Keberadaan Tiga Pekerja Migran Aceh di Kapal Asing Terdeteksi
Setelah hampir dua tahun tak ada kabar, atas bantuan banyak pihak, keberadaan tiga pekerja migran Indonesia asal Provinsi Aceh yang bekerja di kapal ikan berbendera China terdeteksi. Keluarga berharap mereka pulang.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Setelah hampir dua tahun tidak ada kabar, keberadaan tiga pekerja migran Indonesia asal Provinsi Aceh yang bekerja di kapal ikan berbendera China terdeteksi. Informasi terbaru, tiga anak buah kapal itu berada di sebuah kapal ikan di perairan internasional dekat negara Peru, Amerika Selatan.
Kepala Unit Pelayanan Teknis Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Banda Aceh Jaka Prasetiyono, Selasa (24/9/2020), mengatakan, setelah menerima aduan dari keluarga, pihaknya langsung melakukan penelusuran.
Tim advokasi BP2MI Banda Aceh meneruskan aduan ke Kementerian Luar Negeri dan menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Peru. ”Informasi dari KBRI Peru, tiga ABK asal Aceh masih ada dan kini berada di kapal ikan Fu Xin, berbendera China,” kata Jaka.
Tiga ABK asal Aceh yang dilaporkan hilang komunikasi adalah Khairol Aman (20), Aulia Zikrul (20), dan Azin Al Basir (20). Mereka berangkat dari Aceh pada awal Oktober 2018, tetapi hingga 24 September 2020 belum ada komunikasi dengan pihak keluarga.
Informasi dari KBRI Peru, tiga ABK asal Aceh masih ada dan kini berada di kapal ikan Fu Xin, berbendera China. (Jaka Prasetiyono)
Mereka menjadi pekerja migran melalui perusahaan agen. Saat itu mereka dipekerjakan sebagai ABK pada kapal ikan Lu Lan Yuan Yu 088, berbendera China. Kapal itu berlayar dari Taiwan menuju Korea Selatan dan Peru.
Jumaini Suryawati (42), ibu dari Khairol Aman, melaporkan kasus itu kepada BP2MI Banda Aceh. Jumaini khawatir dengan keselamatan anaknya sebab hampir dua tahun tidak pernah berkomunikasi. Jumaini berharap anaknya pulang dalam keadaan hidup dan sehat.
Saya selalu berdoa, saya yakin Abang (Khairol) akan pulang. (Jumaini Suryawati)
”Saya selalu berdoa, saya yakin Abang (Khairol) akan pulang,” ucap Jumaini.
Jaka mengatakan, berdasarkan informasi dari KBRI Peru, tiga ABK asal Aceh itu tidak lagi bekerja di kapal Lu Lan Yuan Yu 088, tetapi sudah dipindahkan ke kapal lain. Jaka belum mengetahui mengapa tiga ABK tersebut dipindahkan ke kapal Fu Xin.
”Kapal Lu Lan Yuan Yu 088 sekarang berada di China, sementara kapal Fu Xin berada di Peru. Kami belum bisa berkomunikasi dengan pihak kapal karena harus pakai telepon satelit,” ujar Jaka.
Jaka menambahkan, pihaknya berusaha untuk berkomunikasi dengan tiga ABK tersebut. Informasi yang didapat dari keluarga, para ABK dikontrak selama dua tahun, berakhir pada 15 Oktober 2020.
”Sekarang yang sangat penting komunikasi dengan ABK untuk memastikan keadaannya. Setelah masa kontrak berakhir, mereka harus segera dipulangkan,” katanya.
Menurut Jaka, apabila upah ketiga ABK itu tidak diberikan sesuai perjanjian kerja, pihaknya akan memfasilitasi penyelesaian melalui jalur hukum.
Jumaini sangat bersyukur setelah mengetahui Khairol masih hidup meski belum bisa mendengar suara anaknya itu.
Sebelumnya, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh Iskandar Syukri mengatakan, pihaknya sering melakukan sosialisasi kepada warga agar bekerja ke luar negeri melalui jalur resmi dan menyiapkan keterampilan yang memadai.