Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, memberikan vitamin tambahan untuk warga lanjut usia untuk meningkatkan daya tahan dan imunitas terhadap virus korona.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, memberikan vitamin tambahan untuk warga lanjut usia untuk meningkatkan daya tahan dan imunitas terhadap virus. Pembagian dilakukan melalui puskesmas dan posyandu lansia secara berkala.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, Senin (28/9/2020), mengatakan, warga lansia merupakan salah satu kelompok rentan penularan Covid-19. Dari seluruh pasien di Surabaya, sekitar 30 persen merupakan warga lansia. ”Kami terus menelusuri sumber penularan mereka karena biasanya lansia banyak menghabiskan waktu di rumah,” katanya.
Hingga Senin, jumlah pasien Covid-19 di Surabaya mencapai 14.170 orang, dengan rincian 12.540 orang sembuh, 576 orang dalam perawatan, dan 1.054 orang meninggal. Dari data tersebut, artinya ada sekitar 4.251 pasien Covid-19 di Surabaya merupakan warga lansia.
”Kami juga rutin melakukan pengukuran kadar oksigen dalam tubuh untuk mencegah terjadinya happy hypoxia,” ucap Risma.
Dia mengingatkan warga lansia agar mewaspadai penularan di dalam keluarga. Saat beraktivitas, sebaiknya tetap menggunakan masker dan selalu menggunakan peralatan pribadi untuk urusan makan dan membersihkan diri.
Kalangan remaja
Selain pada warga lansia, Risma mengingatkan potensi penularan yang cukup tinggi di kalangan remaja. Ada sekitar 30 persen kasus di Surabaya yang dialami anak muda. Mayoritas temuan kasus terjadi ketika pihaknya melakukan tes massal. ”Mayoritas tidak mengalami gejala,” katanya.
Oleh karena itu, tes massal kepada anak muda rutin dilakukan. Setiap pekan, Dinas Kesehatan Kota Surabaya melakukan tes massal di kawasan yang menjadi tempat favorit anak muda berkerumun, seperti kafe dan rumah makan. Tes dilakukan malam hari mengingat anak muda biasanya keluar untuk berkumpul saat malam.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita menambahkan, tes usap massal menjadi salah satu kunci untuk memutus rantai penularan, terutama dalam komunitas kecil, seperti di kawasan rumah susun. Oleh karena itu, pihaknya melakukan tes usap di 19 rusun di Surabaya dengan total warga yang sudah dites 1.341 orang.
Selain itu, tes usap kini dilakukan secara serentak kepada kelompok karyawan salon, tukang cukur, dan tukang pijat. Pekerjaannya menjadi salah satu yang rentan karena selalu melakukan kontak dekat dengan konsumen. Jika ada satu karyawan yang sudah tertular, sangat rentan menular ke karyawan lain dan konsumen.
”Tes usap untuk santri dan pengasuh pondok pesantren masih terus dilakukan untuk mencegah munculnya kluster pondok pesantren,” kata Febria.