Protokol Kesehatan Rumah Makan di Yogyakarta Harus Diperketat
Seorang pegawai rumah makan di Kecamatan Gondokusuman diketahui positif Covid-19, beberapa waktu lalu. Penerapan protokol kesehatan di rumah makan harus diperketat agar penularan Covid-19 tidak terus terjadi.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Kasus Covid-19 di rumah makan kembali muncul di Kota Yogyakarta. Seorang pegawai rumah makan di Kecamatan Gondokusuman diketahui positif Covid-19, beberapa waktu lalu. Penerapan protokol kesehatan di rumah makan harus diperketat agar penularan Covid-19 tidak terus terjadi.
”Ada satu pegawai rumah makan yang diketahui positif Covid-19 pada tanggal 25 September,” kata Camat Gondokusuman Guritno, saat dihubungi, Kamis (1/10/2020), di Yogyakarta.
Guritno menyatakan, pihak kecamatan baru mendapat laporan mengenai kejadian tersebut pada Senin (28/9/2020). Setelah itu, rumah makan dengan menu andalan berupa mi tersebut ditutup sementara selama tiga hari, yakni mulai Selasa (29/9/2020) hingga Kamis ini. ”Mulai Selasa itu kami minta tutup dulu sampai hari ini,” kata Guritno.
Guritno mengatakan, pegawai yang positif Covid-19 itu merupakan warga Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Sehari-hari, pegawai tersebut bekerja di bagian dapur. Namun, pegawai itu sudah tidak masuk kerja sejak 15 September 2020 karena merasa tidak enak badan.
Meski begitu, petugas Puskesmas Gondokusuman tetap melakukan tracing atau penelusuran kontak terkait kasus tersebut. Penelusuran dilakukan untuk mengetahui siapa saja yang berpotensi tertular karena memiliki riwayat kontak erat dengan sang pegawai. Selain itu, di lokasi rumah makan tersebut juga dilakukan penyemprotan disinfektan.
Guritno menambahkan, seluruh pegawai rumah makan itu yang berjumlah 30 orang telah menjalani tes cepat atau rapid test. Dari 30 orang itu, sebanyak empat orang dinyatakan reaktif dan sisanya mendapatkan hasil nonreaktif. Hasil tes cepat itu kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta untuk ditindaklanjuti.
Guritno memaparkan, pihaknya telah meminta pengelola rumah makan tersebut untuk memperketat penerapan protokol kesehatan. Penerapan protokol kesehatan secara ketat sangat penting untuk mencegah penularan Covid-19. ”Kami minta sebelum buka harus bisa menerapkan protokol kesehatan yang lebih ketat,” ujarnya.
Guritno juga meminta pengelola rumah makan tidak segan menegur pelanggan atau konsumen yang tidak menaati protokol kesehatan. Hal ini karena kadang ada konsumen yang tidak tertib menjalankan protokol kesehatan saat makan di rumah makan.
”Kami minta manajemen benar-benar menegur pelanggan yang tidak tertib menjalankan protokol kesehatan. Jangan takut rumah makannya tidak laku hanya karena menegur pelanggan yang tidak tertib,” ungkap Guritno.
Upaya cepat
Secara terpisah, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, upaya penelusuran kontak terkait pegawai rumah makan yang positif Covid-19 itu akan dilakukan dengan cepat. Hal ini agar penularan tidak meluas.
”Pemilik usaha harus jujur karena ini berkaitan dengan tracing untuk mengantisipasi penularan yang lebih luas. Saya minta kerja samanya. Apabila ada kasus seperti ini, harus kooperatif,” ungkap Haryadi.
Haryadi menyatakan, pihaknya akan terus mengawasi penerapan protokol kesehatan di rumah makan di Yogyakarta. Dia menyebutkan, salah satu hal yang harus diwaspadai adalah kemungkinan munculnya kerumunan pelanggan di rumah makan.
”Kerumunan di tempat kuliner ini juga menjadi perhatian kita. Saya minta kepada tim gugus tugas untuk mengantisipasi dan melakukan pengawasan yang lebih ketat,” ujar Haryadi.
Sebelum kasus ini mencuat, penularan Covid-19 pernah terjadi di sebuah warung soto di Kota Yogyakarta, Agustus lalu. Penularan bermula dari seorang penjual soto di Kecamatan Umbulharjo yang mengalami gejala berupa demam pada 9 Agustus 2020. Ia lalu dirawat di rumah sakit.
Namun, pedagang soto tersebut baru menjalani swab atau tes usap pada 19 Agustus 2020. Berdasarkan pemeriksaan di laboratorium, penjual soto tersebut dinyatakan positif Covid-19 pada 24 Agustus. Setelah itu, penelusuran kontak pun dilakukan terhadap sejumlah pihak.
Hasilnya ada lebih dari 20 orang yang dinyatakan positif dari kluster warung soto tersebut. Mereka yang dinyatakan positif Covid-19 dari kluster itu, antara lain, keluarga penjual soto, karyawan di warung soto, dan pembeli di warung soto tersebut.