Kreatif dan Inovatif, Tantangan UMKM di Masa Pandemi
Sejumlah pelaku UMKM mengalami penurunan pemesanan dan pendapatan selama pandemi Covid-19 sehingga perlu terus berkreasi untuk bertahan. Sementara pemerintah membantu lewat promosi dan insentif dana.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM di Jawa Tengah menjadi salah satu sektor usaha yang terdampak pada masa pandemi Covid-19. Kreativitas dan inovasi dari para pelaku UMKM menjadi tantangan agar tetap dapat bertahan. Di pihak lain, pemerintah mendorong melalui sejumlah promosi.
Salah satu pelaku UMKM yang terdampak ialah Tamzis Al Anas (37), pemilik usaha Yuliati-Warno Batik di Desa Langgenharjo, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Saat awal-awal pandemi dan digencarkan pembatasan sosial, pesanannya anjlok sebesar 95 persen.
”Saat itu, dari biasanya 1.000 potong batik per bulan, menjadi hanya 50 potong, terutama untuk pasar lokal. Sementara daring masih bisa jalan. Sekarang membaik meskipun baru pulih sekitar 30 persen,” ujar Tamzis, dihubungi dari Semarang, Senin (14/9/2020).
Tamzis menuturkan, kreativitasnya diuji ketika banyak yang membutuhkan alat pelindung diri masker. Ia pun kemudian mendapat pesanan sekitar 5.000 masker kain. Sejumlah peluang baru, menurut dia, perlu ditangkap saat situasi pasar belum pulih.
Ia pun berharap pembatasan, seperti karantina wilayah, tak diterapkan karena akan semakin berdampak pada pelaku usaha. ”Tentu di sisi lain masyarakat mesti mengikuti protokol kesehatan. Dukungan promosi oleh pemerintah juga sangat diperlukan,” katanya.
Di Kota Semarang, usaha yang terdampak antara lain UMKM Andjani, yang memproduksi tas dari bahan limbah jahit yang dikombinasikan dengan kulit. Di masa pandemi Covid-19, penjualan sempat merosot hingga 40 persen, tetapi kini sudah pulih sekitar 80 persen.
Inisiatif pemerintah
Salah satu upaya Pemprov Jateng membantu para pelaku UMKM yakni dengan program Lapak Ganjar, sejak 11 Juli 2020. Setiap hari Minggu, pelaku UMKM bisa mempromosikan produk yang akan diungggah di Instagram Story Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
”UMKM kami cek terus. Mereka ternyata mencoba untuk survive, bertahan sendiri, bagaimana menjual daring. Pemerintah yang coba mendampingi mereka membantu agar penjualannya bisa naik,” kata Ganjar.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Jateng Peni Rahayu menuturkan, bantuan UMKM memanfaatkan dana program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pemerintah pusat. Diharapkan, UMKM dapat terus bangkit di tengah pandemi.
Menurut data Pemprov Jateng, hingga pekan lalu, subsidi bunga untuk UMKM di Jateng telah terealisasi Rp 184,45 miliar untuk 969.271 orang. Sementara terkait dana restrukturisasi kredit di perbankan, terealisasi Rp 57,22 triliun untuk 1,2 juta orang.
Adapun pada perusahaan jasa pembiayaan (leasing) yakni Rp 13,67 triliun untuk 415.802 orang dan Pegadaian Rp 1,06 triliun untuk 354.048 orang. Sementara itu, Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro terealisasi Rp 347,7 miliar untuk 144.861 UMKM.