Harga Karet di Sumsel Membaik, Tembus Harga Psikologi Petani
Dalam dua pekan terakhir, harga karet di Sumatera Selatan merangkak naik. Bahkan, harga karet saat ini sudah menembus harga psikologis petani, yakni Rp 10.000 per kilogram atau setara harga 1 kg beras.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Dalam dua pekan terakhir, harga karet di Sumatera Selatan merangkak naik. Bahkan, harga saat ini sudah menembus harga psikologis petani, yakni Rp 10.000 per kilogram atau setara harga 1 kilogram beras. Kenaikan harga disebabkan meningkatnya permintaan di tengah terbatasnya produksi akibat fenomena gugur daun dan musim hujan.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Sumatera Selatan Rudi Arpian, Jumat (23/10/2020), menjelaskan, dalam dua minggu terakhir, harga karet di Sumsel terus merangkak naik. Pada Jumat (9/10/2020), harga karet di atas kapal (FOB) Rp 17.146 per kilogram (kg). Adapun pada Jumat (23/10/2020), harga karet di Sumsel melejit menjadi Rp 20.417 per kg.
Kenaikan harga ini disebabkan pasokan karet yang semakin berkurang, sementara permintaan karet bertambah. Lonjakan permintaan karet ini terjadi lantaran perekonomian China semakin menggeliat. Selain China, geliat ekonomi juga terjadi di beberapa negara pengimpor karet, seperti Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.
Produksi karet di sejumlah negara produsen karet, seperti Thailand menurun akibat belum masuknya tenaga penyadap dari Myanmar karena Covid-19. Selain itu, wabah gugur daun juga masih mendera. ”Apalagi saat ini hujan terus mengguyur,” ucapnya.
Keterbatasan produksi inilah yang membuat harga karet meningkat di pasar ekspor. ”Jika tidak ada gejolak yang berarti diperkirakan, kenaikan harga karet ini dapat berlanjut hingga akhir tahun 2020,” kata Rudi.
Di tingkat petani sendiri, ujar Rudi, harga karet sudah menyamai harga psikologis petani, yakni Rp 10.000 per kg. Harga psikologis ini artinya harga satu kilogram getah karet setara dengan harga 1 kg beras.
Kenaikan harga ini juga dibarengi dengan perbaikan mutu karet.
Namun, Rudi berharap, kenaikan harga ini juga dibarengi dengan perbaikan mutu karet. ”Memang Thailand sedang mengalami penurunan produksi sehingga (permintaan) beralih ke Indonesia. Hal ini juga harus dibarengi dengan perbaikan mutu karet di Indonesia,” ucapnya.
Irwanto (31), petani karet di Desa Sari Kembang, Kecamatan Payaraman, Kabupaten Ogan Ilir, menuturkan, harga karet kali ini merupakan yang terbaik di sepanjang tahun 2020. Saat ini harga karet di tingkat petani sekitar Rp 10.800 per kg.
Harga ini naik dibandingkan dengan minggu sebelumnya, yakni harga karet Rp 9.700 per kg. ”Saya berharap harga karet bisa naik lagi ke angka Rp 12.000 per kg atau bahkan Rp 15.000 per kg,” ucapnya.
Dia mengatakan, harga karet di desanya memang tergolong tinggi dibandingkan dengan desa lain karena warganya sudah terbiasa memproduksi karet dengan mutu baik. ”Di desa kami, petaninya sudah menjual karet bersih, jadi harga yang diperoleh cukup baik,” ucapnya. Itu karena Koperasi Unit Desa (KUD) di desanya menginstruksikan warganya untuk memproduksi karet bersih dan menjual karet degan sistem lelang.
Meskipun di musim hujan ini petani jarang menyadap, hasil karet yang diperoleh cukup banyak jika dibandingkan dengan saat kemarau. ”Dalam satu minggu saya bisa memproduksi 70-100 kg karet,” ujar Irwanto. Sementara di musim kemarau maksimal hasilnya 70 kg karet.
Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel Alex K Eddy memaparkan, kenaikan harga karet ini dipengaruhi pada faktor kekhawatiran importir atas menurunnya produksi di sejumlah negara produsen karet akibat faktor cuaca dan gugur daun.
Thailand terkendala terbatasnya penyadapan akibat tenaga penyadap dari Myanmar belum diizinkan masuk karena pandemi Covid-19. Ekspor karet Malaysia juga terbatas karena sebagian besar produksinya digunakan untuk kebutuhan domestik. ”Di Malaysia, karet digunakan untuk sarung tangan yang di kondisi saat ini sangat dibutuhkan,” ujar Alex.
Produksi karet di Indonesia juga menurun karena beberapa daerah penghasil karet terkena banjir dan wabah gugur daun. Hal itu dimanfaatkan spekulan untuk menaikkan harga karet. Saat ini harga karet di atas kapal sekitar 1,6 dollar AS per kg, jauh lebih baik dibandingkan April 2020, yakni 1 dollar AS per kg.
Saat ini, lanjut Alex, sebagian besar pabrik sudah menyalurkan stoknya, tepatnya ketika pengapalan komoditas mulai dibuka. ”Bahkan saat ini sudah masuk kontrak baru dan tentu harga baru,” ucapnya.
Kondisi ini membuat 29 pabrik karet yang ada di Sumsel bergairah kembali. Dia berharap tren baik ini terus berlanjut dan harapannya harga karet bisa menyentuh angka 2 dollar AS per kg.