Pembeli Jangka Panjang Bantu Peningkatan Daya Saing UMKM
UMKM memiliki kontribusi penting bagi perekonomian. Bantuan perluasan pasar dan pembiayaan pun diperlukan agar UMKM tumbuh lebih baik lagi.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Jaminan penyerapan atau pembelian produk secara jangka panjang membantu peningkatan daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM. Dengan demikian, tercipta ekosistem jual-beli dengan kualitas produk yang terjaga.
Hal itu yang coba dijembatani Kementerian Perdagangan melalui penandatanganan nota kesepahaman bersama dan perjanjian kerja sama di Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/10/2020) sore. Perusahaan bersedia menjadi offtaker (pembeli) produk UMKM.
Sebagai tindak lanjut, juga disepakati perjanjian kerja sama oleh Direktorat Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kemendag, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng, Accor Hotels (PT AAPC) di Jateng, dan PT BNI (Persero) Tbk Wilayah Semarang.
”Accor Hotels akan menjadi offtaker produk-produk UMKM yang dibutuhkan. Percontohan di Jateng, yakni Semarang-Solo, ini yang pertama. Selanjutnya ada di Bali, Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta,” ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra.
Menurut dia, kerja sama tersebut dapat meningkatkan daya saing produk dan kapasitas UMKM dalam pemasaran produk. ”Juga, pembiayaan yang mudah dan murah bagi UMKM melalui KUR (kredit usaha rakyat) BNI,” lanjutnya.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menuturkan, UMKM memiliki kontribusi penting bagi perekonomian. Kontribusi tersebut di antaranya menyumbang 60 persen produk domestik bruto (PDB), 96 persen tenaga kerja dari total 133 juta angkatan kerja, dan 14 persen pada total ekspor.
Namun, kata Agus, selama ini masih kerap muncul masalah, seperti pada aspek kualitas produk, modal, desain kemasan, dan pasar dari UMKM. Oleh karena itu, pemerintah dan pihak-pihak terkait akan memberi bantuan, antara lain perluasan pasar dan kemudahan pembiayaan.
”Poin penting dalam nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama ialah koordinasi antarpihak terkait pertukaran data, informasi, serta pembinaan terhadap UMKM. Saya berharap perusahaan-perusahaan tetap tumbuh besar, tetapi tetap menggandeng UMKM,” kata Agus.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyambut positif hal itu. Kendati demikian, di sisi lain, ia pun melihat industri perhotelan masih berupaya bangkit karena terdampak pandemi Covid-19. Karena itu, diharapkan semua mulai berjalan dengan tetap mengikuti aturan protokol kesehatan.
Adapun pemerintah provinsi mencoba mengumpulkan sejumlah pelaku UMKM yang terdampak pandemi Covid-19 ataupun mereka yang di-PHK untuk bertukar ilmu. ”Kami kumpulkan anak-anak muda di coworking space. Juga melibatkan perbankan. Dengan kolaborasi, dicari cara-cara baru karena saat ini memang membutuhkan terobosan (untuk bangkit),” ujar Ganjar.
Pasar rakyat
Pada Kamis dilakukan juga perjanjian kerja sama melingkupi pemanfaatan GoShop (dari Gojek) dalam membantu distribusi dan penyediaan jasa belanja produk dari pasar rakyat. Hal itu guna meningkatkan kelancaran belanja dan distribusi pangan di Jateng.
Lewat aplikasi tersebut, pengguna dapat berbelanja lewat percakapan ataupun panggilan Whatsapp melalui pengemudi Gojek. Dengan demikian, harga produk yang diinginkan dapat diketahui dengan pasti.
Saya berharap perusahaan-perusahaan tumbuh besar, tetapi tetap menggandeng UMKM.
Ganjar menyambut baik kolaborasi itu. Hal tersebut dapat mendorong peningkatan aktivitas perdagangan melalui sistem elektronik, khususnya untuk produk dalam negeri.
Saat ini ada delapan kota/kabupaten dan 41 pasar rakyat di Jateng yang terlayani fitur GoShop. Pada Juni-Agustus 2020 tercatat peningkatan penggunaan fitur itu sebesar 38,8 persen. Hal itu diharapkan dapat memberi dampak positif bagi distribusi pangan di Jateng.