Merawat Nilai Kesederhanaan Jakob Oetama Bersama Warga Desa
Peringatan 40 hari kepulangan pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama digelar sederhana di Taman Yakopan, Sleman, DIY, Minggu (18/10/2020). Nilai kesederhanaan beliau hendaknya senantiasa terawat dan diteladani siapa saja.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Jakob Oetama, salah seorang pendiri Kompas, telah berpulang, Rabu (9/9/2020). Peringatan 40 hari kepulangannya digelar secara sederhana di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (18/10/2020). Nilai kesederhanaan Jakob Oetama hendaknya senantiasa dirawat dan diteladani siapa saja.
”Kepergian beliau kita peringati dengan sangat sederhana bersama orang-orang desa dan orang-orang dusun setempat. Ini juga buat saya suatu perlambang bahwa Pak Jakob ingin selalu kembali kepada kesederhanaannya walaupun beliau berlimpah harta dan kaya,” kata Sindhunata, budayawan, setelah peringatan 40 hari Jakob Oetama (JO) di Omah Petroek, Dusun Wonorejo, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Minggu petang.
Kepergian beliau kita peringati dengan sangat sederhana bersama orang-orang desa dan orang-orang dusun setempat.
Acara peringatan itu digelar dalam format kenduri budaya. Lebih dari 50 warga Dusun Wonorejo terlibat dalam doa bersama. Para warga tersebut mengenakan pakaian lurik lengkap dengan jarik. Hadrah yang dilantunkan sebagai dendang pengiring menambah syahdu suasana peringatan tersebut.
Dalam acara itu digelar pula pameran foto dari wartawan Kompas. Terdapat 55 foto yang dipamerkan. Foto-foto itu menampilkan momen-momen penting dalam perjalanan hidup JO, mulai dari bertemu pemimpin negara hingga tokoh-tokoh dunia. Dapat disaksikan sejumlah foto JO bersama para pemimpin, seperti Abdurrahman Wahid, Joko Widodo, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Sindhunata berharap, walau JO telah tiada, Kompas bisa terus bertahan dalam segala macam kesulitan. Ia meyakini, kesederhanaan yang selalu diajarkan JO dapat membuat Kompas bisa selalu bertahan. ”Semoga apa yang telah beliau tinggalkan dapat senantiasa kita lestarikan,” katanya.
Saiful Bahri, General Manager Corporate Communication Kompas Gramedia, mengungkapkan, turut dibagikan pula bahan kebutuhan pokok dan masker kepada warga setempat yang turut memeriahkan acara seusai peringatan tersebut. Ia menginginkan agar peringatan tersebut turut memberikan berkah bagi warga sekitar.
”Harapannya, ada berkah yang bisa diberikan, khususnya bagi warga di sekitar Taman Yakopan,” ucap Saiful.
Saiful menyampaikan, peringatan yang digelar secara sederhana itu turut menggambarkan kepribadian JO. Kesederhanaan itu tergambar jelas dalam pameran foto yang menyertai peringatan tersebut. Ia mengharapkan agar kesederhanaan itu menjadi teladan yang berguna bagi semua pihak.
”Nilai-nilai kesederhanaan dan apa yang menjadi ajaran Pak Jakob bisa ditimba. Khususnya dari foto-foto yang kita tampilkan agar benar-benar bermanfaat dan bermakna bagi yang melihatnya,” kata Saiful.
Kepemimpinan
Dalam acara peringatan tersebut ditampilkan pula sebuah tarian kreasi dari Sanggar Seni Kinanti Sekar. Tarian itu terinspirasi dari ”Serat Nitipraja”, sebuah karya tulis yang mengisahkan tentang kepemimpinan. Kinanti Sekar Rahina (31), penari, mengatakan, pesan yang hendak disampaikan tarian itu sesuai dengan salah satu sisi Jakob Oetama sebagai seorang pemimpin.
”Beliau seorang pemimpin. Jadi, karya ini tepat sekali. Bagaimana mengayomi kelompok. Jadi bagaimana karya ini menjadi sejalan dan saling terikat. Kami mendoakan beliau lewat tarian kami,” kata Sekar.
Sekar menceritakan, gerak yang terdapat dalam tarian itu beragam, mulai dari yang kuat hingga lembut. Ini melambangkan laku yang harus dimiliki seorang pemimpin. Benturan akan selalu ada. Namun, pemimpin pasti mempunyai jalan agar kelompoknya mencapai tujuan di tengah beragam halangan yang dihadapi.