KKB Tembaki Rombongan Tim Gabungan Pencari Fakta di Intan Jaya
Kelompok kriminal bersenjata menyerang rombongan Tim Gabungan Pencari Fakta di Kampung Mbomogoh, Intan Jaya. Satu anggota tim yang juga dosen UGM dan seorang anggota TNI tertembak dalam insiden ini.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA/HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata menyerang rombongan Tim Gabungan Pencari Fakta di Kampung Mbomogoh, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Jumat (9/10/2020). Satu anggota tim, yakni Bambang Purwoko, dan seorang anggota TNI, Sersan Satu Faisal Akbar, terluka akibat terkena tembakan.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal, saat ditemui di Markas Polda Papua, Jayapura, Jumat malam. Ahmad mengatakan, kedua korban dalam kondisi sadar dan telah dievakuasi ke RSUD Sugapa. Bambang, yang merupakan dosen di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, tertembak di kaki, sedangkan Faisal tertembak di pinggang kiri.
”Kedua korban masih dalam perawatan di Rumah Sakit Sugapa. Mudah-mudahan kondisi keduanya segera membaik dan situasi di Intan Jaya kembali kondusif,” kata Ahmad.
Ia menuturkan, kronologi penembakan bermula saat rombongan tim dalam perjalanan dari Distrik Hitadipa ke Sugapa, ibu kota Intan Jaya. Tim baru saja melaksanakan investigasi kasus penembakan yang menewaskan Pendeta Yeremia Zanambani pada 19 September 2020 di Hitadipa. Ketika mobil tim melewati Kampung Mbomogoh sekitar pukul 15.45 WIT, tiba-tiba anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) melepaskan tembakan.
Ia pun menyatakan aksi penembakan akan mengganggu investigasi kasus penembakan Yeremia maupun sejumlah kasus penembakan lainnya di Intan Jaya dalam beberapa bulan terakhir.
”Tim Gabungan Pencari Fakta baru tiba di Sugapa pada Kamis kemarin. Menurut rencana, mereka berada di Sugapa hingga Sabtu (10/10/2020). Polda Papua akan mengirim tim khusus untuk menghadapi kelompok ini,” tutur Ahmad.
Wakil Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Sugeng Purnomo, saat dihubungi, mengatakan, pihaknya terus memantau kondisi Bambang. Ia memaparkan, lokasi penembakan kedua korban berjarak sekitar 5 kilometer dari Sugapa. Penembakan berasal dari arah kiri dan kanan.
”Bambang merupakan anggota kami yang sangat berpengalaman dalam penelitian di Papua dan Papua Barat. Tujuan mereka ke Hitadipa untuk mengumpulkan data terkait insiden penembakan Yeremia,” papar Sugeng yang juga Deputi III Kementerian Koordinator Polhukam.
Ia menambahkan, TGPF terbagi atas dua tim, yakni tim satu yang berada di Intan Jaya dan tim dua di Kota Jayapura. Tim ini tak hanya menyelidiki kasus Yeremia Zanambani, tetapi juga sejumlah kasus penembakan lainnya di Intan Jaya pada September lalu.
”Kami belum bisa mengambil keputusan untuk menghentikan sementara upaya investigasi di Intan Jaya. Namun, keselamatan seluruh tim menjadi prioritas kami saat ini,” katanya.
Samuel Tabuni, tokoh pemuda di Papua yang tergabung dalam TGPF, mengatakan, dirinya bersama rombongan yang diserang KKB tersebut. Ia pun menyatakan, TGPF akan tetap melanjutkan investigasi hingga tuntas.
”Kami berjumlah sembilan orang yang melaksanakan investigasi di Hitadipa. Di sana, kami melakukan olah tempat kejadian perkara penembakan pendeta Yeremia dan bertemu sejumlah saksi kunci,” ungkap Samuel.
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III Kolonel (Czi) IGN Suriastawa mengatakan, KKB menyerang rombongan TGPF karena ingin menutup fakta yang sebenarnya dalam sejumlah aksi penembakan di Intan Jaya. ”Para pelaku terbukti melakukan aksi secara brutal untuk menghalangi tim mengungkap fakta yang sebenarnya,” ujarnya.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka Sebby Sambom, saat dihubungi dari Jayapura, mengatakan, pihaknya bertanggung jawab atas penembakan rombongan TGPF pada Jumat sore.
”Kami meminta tim pencari fakta bukan berasal dari Indonesia, tapi langsung dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tujuannya untuk mengungkap fakta penembakan pendeta Yeremia Zanambani yang sebenarnya,” katanya.
Diketahui dari data Polda Papua, KKB yang berada di Intan Jaya berjumlah sekitar 50 orang dan memiliki 17 pucuk senjata api yang dirampas dari aparat keamanan. Kelompok ini terlibat dalam 17 aksi teror selama sembilan bulan terakhir. Total enam warga luka-luka, tiga warga meninggal, dan dua anggota TNI AD meninggal.
Dari Yogyakarta, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono mengatakan, Bambang Purwoko merupakan anggota TGPF yang dibentuk pemerintah untuk mengusut kasus kekerasan dan penembakan yang menimbulkan korban jiwa di Kabupaten Intan Jaya. Selain itu, Bambang juga tercatat sebagai dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM.
Sehari-hari, Bambang juga merupakan Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Papua UGM yang banyak melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat di wilayah Papua. Salah satu program yang dilakukan Pokja Papua UGM adalah pengiriman guru perintis ke wilayah Papua untuk membantu pelaksanaan pendidikan di provinsi itu. ”Beliau sangat berdedikasi terhadap pembangunan Papua,” ujar Panut.
Panut menuturkan, dirinya belum bisa memastikan apakah Bambang akan kembali ke Yogyakarta atau tetap menjalankan tugasnya di Papua setelah pulih dari luka tembak. Dia menyatakan, apabila Bambang ingin melanjutkan tugasnya sebagai anggota TGPF, UGM akan memberikan izin.
Namun, Panut juga berharap, seluruh anggota TGPF bisa benar-benar terlindungi dan terjaga keamanannya agar mereka bisa bekerja dengan lebih tenang dan tidak waswas. Jaminan keamanan dan perlindungan itu penting agar TGPF bisa menjalankan tugasnya dengan baik untuk mengumpulkan fakta-fakta terkait kasus di Intan Jaya.