Kapasitas Rumah Sakit Aman, Jateng Tetap Siagakan Tempat Rawat Cadangan
Jumlah keterisian tempat tidur rumah sakit di Jateng, hingga Kamis (10/9/2020), sebanyak 1.355 dari total 3.343 tempat tidur atau 40,5 persen. Meski demikian, RS Bung Karno Solo telah disiapkan menjadi RS khusus.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Keterisian tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit di Jawa Tengah masih relatif aman, yakni sekitar 40,5 persen. Kendati demikian, Pemerintah provinsi setempat tetap bersiaga dengan menyiapkan RS khusus Covid-19 serta tempat-tempat isolasi selain rumah sakit.
Menurut data Covid-19 Pemprov Jateng, yang dimutakhirkan Minggu (13/9/2020) pukul 12.00, terdapat 17.925 kasus positif kumulatif dengan rincian 2.938 dirawat, 13.324 sembuh, dan 1.663 meninggal. Terdapat penambahan 196 kasus positif dalam 24 jam terakhir.
Adapun keterisian tempat tidur di rumah sakit di Jateng, hingga Kamis (10/9/2020), setidaknya ialah 1.355 tempat tidur dari total 3.343 tempat tidur atau sebesar 40,5 persen.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Minggu, mengatakan, dengan kondisi tersebut, posisi ketersediaan ruang untuk perawatan pasien Covid-19 relatif aman. Kendati demikian, pihaknya tetap siaga. ”Kalau memang kurang, kami siapkan RS Bung Karno Solo, dikhususkan Covid-19. Namun, sekarang belum, masih standby (siaga),” katanya.
Meski ketersediaan tempat tidur RS relatif aman, Ganjar meminta masyarakat tidak terlena atau menjadi tidak disiplin dalam menjalankan protoko kesehatan. Ia pun terus mendorong penegakan hukum agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan.
Selain RS, tempat-tempat karantina atau isolasi bagi pasien tidak bergejala juga disiapkan. ”Saat ini masih cukup. Bahkan, kami sudah siapkan meskipun belum terpakai, seperti di (Asrama Haji) Donohudan Boyolali dan tempat Bank Jateng di Kota Lama. Jadi, cukup,” katanya.
Patroli
Ganjar menuturkan, penegakan hukum akan terus dilakukan bagi warga yang membandel dan enggan mematuhi protokol kesehatan. Ia mencontohkan, seperti salah satu tempat makan di Kelurahan Krobokan, Kota Semarang, yang langsung ditutup begitu ditemukan kasus.
”Perusahaan kalau ada (kasus) pun tutup. Jadi, kasus per kasus, sehingga orang akan taat. Sekarang, kami akan lakukan bersama. Pasar kami tata, begitu juga mal dan pusat-pusat keramaian. Jadi, sekarang yang dibutuhkan satu saja, patroli,” kata Ganjar.
Sebelumnya, rumah makan kepala ikan di Krobokan, Kota Semarang, ditutup sementara setelah menjadi kluster penularan Covid-19. Menurut Lurah Krobokan, Sarno, penyemprotan disinfektan sudah dilakukan. Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam menuturkan, kasus telah ditangani.
”Sejumlah 30 kontak erat sudah kami swab. Hasilnya, 20 konfirmasi positif. Saat ini, 18 orang sudah ditangani pihak dinkes di Rumah Isolasi Rumdin (rumah dinas wali kota). Dua orang lainnya dirawat di rumah sakit karena ada keluhan sesak napas,” kata Hakam dalam keterangannya.
Menurut data Covid-19 Pemkot Semarang, Minggu (13/9/2020) sore, terdapat 6.972 kasus positif kumulatif dengan rincian 546 dirawat, 5.738 sembuh, dan 688 meninggal. Dari data tersebut, sebagian merupakan warga ber-KTP luar Kota Semarang.