Pembebasan Lahan Tol Kertosono-Kediri Dimulai Awal 2021
PT Jasa Marga melalui kelompok usahanya, PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri, memulai pembebasan lahan jalan tol Kertosono-Kediri pada awal 2021. Ruas tol itu terhubung ke Trans-Jawa dan Bandara Kediri.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
KEDIRI, KOMPAS — Proses pembebasan lahan untuk pembangunan Tol Kertosono-Kediri di Jawa Timur dimulai pada awal 2021. Menurut rencana, Tol Kertosono-Kediri akan memiliki panjang 20,3 kilometer dan terhubung langsung ke Tol Trans-Jawa dan Bandara Kediri yang saat ini tengah dibangun.
Arie Irianto, Direktur Utama PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK), anak perusahaan dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang mengelola ruas Tol Ngawi-Kertosono, mengatakan, saat ini proses pembangunan Tol Kertosono-Kediri telah memasuki pengajuan penetapan lokasi (penlok) dari Gubernur Jawa Timur.
”Saat ini, kami telah mendapatkan persetujuan review right of way (ROW) plan, Agustus lalu. Sekarang memasuki tahapan pengajuan penetapan lokasi (penlok) lahan oleh Gubernur Jawa Timur,” ujar Arie dalam rilis yang diterima Kompas, Rabu (23/9/2020).
Begitu penlok selesai, menurut Arie, pihaknya akan mengejar persetujuan rencana teknik akhir (RTA) yang dilanjutkan dengan proses pembebasan lahan. Jika pembebasan lahan berjalan lancar, pelaksanaan konstruksi dapat dimulai pada pertengahan 2021 dan tol tersebut diharapkan sudah dapat beroperasi secara keseluruhan sesuai target pada 2023.
Nilai investasi Tol Kertosono-Kediri mencapai Rp 3,9 triliun. Jalan tol ini akan dilengkapi dengan satu junction di Kedungsoko dengan Jalan Tol Ngawi-Kertosono. Selain itu ada dua interchange yang terletak di Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Kediri.
Yang pasti, distribusi barang akan semakin cepat, semakin mudah. Mobilitas masyarakat ke daerah lain juga semakin mudah.
Selain itu, Tol Kertosono-Kediri direncanakan akan mempunyai dua gerbang tol, masing-masing di Sugihwaras dan Kediri. ”Tol Kertosono-Kediri terhubung ke Bandara Kediri. Tol ini juga akan tersambung dengan Tol Ngawi-Kertosono yang telah beroperasi penuh sejak tahun 2018,” ucapnya.
Rencana pembangunan Tol Kertosono-Kediri telah mengemuka sejak tahun lalu. Bahkan, saat peletakan batu pertama pembangunan Bandara Kediri, yang digelar secara virtual pada pertengahan April lalu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono juga menyinggung soal pembangunan tol dari Kertosono menuju Kediri dan Tulungagung.
Tol Kertosono-Kediri merupakan perpanjangan Tol Ngawi-Kertosono. Persetujuan penambahan ruang lingkup itu telah dipastikan dalam adendum perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) tahun lalu.
Dihubungi secara terpisah, Rabu petang, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menyambut baik rencana pembangunan tol itu. Menurut Abu, jalan tol mampu meningkatkan perekonomian dan investasi di Kota Kediri.
”Yang pasti, distribusi barang akan semakin cepat, semakin mudah. Mobilitas masyarakat ke daerah lain juga semakin mudah. Interkoneksinya semakin bagus sehingga akan membuka usaha-usaha baru, pergudangan, perkantoran akan muncul,” ucapnya.
Menurut Abu, peningkatan potensi ekonomi menjadi keniscayaan karena ditunjang oleh bandara baru yang diharapkan sudah bisa beroperasi pada 2022. Akses jalan yang ada selama ini dianggap masih memiliki kelemahan, antara lain terjadi penumpukan kendaraan di Kertosono saat momentum tertentu, seperti hari raya.