Bandung Raya Bakal Lebih Tegas Ingatkan Pengelola Wisata
Pengetatan protokol kesehatan menjadi pilihan untuk menekan persebaran Covid-19 di lokasi-lokasi rawan keramaian di Bandung Raya. Titik beratnya pada pembatasan pengunjung dan jam operasional.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sejumlah kawasan di Bandung Raya berjanji bakal lebih tegas menegakkan protokol kesehatan bagi warga hingga dunia usaha di sektor pariwisata. Pengetatan protokol kesehatan menjadi pilihan utama menekan persebaran Covid-19, terutama dari DKI Jakarta, episentrum penularan di Indonesia.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Rabu (16/9/2020) pukul 18.00, kasus Covid-19 di Jakarta mencapai 55.099 pasien atau 24,9 persen dari jumlah nasional. Pemerintah Provinsi DKI lantas menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Akan tetapi, penerapannya tidak disertai pembatasan akses warga keluar daerah. Kawasan Bandung Raya merupakan salah satu tujuan wisata utama bagi warga DKI. Untuk meminimalkan potensi penularan, sejumlah pembatasan dilakukan beberapa daerah di Bandung Raya.
Di Kota Bandung, pengetatan protokol kesehatan dilakukan di tempat wisata. Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, pihaknya memilih memperketat aturan dalam adaptasi kebiasaan baru. ”Orangnya tidak dilarang, tetapi kebiasaan menerapkan protokol kesehatan yang kita utamakan,” katanya.
Selain menggunakan masker dan menjaga jarak, kawasan wisata juga wajib membatasi pengunjung yang datang. Pemberlakuan jam operasional untuk memecah kerumunan juga dilakukan.
”Sekarang kami akan tegas. Kalau ada yang melanggar, akan langsung ditutup. Kalau ada warga yang tidak mengenakan masker pun akan kami berikan sanksi,” tutur Yana.
Hal serupa dilakukan di Kabupaten Bandung Barat, salah satu tujuan wisata dataran tinggi kawasan Bandung Raya. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Barat Sri Dustirawati bakal memaksimalkan pengawasan di lokasi wisata. Tindakan tegas seperti penutupan pun akan dilakukan jika ada destinasi wisata yang tidak menerapkan protokol, terutama pembatasan jumlah pengunjung.
”Pengelola wisata khawatir jika ditemukan kasus Covid-19 di lokasi wisata. Hal itu akan berdampak pada penutupan sementara lokasi wisata. Pariwisata adalah sektor unggulan di Bandung Barat,” ujarnya.
Public Relations Perisai Grup Intania Setiati menyatakan, pihaknya akan menutup sementara lokasi wisata jika pengunjung telah mencapai 50 persen dari kapasitas total. Perisai Grup mengelola beberapa lokasi wisata di Kabupaten Bandung Barat, seperti Floating Market, The Great Asia Afrika, dan Farm House.
Intan memaparkan, jika di satu titik telah melebihi kapasitas yang disarankan, petugas akan menyarankan wisatawan untuk mengunjungi destinasi lainnya yang belum mencapai 50 persen. Rata-rata kapasitas maksimal di satu kawasan lebih kurang 10.000 orang.
”Hingga minggu ini, pengunjung di setiap destinasi belum pernah menyentuh 50 persen. Namun, kalua telah melewati kapasitas, kami akan mengalihkan pengunjung ke lokasi lainnya sesuai aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Kami akan lebih cerewet, petugas akan terus mengingatkan pengunjung yang berkerumun,” ujarnya.