Insiden penembakan kembali terjadi di Kabupaten Intan Jaya. Seorang warga yang bertugas sebagai pembina rohani di Gereja Katolik mengalami luka tembak di bahu.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Seorang petugas Gereja Katolik di Kabupaten Intan Jaya, Papua, bernama Agustinus Duwitau tertembak di bahu kiri, Rabu (7/10/2020). Pihak TNI menyatakan korban adalah anggota kelompok separatis bersenjata yang hendak menyerang aparat keamanan di Bandara Bilorai. Namun, hal itu dibantah pimpinan Gereja setempat.
Dari data Humas Pemerintah Kabupaten Intan Jaya, Agustinus ditembak pihak TNI sekitar pukul 07.00 WIT. Agustinus tertembak dalam perjalanan dari kantor Gereja Katolik di Bilogai, Distrik Sugapa, ke Kampung Emondi. Dari Sugapa, ibu kota Intan Jaya ke Kampung Emondi, ditempuh dengan berjalan kaki sekitar delapan jam. Dalam perjalanan itu, Agustinus membawa satu pucuk senapan angin.
Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni, dalam siaran pers Pemkab Intan Jaya yang diterima Kompas pada Rabu malam, mengatakan, korban sempat melarikan diri dalam kondisi terluka dan bersembunyi di Kali Wabu. Masyarakat beserta aparatur sipil negara Pemkab Intan Jaya pun mencari korban dan menemukan Agustinus di Kali Wabu sekitar pukul 15.00 WIT. Tenaga Kesehatan langsung mengevakuasi korban ke RSUD Sugapa.
Natalis menuturkan, dirinya bersama pihak DPRD Papua dan DPRD Intan Jaya telah berkomunikasi dengan korban yang sementara mendapatkan perawatan di RSUD Sugapa. Pemkab Intan Jaya juga akan membawa Agustinus dengan pesawat ke Kabupaten Nabire untuk mendapatkan perawatan medis yang lebih baik.
Natalis menyatakan, Pemkab Intan akan berkoordinasi dengan pihak TNI dan Polri terkait penembakan korban yang juga seorang pembina rohani atau disebut katekis di Gereja Katolik Paroki Bilogai. Ia pun mengimbau warga agar tidak beraktivitas di atas pukul 18.00 WIT dan membawa senjata tajam karena situasi keamanan di Intan Jaya yang tidak kondusif selama lima bulan terakhir.
Diketahui dari data Polda Papua, kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang berada di Intan Jaya berjumlah sekitar 50 orang dan memiliki 17 pucuk senjata api yang dirampas dari aparat keamanan. Kelompok ini terlibat dalam 17 aksi teror dalam sembilan bulan terakhir. Total enam warga luka-luka, tiga warga meninggal, dan dua anggota TNI AD meninggal.
Seorang pendeta bernama Yeremia Zanambani juga meninggal karena tertembak di Kampung Hitadipa, Intan Jaya, pada 19 September 2020. Tim investigasi dari pemerintah pusat, TNI, Polri, dan DPRD Papua sedang menyelidiki pelaku yang menembak Yeremia.
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III Kolonel (Czi) IGN Suriastawa, saat dihubungi, menyatakan, pihaknya menembak Agustinus karena dalam perjalanan untuk menyerang aparat keamanan di Bandara Bilorai, Distrik Sugapa.
”Pelaku bersama salah seorang rekannya dengan menggunakan senjata hendak menyerang aparat di Bandara Bilorai. Anggota kami melepaskan tembakan karena keduanya melarikan diri ketika diadang,” ujar Suriastawa.
Sementara itu, Pemimpin Paroki Gereja Katolik Bilogai Pastor Yustinus Rahangiar mengungkapkan, Agustinus adalah seorang katekis yang sehari-hari bertugas di Kampung Emondi dan tidak pernah terlibat aksi KKB.
Yustinus pun menuturkan, pihak Gereja telah memberikan surat pengantar kepada Agustinus dan 16 katekis lainnya ketika bertugas di kampung. Ia menambahkan, masyarakat setempat biasanya membawa senapan angin untuk berburu hewan kuskus yang banyak terdapat di Intan Jaya pada malam hari.
”Surat pengantar ini menyatakan Agustinus merupakan salah satu katekis di Paroki Bilogai. Paroki ini memiliki 17 katekis yang tersebar di Distrik Sugapa,” ungkap Yustinus.