Dua Korban Penembakan di Intan Jaya Dievakuasi ke Jakarta
Anggota Tim Gabungan Pencari Fakta, Bambang Purwoko dan Sersan Satu Faisal Akbar, dievakuasi dari Intan Jaya ke Jakarta. Mereka menjadi korban penembakan kelompok kriminal bersenjata.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Dua korban penembakan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata di Papua dievakuasi ke Jakarta, Sabtu (10/10/2020). Kejadian ini dipastikan tidak akan mengganggu pencarian fakta terkait penembakan Pendeta Yeremia Zanambani.
Kedua orang itu adalah bagian dari rombongan tim gabungan pencari fakta penembakan yang menewaskan Pendeta Yeremia Zanambani pada 19 September 2020 di Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya. Mereka adalah Bambang Purwoko, anggota tim gabungan pencari fakta dan Sersan Satu Faisal Akbar. Bambang, yang juga dosen Universitas Gadjah Mada, tertembak di kaki. Sementara Faisal tertembak di pinggang.
Sebelumnya, kelompok kriminal bersenjata (KKB) diduga menyerang rombongan tim di jalan antara Distrik Hitadipa ke Sugapa, ibu kota Intan Jaya. Ketika mobil tim melewati Kampung Mbomogoh, sejumlah tembakan dilepaskan sekitar pukul 15.45 WIT.
Wakil Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta Sugeng Purnomo mengatakan, kedua korban dievakuasi dengan helikopter TNI AU dari Intan Jaya pukul 07.00 WIT ke Timika.
”Kemudian, tim medis memindahkan kedua korban ke pesawat TNI AU. Mereka diterbangkan ke Jakarta pada pukul 08.22 WIT,” papar Sugeng, yang juga Deputi Bidang Hukum dan HAM di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di Jayapura, Sabtu.
Sugeng menambahkan, saat ini, prioritas tim adalah evakuasi untuk keselamatan dan perawatan. ”Tim sedang mengevaluasi seluruh kegiatan dengan mempertimbangkan keamanan dan keselamatan. Tentunya, tanpa mengurangi misi memperoleh informasi terang tentang kasus ini,” tambahnya.
Samuel Tabuni, tokoh pemuda di Papua yang juga tergabung dalam tim pencari fakta, menyatakan, akan tetap melanjutkan investigasi hingga tuntas. ”Kami berjumlah sembilan orang. Di sana, kami melakukan olah tempat kejadian perkara penembakan Pendeta Yeremia dan bertemu sejumlah saksi kunci,” ungkap Samuel.
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III Kolonel Czi IGN Suriastawa menegaskan, serangan ini dilakukan untuk menutup fakta dalam sejumlah aksi penembakan di Intan Jaya. ”Para pelaku terbukti secara brutal menghalangi tim mengungkap fakta yang sebenarnya,” tegas Nyoman.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka Sebby Sambom saat dihubungi dari Jayapura mengatakan, pihaknya bertanggung jawab atas penembakan rombongan tim pencari fakta pada Jumat sore.
”Kami meminta tim pencari fakta bukan dari Indonesia, tapi langsung dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tujuannya, mengungkap fakta penembakan Pendeta Yeremia Zanambani yang sebenarnya,” tegas Sebby.
Berdasarkan data Polda Papua, KKB di Intan Jaya berjumlah lebih kurang 50 orang. Mereka memiliki 17 pucuk senjata api hasil rampasan dari aparat keamanan. Kelompok ini terlibat dalam 17 aksi teror dalam sembilan bulan terakhir. Akibatnya, tiga warga sipil meninggal dunia dan dua anggota TNI AD meninggal dunia.