Kluster Ponpes di Banyumas Mencapai 328 Orang, Protokol Kesehatan Diperketat
Jumlah kasus positif di kluster pondok pesantren di Banyumas, Jawa Tengah, terus bertambah. Protokol kesehatan perlu diterapkan secara ketat untuk menekan penularan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Jumlah orang yang terpapar Covid-19 di kluster pondok pesantren di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mencapai 328 orang. Sebanyak 95 persen di antaranya orang tanpa gejala dan dalam kondisi sehat. Protokol kesehatan diperketat untuk mencegah penularan.
”Hingga saat ini dari 631 sampel yang diperiksa, ada 328 kasus yang positif Covid-19,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Banyumas Wahyu Budi Saptono di Purwokerto, Banyumas, Kamis (1/10/2020).
Wahyu menyampaikan, total pasien Covid-19 di Kabupaten Banyumas mencapai 582 orang. Sebanyak 364 orang telah sembuh atau 62,54 persen. Sebanyak 12 orang meninggal atau 2,06 persen dan angka reproduksi efektif 2,14. ”Angka ini masih lebih tinggi dari yang ditetapkan WHO, yaitu 1,” katanya.
Setiap proses pemulangan dan pemberangkatan kembali santri ke pesantren selalu menerapkan protokol kesehatan dengan asistensi Satgas Covid 19 Banyumas di setiap wilayah kecamatan.
Menurut dia, sebagian besar santri dalam kondisi sehat dan tanpa gejala. Meski demikian, mereka tetap menjalani isolasi untuk mencegah penularan kepada mereka yang rentan, seperti orangtua, anak balita, dan orang yang punya penyakit penyerta. ”Tadi malam mereka menjalani karantina di Baturraden. Sebanyak 88 orang di Pondok Slamet dan 47 lainnya di Wisma Wijayakusuma,” ujarnya.
Disebutkan dari 328 orang yang positif Covid-19 dari kluster pondok pesantren itu, sebanyak 20 orang telah dinyatakan sembuh. ”Mereka yang dinyatakan sembuh sebanyak 17 orang dirawat di RSUD Banyumas dan 3 orang lainnya dirawat di RS Siaga Medika,” tuturnya.
Menunggu
Pemerintah daerah masih menunggu 31 hasil tes usap tenggorokan dari kluster pondok pesantren karena pemeriksaan uji usap tenggorokan dilakukan tidak hanya di RSUD Margono, tetapi juga di luar kota, seperti di Yogyakarta dan Semarang. Untuk menekan penularan, protokol kesehatan akan diterapkan secara disiplin di seluruh pondok pesantren yang ada di Banyumas.
Tim satuan gugus tugas pondok pesantren pun dibentuk untuk mengedukasi dan mengecek penerapan protokol kesehatan di 190 pondok pesantren. Total santri di Banyumas mencapai 29.000 orang.
Juru bicara Forum Komunikasi Pondok Pesantren Banyumas, Enjang Burhanudin Yusuf, menyampaikan, kondisi umum para santri yang positif Covid adalah sehat. Sebanyak 95 persen adalah orang tanpa gejala.
Enjang juga mengatakan, sejak awal adanya pandemi, pondok pesantren telah bersinergi dan mengikuti anjuran pemerintah. ”Setiap proses pemulangan dan pemberangkatan kembali santri ke pesantren selalu menerapkan protokol kesehatan dengan asistensi Satgas Covid 19 Banyumas di setiap wilayah kecamatan,” kata Enjang.
Enjang juga menyampaikan, pihaknya juga akan memetakan sejumlah pondok pesantren yang rawan menjadi tempat penyebaran Covid-19 karena mobilitas warganyan yang tinggi. Ada sekitar 30 pondok pesantren yang akan jadi prioritas karena santrinya adalah mahasiswa yang punya mobilitas tinggi. Aktivitas di dalam pesantren menjalankan protokol kesehatan, antara lain menggunakan masker saat shalat berjemaah.