Jumlah Kejadian Kebakaran Lahan di Kalteng Meningkat
Kebakaran hutan dan lahan masih mengancam Kalimantan Tengah di musim peralihan. Setidaknya sudah terjadi 38 kejadian kebakaran lahan dengan total luas yang terbakar sebesar 126 hektar pada Rabu (7/10/2020).
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Kejadian kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah meningkat. Pada Rabu (7/10/2020) setidaknya terdapat 609 titik panas dengan total luas lahan yang terbakar mencapai 126 hektar lahan yang terjadi serentak di 14 kabupaten/kota.
Titik api mulai bermunculan. Pada Rabu siang, Kompas bersama beberapa tim pemadaman mendatangi lokasi di Jalan Tjilik Riwut Kilometer 13, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Setidaknya ada tiga mobil water cannon milik Polda Kalteng, dua mobil relawan pemadam api, dan tiga dari Manggala Agni juga Pemadam Kebakaran Kota Palangkaraya. Mereka cukup kesulitan memadamkan api yang sudah menjalar di lahan gambut yang diperkirakan tak sampai setengah meter.
Api diperkirakan muncul sekitar pukul 14.00 WIB. Api tersebut membakar lahan seluas 1,5 hektar milik warga sekitar yang sudah ditanami nanas, beragam sayuran, dan tanaman keras lain
Kondisi lahan gambut di sekitar itu memang terlihat sangat kering sehingga rumput-rumput berubah warna seperti kekuningan. “Memang sudah dua hari ini tidak ada hujan, jadi pasti kering sekali, terlihat ini juga bekas dibersihkan,” kata Surya (38), salah satu tim pemadam kebakaran.
Api baru bisa dikendalikan sekitar pukul 18.30 WIB. Petugas cukup kesulitan memadamkan api karena titik muncul api bertebaran di mana-mana. Saat satu titik sudah selesai dipadamkan, muncul titik api lainnya di kejauhan.
Helikopter bom air tidak bisa beroperasi lantaran lokasi tersebut terlalu dekat dengan permukiman. Helikopter digunakan untuk memadamkan api di lokasi kebakaran lain. Pada hari itu, kebakaran melanda di 14 kabupaten/kota di Kalteng.
Dari data Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB), pada Rabu siang terjadi 38 kejadian kebakaran dengan total 609 titik panas yang membakar 126 hektar lahan. Jumlah itu meningkat dari hari sebelumnya Selasa (6/10/2020) yang hanya 22 titik kebakaran dengan total luas 81 hektar lahan terbakar.
Tahun ini, setidaknya terjadi 907 kejadian kebakaran lahan dengan total luas lahan yang terbakar seluas 1.984,97 hektar atau hampir setengah luas Kota Yogyakarta. Jumlah titik panas sejak Januari 2020 hingga sekarang yang terdeteksi satelit mencapai 4.798 titik panas yang tersebar merata di seluruh wilayah Kalteng.
Melihat hal itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalteng Esau A Tambang mengungkapkan, pihaknya selama ini memang gencar membasahi lahan gambut. Pembasahan tersebut dilaksanakan di wilayah-wilayah yang memiliki kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA).
“Kalau misalnya ada MPA, apakah mereka sudah mengajukan operasi pembasahan. Memang selama ini ada pembasahan gambut, tetapi karena hujan jauh lebih sering banyak anggaran pembasahan dikembalikan,” kata Esau lewat pesan singkat.
Esau menjelaskan, operasi pembasahan dimaksudkan untuk menjaga gambut agar tidak kering. Dengan begitu gambut tidak mudah terbakar.
Masih ada beberapa wilayah yang masih dilanda kemarau kering, seperti di Palangkaraya yang dalam beberapa hari ini belum turun hujan
Prakirawan Stasiun Meteorologi Kota Palangkaraya Rahmat Alfandy memperkirakan Kalteng baru akan memasuki musim hujan pada bulan Oktober pada minggu kedua. Namun, saat ini di beberapa wilayah seperti di Kabupaten Katingan, Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Timur masih dilanda hujan lebat.
“Masih ada beberapa wilayah yang masih dilanda kemarau kering, seperti di Palangkaraya yang dalam beberapa hari ini belum turun hujan,” ungkap Rahmat.
Rahmat menjelaskan, pihaknya sudah memberikan peringatan potensi kekeringan pada lahan gambut yang bisa menjadi sumber kebakaran hutan dan lahan. “Kami selalu memberikan peringatan dini karena koordinasinya jalan terus dengan pemerintah daerah setempat,” ungkap Rahmat.