Sleman Lanjutkan Belajar Daring, Keselamatan dan Kesehatan Siswa Diutamakan
Pemerintah Kabupaten Sleman masih meneruskan kegiatan belajar dari rumah selama masa pandemi Covid-19. Kesehatan dan keselamatan siswa menjadi pertimbangan utama.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Sleman masih melanjutkan kegiatan belajar dari rumah selama masa pandemi Covid-19. Kesehatan dan keselamatan siswa menjadi pertimbangan utama kebijakan tersebut. Terlebih, pernahterjadi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah berasrama, yakni pondok pesantren.
”Kami mengutamakan keselamatan peserta didik. Keselamatan dan kesehatan peserta didik menjadi yang utama,” jelas Kepala Dinas Pendidikan Sleman Ery Widaryana, di kompleks Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (6/10/2020).
Ery menyampaikan, pihaknya belum ingin melaksanakan pembelajaran tatap muka mengingat ancaman penularan Covid-19. Dia tidak ingin muncul kluster penularan baru di lingkungan pendidikan. Munculnya kasus positif Covid-19 dari pondok pesantren di Kabupaten Sleman hendaknya menjadi pelajaran bersama.
Lebih lanjut, Ery mengungkapkan, setelah ada temuan kasus positif Covid-19 di pondok pesantren, pihaknya meminta jajaran pengelola pondok pesantren lebih ketat menerapkan protokol kesehatan. Penerapan protokol kesehatan ketat dinilainya mampu mencegah potensi penularan Covid-19. Sebab, sejumlah pondok pesantren sudah ada yang kembali menggelar pembelajaran tatap muka.
”Kami mengimbau agar protokol kesehatan bisa diterapkan secara ketat sehingga penyebaran Covid-19 bisa ditekan,” kata Ery.
Menurut dia, selama belum menggelar pembelajaran tatap muka, pihak sekolah juga diminta menyiapkan protokol kesehatan di lingkungan masing-masing. Misalnya, menyediakan tempat cuci tangan dan pengaturan ruang untuk jaga jarak. Meski demikian, pemerintah daerah belum terpikir untuk memulai pembelajaran tatap muka dalam kondisi pandemi ini.
”Untuk tatap muka, kami menunggu kebijakan pemerintah. Tatap muka akan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Perlu dibuat secara bertahap dan dievaluasi setiap tahapannya. Jika sudah benar-benar siap, frekuensi tatap muka baru bisa ditingkatkan,” kata Ery.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Budi Asrori menyampaikan, pihaknya juga belum berencana menggelar kembali pembelajaran tatap muka di masa pandemi. Pembelajaran daring masih menjadi andalan. Risiko penularan dalam lingkungan pendidikan belum hilang mengingat kasus positif Covid-19 masih terus ditemukan.
”Kami juga akan melengkapi sekolah-sekolah dengan sarana dan prasarana pendukung, khususnya untuk protokol kesehatan. Nantinya sekolah harus dilengkapi dengan wastafel dan thermogun,” kata Budi.
Budi menambahkan, kepiawaian guru menyampaikan materi pembelajaran menjadi hal penting dalam pembelajaran daring. Guru diminta membuat materi pelajaran semenarik mungkin.
”Bagi yang tidak bisa mengakses daring, anak-anak bisa konsultasi skala terbatas dengan sekolah terkait pembelajarannya. Konsultasi ini dijadwalkan khusus. Tentu harus dengan protokol kesehatan dan melibatkan sesedikit mungkin orang,” kata Budi.