Aplikasi ”Jiwong Jiga” untuk Lindungi Warga Rentan Covid-19 di Banyumas
Warga rentan, baik yang lanjut usia maupun memiliki penyakit penyerta atau komorbid, mendapat perhatian khusus untuk dilindungi. Pemkab Banyumas meluncurkan aplikasi ”Jiwong Jiga” untuk memantau mereka.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Banyumas meluncurkan aplikasi ”Jiwong Jiga” sebagai sarana pendataan dan pemantauan warga yang rentan terhadap Covid-19. Warga yang masuk dalam kategori lanjut usia serta memiliki penyakit penyerta atau komorbid dipantau secara ketat untuk meminimalkan dampak fatal dari Covid-19.
”Jaga komorbid ini turunan dari program jogo tonggo (menjaga tetangga) dari provinsi. Tujuannya jangan sampai ada lagi orang meninggal gara-gara Covid-19. Ini di Banyumas sudah ada 19 orang meninggal karena Covid-19,” kata Bupati Banyumas Achmad Husein di Desa Danareja, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (19/10/2020).
Husein menyampaikan, lewat aplikasi Jiwong Jiga, warga bisa ikut andil memberikan data orang yang rentan dan pemerintah akan memantau kondisi orang tersebut dengan ketat melalui puskesmas-puskesmas serta peran RT-RW di sekitarnya.
”Itu tolong satu per satu selalu dikontrol. Kalau perlu setiap hari atau dua hari sekali didatangin, diingatkan pakai masker, dan ditanya bagaimana tidurnya, bagaimana suasana batin. Suasana batin harus optimis dan gembira, dekat dengan Yang Kuasa, Insya Allah meningkatkan imunitas,” kata Husein kepada perangkat desa di Danareja.
Jaga komorbid ini turunan dari program jogo tonggo (menjaga tetangga) dari provinsi. Tujuannya jangan sampai ada lagi orang meninggal gara-gara Covid-19
Husein mengatakan, jika ditemukan gejala Covid-19 pada warga yang komorbid, petugas kesehatan di lapangan harus segera memprioritaskan pelayanan kepada mereka supaya tidak berakibat fatal. ”Yang paling berisiko adalah orang-orang yang memiliki komorbid. Rata-rata darah tinggi dan penyakit gula, ditambah asma dan TBC,” tuturnya.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Banyumas Didi Rudwianto menambahkan, berdasarkan data, hingga kini tercatat ada 77.905 jiwa lansia di Banyumas. Mereka terdiri dari risiko rendah 68.450 orang, risiko sedang 9.183 orang, dan risiko tinggi 272 orang. ”Risiko rendah tidak punya penyakit penyerta. Risiko sedang mempunyai 1 penyakit penyerta, dan risiko tinggi punya lebih dari 1 penyakit penyerta,” kata Didi.
Husein mengingatkan, dari 19 orang yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Banyumas, 1 orang terakhir yang meninggal dunia adalah seorang ibu hamil usia 29 tahun karena memiliki penyakit TBC. Sang bayi berhasil diselamatkan, tetapi ibunya meninggal dunia.
Aplikasi Jiwong Jiga adalah singkatan dari ”Siji Wong-Siji Jaga”, atau satu orang komorbid dijaga oleh satu orang sehat. Mereka bisa keluarga ataupun tetangga sekitar yang sehat. Kartinah (60), salah satu lansia dari Desa Danareja, mengatakan, dirinya memiliki penyakit diabetes dan selama ini dijaga oleh anaknya yang sehari-hari bekerja sebagai tenaga kesehatan di RSUD Banyumas. ”Saya sehari-hari kerja jualan, buka warung di rumah. Di rumah, saya dijaga anak saya,” tutur Kartinah.
Di Banyumas, hingga saat ini, berdasarkan data, terdapat 698 orang positif Covid-19. Dari jumlah itu, sebanyak 231 orang masih dimenjalani karantina mandiri dan dirawat di rumah sakit.