Wabah Covid-19 di Surabaya, Jawa Timur, terindikasi mereda. Salah satunya terlihat dari tidak ditemukannya kasus baru Covid-19 di 95 kelurahan dari 154 kelurahan atau 61,6 persen wilayah.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Wabah Covid-19 akibat virus korona jenis baru, SARS-CoV-2, di Surabaya, Jawa Timur, terindikasi mereda. Kondisi ini terlihat dari tidak ditemukannya lagi kasus baru Covid-19 di 95 kelurahan dari 154 kelurahan yang ada, atau 61,6 persen wilayah.
Dua pekan lalu, jumlah kelurahan yang nol kasus sebanyak 64 wilayah. Di sisi lain, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya tetap gencar melaksanakan tes usap secara massal yang akumulasinya sampai dengan Senin (2/11/2020) tercatat 210.743 sampel atau 48 persen dari 439.186 sampel di Jawa Timur.
”Sudah semakin banyak kelurahan yang nol kasus sehingga wabah kami anggap mulai terkendali,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita.
Febria mengatakan, gugus tugas akan semaksimal mungkin mempertahankan kelurahan yang nol kasus. Pemerintah tentu bertekad kelurahan yang nol kasus terus meningkat sampai mencakup seluruh wilayah.
”Penerapan protokol kesehatan secara disiplin oleh masyarakat sangat membantu dalam penanganan wabah,” kata Febria.
Sosialisasi yang dimaksud ialah membiasakan melaksanakan hal yang tidak biasa, yakni pola hidup bersih dan sehat, di satuan permukiman terkecil rukun tetangga (RT). Kebiasaan yang amat dianjurkan, antara lain, adalah rutin mencuci tangan, memakai masker atau pelindung wajah saat beraktivitas, sebisa mungkin menghindari kerumunan, rutin memeriksakan kesehatan, dan bersedia mematuhi tindakan kesehatan jika terindikasi terjangkit Covid-19.
Sudah semakin banyak kelurahan yang nol kasus sehingga wabah kami anggap mulai terkendali.
Febria mengatakan, indikator lain wabah bisa terkendali juga diperlihatkan dari tingkat kesembuhan pasien Covid-19 yang tinggi. Di Surabaya, pasien yang berhasil sembuh mencapai 14.714 orang atau tingkat kesembuhannya 92,1 persen.
”Yang masih dirawat atau kasus aktif tersisa 91 pasien,” kata Febria. Jumlah itu jika dirinci menjadi rawat jalan 10 pasien, rawat inap 33 pasien, isolasi di Asrama Haji Sukolilo 41 kasus, dan perawatan di RS Lapangan di Jalan Indrapura 7 pasien.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, penegakan disiplin protokol kesehatan terhadap masyarakat akan terus ditempuh.
”Kami masih terus menggerakkan tim swab hunter,” kata Irvan.
Tim swab hunter bertugas memastikan protokol kesehatan terlaksana oleh masyarakat. Tim ini sering terlihat mendatangi tempat-tempat kerumunan, terutama kedai kopi dan tempat nongkrong.
Langsung tes usap
Saat melihat ada yang melanggar protokol kesehatan, seperti tidak bermasker, warga itu akan diminta menjalani tes usap. Jika hasil tes usap ternyata positif, warga akan diperiksa lebih jauh dan ditentukan apakah harus menjalani perawatan medis atau isolasi mandiri dengan pengawasan dari pengurus Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo.
Epidemiolog Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo, mengingatkan gugus tugas dan masyarakat untuk tetap waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Sebulan terakhir atau sejak Oktober, wabah terindikasi mereda yang terlihat dari penurunan jumlah pasien dirawat, penurunan kasus baru harian, penurunan pasien yang meninggal, dan ketiadaan zona risiko tinggi (merah) di Jatim.
”Situasi yang membaik harus bisa dipertahankan dan ditingkatkan dalam bulan-bulan berikutnya sebelum disimpulkan bahwa wabah terkendali,” kata Windhu. Jangan lengah dan terlena dengan situasi yang terindikasi mereda. Gugus tugas dan masyarakat harus tetap waspada dan disiplin.