Sebaran Covid-19 Di Pemkab Sidoarjo Meluas, Masyarakat Didorong Optimalkan Layanan Daring
Sebaran Covid-19 di lingkungan pemda Sidoarjo terus meluas. Sasaran pengetesan pun ditingkatkan menjadi dua kali lipat dan masyarakat didorong optimalkan sistem layanan dalam jaringan untuk memenuhi kebutuhan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO,KOMPAS-Sebaran Covid-19 di lingkungan pemerintah Kabupaten Sidoarjo terus meluas. Agar kondisinya tidak bertambah parah, sasaran pengetesan ditingkatkan menjadi dua kali lipat. Selain itu, masyarakat didorong mengoptimalkan sistem pelayanan secara dalam jaringan untuk memenuhi kebutuhan sekaligus menghindari penularan Covid-19.
Pelaksana harian Bupati Sidoarjo Achmad Zaini mengatakan untuk mendapatkan gambaran riil sebaran Covid-19 di lingkungan pemda, pihaknya telah mengetes massal 800 pegawai dari sejumlah instansi atau organiasi perangkat daerah seperti sekretariat daerah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Satuan Polisi Pamong Praja, dan sejumlah camat.
Pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi Covid-19 adalah reaksi berantai polimerase (PCR) menggunakan sampel lendir atau hasil usapan hidung atau tenggorokan. Pemeriksaan ini dipilih karena dinilai memiliki hasil yang lebih akurat dibandingkan pemeriksaan uji cepat menggunakan sampel darah.
“Dari 800 pegawai yang di uji usap, sebanyak 40 orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Dari 40 yang positif, sebanyak delapan orang di antaranya pejabat daerah setingkat kepala dinas atau kepala BUMD (Badan Usaha Milik Daerah),” ujar Zaini, Rabu (9/9/2020).
Jumlah pegawai yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu meningkat dibandingkan akhir pekan lalu sebanyak 38 orang, dan tujuh di antaranya pejabat daerah setara kepala dinas. Selain meningkat, angka kejadian Covid-19 di lingkungan pemkab Sidoarjo tergolong tinggi karena mencapai 5 persen dari jumlah pegawai yang di uji usap. Saat awal merebaknya Covid-19, prosentase angka kejadian hanya di kisaran 2-3 persen.
Perluas Sasaran
Tingginya angka kejadian Covid-19, mengindikasikan sebaran penyakit ini cukup mengkhawatirkan di lingkungan kantor pemerintah daerah. Untuk mendeteksi sebaran Covid-19 secara riil, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pemkab Sidoarjo memperluas sasaran pengetesan. Untuk itu, Dinkes Sidoarjo menyiapkan uji usap terhadap 800 pegawai lagi sehingga total nantinya menjadi 1.600 pegawai.
Sebanyak 800 pegawai ini sebelumnya belum mengikuti pemeriksaan dan berasal dari institusi yang beragam. Selain itu, ada juga yang merupakan hasil penelusuran kontak erat pasien Covid-19. Contohnya, rekan kerja yang berada satu ruangan atau bekerja pada divisi yang sama dengan pasien Covid-19.
Dari 800 pegawai yang di uji usap, sebanyak 40 orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19
Selain menggencarkan penelusuran kontak dan memperluas sasaran pengetesan massal, menurut Zaini, pihaknya telah menerapkan sistem kerja baru. Sistem kerja itu adalah 50 persen pegawai bekerja dari kantor, sedangkan 50 persen lainnya bekerja dari rumah. Ini untuk mencegah kerumunan dan menerapkan jaga jarak. Jam kerja di kantor dikurangi hanya sampai pukul 14.00 sedangkan jam kerja di rumah tetap sampai pukul 16.00.
Pengurangan jam kerja di kantor tentunya berdampak terhadap pelayanan masyarakat karena jam operasional kantor juga berkurang. Agar pelayanan terhadap masyarakat tidak terganggu, pemkab mengalihkan sebagian layanannya pada sistem dalam jaringan. Masyarakat diimbau mengoptimalkan pelayanan daring tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Ari Suryono mengatakan masyarakat bisa mengakses layanan pengurusan perizinan melalui Sippadu 2.0. Layanan ini merupakan pengembangan dari Sippadu yang telah berjalan selama 10 tahun.
Sippadu berbasis daring dengan 82 jenis layanan perizinan. DPMPTSP telah mengintegrasikan layanan perizinan di sejumlah dinas seperti Dinas Kesehatan, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perhubungan, dan DLHK (Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan). Masyarakat cukup akses melalui satu pintu.
“Meski mendorong layanan daring, layanan tatap muka masih dipertahankan. Namun, tujuan layanan tatap muka ini sebenarnya untuk konsultasi apabila ada kendala dengan sistem layanan daring,” kata Ari Suryono.
Layanan tatap muka dibuka di Kantor DPMPTSP dan di gedung Mall Pelayanan Publik (MPP). Pelayanan di MPP baru dibuka kembali dua pekan belakangan. Sebelumnya, pelayanan publik ditutup karena aula gedung digunakan untuk isolasi pasien terkonfirmasi Covid-19 yang bergejala ringan.
Peningkatan layanan masyarakat dimasa pandemi terus dilakukan untuk mendorong produktivitas masyarakat. Ari optimis, permintaan layanan perizinan tetap tinggi. Sebagai gambaran, hingga Juli ada 1.300 permohonan izin yang sudah diproses. Jumlah tersebut turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu namun penurunannya kurang dari 20 persen.
Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan daerahnya masih berada di zona merah sebaran Covid-19. Oleh karena itu semua upaya pencegahan harus dilakukan dengan disiplin tinggi. Selain memakai masker, pencegahan penularan bisa dilakukan dengan menjaga jarak fisik, menghindari kerumunan, dan tidak keluar rumah apabila tidak memiliki keperluan mendesak.
Data Dinkes Sidoarjo, jumlah kasus terkonfirmasi positif masih terus meningkat setiap hari. Hingga Selasa (8/9/2020) misalnya, tercatat 5.524 kasus positif dengan rincian 773 orang dirawat di rumah sakit rujukan. Selain itu ada 90 orang isolasi di rumah dan gedung, sebanyak 4.296 dinyatakan sembuh dan 365 orang meninggal dunia.