20 Tenaga Puskesmas di Yogyakarta Positif, Sebagian Tertular Saat Penelusuran Kontak
Sebanyak 20 tenaga kesehatan di dua puskesmas di Kota Yogyakarta dinyatakan positif Covid-19. Sebagian di antaranya diduga tertular saat melakukan penelusuran kontak erat pasien Covid-19.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 20 tenaga kesehatan dari dua puskesmas di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, dinyatakan positif Covid-19. Dua puskesmas itu pun ditutup selama tiga hari. Sebagian petugas puskesmas diduga tertular saat melakukan penelusuran atau tracing kontak kasus Covid-19.
”Dua puskesmas sementara menutup pelayanan selama tiga hari karena memang beberapa dokter, perawat, analis, dan tenaga surveilans terpapar Covid-19,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/9/2020) malam.
Heroe menjelaskan, dua puskesmas di Kota Yogyakarta yang ditutup itu adalah Puskesmas Wirobrajan dan Puskesmas Gedongtengen. Penutupan dilakukan mulai Sabtu kemarin hingga Senin (21/9/2020). Selama penutupan, petugas akan melakukan penyemprotan disinfektan di dua gedung puskesmas.
Heroe memaparkan, jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Wirobrajan yang terpapar Covid-19 sebanyak delapan orang. Mereka terdiri dari 2 dokter, 3 bidan, dan 3 tenaga kesehatan lain. Sementara itu, di Puskesmas Gedongtengen ada 12 tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19, yakni 4 dokter, 5 perawat, dan 3 tenaga kesehatan lain.
Para tenaga kesehatan itu diketahui terinfeksi Covid-19 selama beberapa hari terakhir. Agar pelayanan tidak terganggu, pelayanan kesehatan di Puskesmas Wirobrajan dan Puskesmas Gedongtengen dialihkan ke puskesmas terdekat.
Heroe juga menyebut, upaya tracing atau penelusuran kontak terkait pasien positif Covid-19 terus berjalan. Selama ini, upaya penelusuran memang menjadi tugas pegawai puskesmas karena mereka yang paling memahami kondisi di lapangan.
”Saat ini, pelayanan di dua puskesmas itu dilayani di puskesmas lainnya yang terdekat. Jadi tidak mengganggu pelayanan kesehatan maupun upaya kita menelusuri dan melakukan swab (tes usap),” ujar Heroe.
Heroe menuturkan, sebagian tenaga kesehatan di dua puskesmas itu diduga terinfeksi Covid-19 saat melakukan penelusuran kontak terkait pasien positif Covid-19. Oleh karena itu, ke depan, Pemerintah Kota Yogyakarta akan menggelar pelatihan untuk penelusuran serta surveilans atau pemantauan penularan penyakit Covid-19.
Pelatihan juga akan dilakukan bagi petugas puskesmas yang bertugas melakukan swab. ”Minggu depan kami akan menambah pelatihan kepada tenaga puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya yang bisa mempunyai kemampuan surveilans dan swab,” tutur Heroe.
Sebagian tenaga kesehatan di dua puskesmas itu diduga terinfeksi Covid-19 saat melakukan penelusuran kontak terkait pasien positif Covid-19. (Heroe Peorwadi)
Daftar panjang
Adanya tenaga kesehatan di dua puskesmas yang terinfeksi Covid-19 itu menambah daftar panjang pekerja kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dinyatakan positif Covid-19. Sebelumnya, pada periode 15 Maret-2 September 2020, sedikitnya ada 304 orang pekerja kesehatan di DIY yang terinfeksi Covid-19.
Para pekerja kesehatan itu terdiri dari tiga kelompok. Pertama, tenaga kesehatan, seperti dokter, perawat, atau bidan. Kedua, pekerja di fasilitas kesehatan yang tak tergolong tenaga kesehatan, seperti staf administrasi dan sopir. Ketiga, pegawai di dinas kesehatan. Sebagian pekerja kesehatan yang terinfeksi Covid-19 itu sudah sembuh dan bisa bertugas kembali.
Juru Bicara Pemerintah Daerah DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, mengatakan, sejak beberapa bulan lalu, memang dilakukan tes usapmassal kepada para pekerja kesehatan di DIY. Tes massal dilakukan karena para pekerja kesehatan itu tergolong orang berisiko tinggi tertular Covid-19.
Hingga sekarang, tes massal di kalangan pekerja kesehatan itu masih berlanjut. Pada Sabtu kemarin, misalnya, ada 16 karyawan atau pekerja kesehatan di DIY yang dinyatakan positif Covid-19.
Rekor
Pada Sabtu kemarin, juga tercatat rekor baru penambahan pasien Covid-19 di DIY, yakni 74 orang dalam sehari. Rekor penambahan pasien di DIY sebelumnya terjadi pada 1 Agustus 2020 dengan 67 pasien dalam sehari.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DIY, penambahan pasien baru itu didominasi hasil contact tracing atau penelusuran kontak terkait pasien positif sebelumnya. Dari 74 pasien baru itu, sebanyak 45 orang atau 61 persen merupakan hasil penelusuran kontak.
Berty menuturkan, penambahan pasien baru didominasi hasil penelusuran kontak. Dia menyebut, petugas kesehatan di DIY memang sedang melakukan banyak penelusuran kontak akibat adanya peningkatan jumlah pasien positif Covid-19 beberapa waktu sebelumnya.
”Hasil penelusuran kontakini mendominasi karena kasus beberapa waktu lalu kan meningkat sehingga penelusuran punjuga akan banyak,” kata Berty.