyangan menjadi lokasi pengungsian bagi 754 warga Desa Krinjing. Adapun Desa Banyurojo dan Desa Mertoyudan menjadi tempat evakuasi bagi 1.163 warga Desa Paten. Desa Ngargomulyo, Desa Krinjing dan Desa Paten berada di Kecamatan Dukun.
Menindaklanjuti informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) yang menyatakan bahwa daerah yang berisiko tinggi terdampak erupsi adalah daerah yang berada pada radius lima kilometer dari Gunung Merapi, di Kabupaten Magelang, wilayah paling mendesak untuk segera dievakuasi adalah dua dusun di Desa Paten.
Di tengah situsi pandemi, Edy mengatakan, pihaknya pun berupaya tetap bisa menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 di lokasi pengungsian. Salah satunya mencegah kerumunan dengan menempatkan pengungsi dalam jumlah hanya sekitar separuh dari kapasitas bangunan tempat evakuasi.
Oleh karena kapasitas ruangan akhirnya tidak bisa terisi secara optimal, BPBD Kabupaten Magelang saat ini juga berupaya menambah lokasi pengungsian dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan.
Semua sekolah di Kabupaten Magelang saat ini juga kami siapkan untuk menjadi lokasi pengungsian. (Edy Susanto)
”Demi mengantisipasi kekurangan lokasi pengungsian, semua sekolah di Kabupaten Magelang saat ini juga kami siapkan untuk menjadi lokasi pengungsian,” ujarnya.
Berdasarkan data terakhir yang didapatkan BPPTKG, deformasi yang dialami Gunung Merapi saat ini mencapai 11 sentimeter. Dengan melihat peningkatan aktivitas yang terjadi saat ini, erupsi yang semula diprediksi efusif pada 2006, sama seperti erupsi, saat ini berpotensi menjadi eksplosif. Walakin, erupsi tahun ini diprediksi tidak akan sebesar pada 2010.
Kepala Desa Deyangan, Risyanto, mengatakan, Pemerintah Desa Deyangan memiliki dua gedung yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi pengungsian. Pada kondisi normal, dua gedung tersebut sebenarnya memiliki daya tampung sebanyak 500 orang. Namun, sesuai dengan instruksi BPBD Kabupaten Magelang, dua gedung itu masing-masing hanya digunakan menampung 250 orang. Padahal, jumlah pengungsi dari desa mitranya, yakni Krinjing, mencapai 754 orang.
Risyanto mengatakan, pihaknya sudah berusaha mencari tambahan lokasi pengungsian, tetapi terkendala situasi pandemi.
”Pada kondisi normal, kami bisa dengan mudah menempatkan pengungsi di rumah-rumah warga. Namun, pada situasi sekarang, hal tersebut tidak bisa dipaksakan. Jangankan menerima pengungsi menginap, menerima kedatangan tamu dari luar daerah saja biasanya warga akan ragu, takut dan khawatir akan tertular virus (SARS-CoV-2),” ujarnya.
Camat Dukun Amin Sudrajad mengatakan, pihaknya sudah meminta pemerintah desa, terutama Desa Paten, segera menyiapkan warganya mengungsi. Warga yang bisa segera diungsikan, yakni mereka yang termasuk kelompok rentan, seperti orang lanjut usia, ibu hamil, warga yang sakit, dan anak-anak.
Terkait peningkatan status Gunung Merapi ini, dia pun juga meminta desa untuk segera menutup akses jalan bagi penambang Gunung Merapi. ”Hingga Kamis pagi, masih ada saja truk penambang yang bergerak naik. Mudah-mudahan, sore ini, pemerintah desa bisa membantu menghentikan aktivitas tersebut,” ujarnya.