Sebanyak 450 Sukarelawan Uji Klinis di Bandung Telah Divaksin
Sebanyak 450 sukarelawan uji klinis calon vaksin Covid-19 di Bandung, Jawa Barat, telah disuntik vaksin Sinovac, China. Kesehatan sukarelawan dipantau intensif untuk mengetahui gejala yang muncul pascavaksinasi.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sebanyak 450 sukarelawan uji klinis calon vaksin Covid-19 di Bandung, Jawa Barat, telah disuntik vaksin produksi Sinovac, China. Kesehatan sukarelawan dipantau intensif untuk mengetahui gejala yang muncul pasca vaksinasi.
Sukarelawan disuntik vaksin atau plasebo secara acak. Kode acak akan dibuka enam bulan kemudian untuk mengetahui perbandingan reaksi imunitas tubuh antara penerima vaksin dan plasebo.
Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Kusnandi Rusmil mengatakan, 200 orang dari 450 sukarelawan telah disuntik vaksin dosis kedua. Uji klinis fase tiga vaksin Sinovac ini akan melibatkan 1.620 sukarelawan dan berlangsung selama enam bulan.
Sukarelawan juga mendapatkan kartu laporan harian untuk mencatat gejala kesehatan yang muncul. Kusnandi mengatakan, pihaknya belum menerima laporan gejala berarti.
”Paling-paling keluhannya sedikit demam dan nyeri dalam dua hari pertama. Jadi, seperti disuntik saat imunisasi di puskesmas,” ujarnya di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad, Kota Bandung, Rabu (9/9/2020) sore.
Akan tetapi, terdapat seorang sukarelawan yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sukarelawan tersebut memiliki riwayat perjalanan ke Semarang, Jawa Tengah, setelah menjalani vaksinasi pertama.
Sukarelawan disuntik vaksin atau plasebo secara acak. Kode acak akan dibuka enam bulan kemudian untuk mengetahui perbandingan reaksi imunitas tubuh
”Setelah dia pulang (ke Bandung) dicek lagi kesehatannya. Ternyata hasil tes usap positif,” ujarnya.
Kusnandi memastikan hal tersebut tidak disebabkan oleh penyuntikan vaksin. Sebab, bahan vaksin diambil dari virus yang sudah dimatikan. ”Kondisi kesehatannya terus dipantau. Setelah kondisinya baik, akan disuntik ulang,” ucapnya.
Penelitian uji klinis vaksin produksi Sinovac dilakukan di enam lokasi. Selain di RSP Unpad, juga di Balai Kesehatan Unpad, Bandung, serta empat puskesmas di Kota Bandung, yaitu Puskesmas Garuda, Sukapakir, Ciumbuleuit, dan Dago.
Sementara itu, 21 sukarelawan melaporkan kondisi kesehatannya kepada tim peneliti uji klinis di RSP Unpad, Rabu pagi. Mereka telah mengikuti vaksinasi kedua dua pekan lalu.
Selain menjalani pemeriksaan kesehatan, sukarelawan juga diambil sampel darahnya. Mereka diminta mengisi kartu laporan harian untuk mencatat gejala yang muncul dalam lima bulan ke depan.
”Setiap bulan, tim peneliti uji klinis akan menanyakan kondisi kami melalui telepon. Gejala klinis yang dirasakan harus dilaporkan,” ujar YR (26), salah satu sukarelawan.
YR mengatakan, selama proses uji klinis mereka dapat beraktivitas normal. Namun, tetap harus menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.
Sejumlah sukarelawan uji klinis vaksin Sinovac juga masih menunggu jadwal penyuntikan kedua. Salah satunya Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang telah disuntik vaksin dosis pertama di Puskemas Garuda, Jumat (28/8/2020).
Tiga pimpinan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Jabar lainnya, yaitu Kepala Polda Jabar Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi, Panglima Kodam III Siliwangi Mayor Jenderal Nugroho Budi Wiryanto, dan Kepala Kejaksaan Tinggi Jabar Ade Adhyaksa, ikut menjadi sukarelawan.
”Kami terus menjaga kondisi kesehatan. Penyuntikan kedua akan dilakukan 14 September mendatang. Semoga berhasil sehingga dapat diproduksi untuk diberikan kepada masyarakat,” ujar Kamil.
Jika uji klinis sukses, vaksin Covid-19 akan diproduksi oleh PT Bio Farma di Bandung pada kuartal pertama 2021. Bio Farma menargetkan kapasitas produksi hingga 250 juta dosis vaksin per tahun.