Tim Labfor Polda Jateng Selidiki Kebakaran Pasar Wage Purwokerto
Tim Laboratorium Forensik Kepolisian Daerah Jawa Tengah mulai menggelar olah tempat kejadian perkara untuk mengetahui penyebab terbakarnya Pasar Wage di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Tim Laboratorium Forensik Polda Jawa Tengah mulai menggelar olah kejadian perkara guna menyelidiki penyebab kebakaran di Pasar Wage, Purwokerto, Banyumas. Sebanyak 10 orang telah dimintai keterangan terkait kronologi kebakaran yang terjadi pada Senin (21/9/2020) dini hari itu.
”Kami minta keterangan dari beberapa saksi yang mengetahui persis awal mula kejadian. Ada warga, petugas PLN, pemadam kebakaran, pedagang, dan penjaga keamanan,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Banyumas Ajun Komisaris Berry, Selasa (22/9/2020), di Pasar Wage.
Tim labfor datang menggunakan dua mobil dan masuk ke kompleks bangunan Pasar Wage sekitar pukul 09.00. Sebelum turun memeriksa lokasi kebakaran, tim meminta informasi dari beberapa orang di lantai dua pasar itu. Selanjutnya, tim mengamati dan memotret sejumlah sudut pasar. Garis polisi dipasang melintang di sekitar area terbakar.
”Kami belum bisa memastikan penyebab kebakaran karena masih didalami. Menurut saksi, nyala api sudah lumayan besar. Sumber api awalnya dari lantai bawah. Tim masih mencari penyebab utama kebakaran, apakah korsleting atau ada sumber api lainnya,” tutur Berry.
Kebakaran di Pasar Wage menyebabkan 27 kios di lantai satu terbakar. Api juga melalap 19 kios dan 16 los atau lapak di lantai dua. Total pedagang yang terdampak 110 orang. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 1 miliar.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pasar Wage Arif Budiman menyebutkan, ada berbagai pedagang yang terdampak kebakaran ini, mulai dari pedagang pakaian, mainan, barang kelontong, hingga sayur-mayur. ”Mereka berdagang ada yang pagi, siang, dan malam,” ujar Arif.
Sumber api awalnya dari lantai bawah. Tim masih mencari penyebab utama kebakaran, apakah korsleting atau ada sumber api lainnya.
Wahidin (45), pedagang bahan pokok di lantai dua, rugi hingga lebih dari Rp 50 juta. Dia juga kehilangan uang tunai yang disimpan di kiosnya sekitar Rp 1,5 juta. ”Ini belum bisa beres-beres atau mengambil dagangan yang tersisa karena masih diberi garis polisi,” kata Wahidin, yang sudah berjualan di sana sejak tahun 1990-an.
Sebelumnya, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Banyumas Purwadi Santoso menyampaikan, pihaknya akan segera mendata dan menyiapkan lapak sementara. ”Nanti lihat situasi. Pedagang segera direlokasi di luar dulu dan ini akan segera diperbaiki,” kata Purwadi.