Enam Bakal Paslon di Jateng Berpotensi Lawan Kotak Kosong
Keenam daerah itu adalah Kabupaten Boyolali, Grobogan, Kebumen, Sragen, Wonosobo, dan Kota Semarang. Adapun di 15 kabupaten/kota lain, pendaftar lebih dari satu bakal paslon. Berkas seluruh pendaftar di Jateng diterima.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Hingga masa pendaftaran ditutup, Minggu (6/9/2020) pukul 23.59, sebanyak enam dari 21 kabupaten/kota yang menggelar pemilihan kepala daerah di Jawa Tengah hanya mendaftarkan satu bakal pasangan calon. Jika situasi tak berubah hingga masa perpanjangan pendaftaran ditutup, mereka akan melawan kotak kosong.
Keenam daerah itu adalah Kabupaten Boyolali, Grobogan, Kebumen, Sragen, Wonosobo, dan Kota Semarang. Adapun di 15 kabupaten/kota lain, pendaftar lebih dari satu bapaslon. Berkas seluruh pendaftar di Jateng telah diterima.
Anggota Komisi Pemilihan Umum Jateng, Paulus Widiyanto, Senin (7/9/2020), mengatakan, sesuai peraturan, pada 7-9 September 2020 dilakukan penundaan sekaligus sosialisasi. Adapun pada 10-12 September, dilakukan perpanjangan pendaftaran.
Menurut Paulus, perubahan komposisi masih mungkin terjadi di enam daerah yang hanya mendaftarkan satu bapaslon. ”Ada dua kemungkinan. Kalau masih menyisakan parpol yang jumlah kursinya masih bisa untuk mendaftar (mengusung), koalisi yang sudah didaftarkan tak boleh dibongkar. Namun, kalau sudah tak ada parpol yang kursinya cukup untuk mendaftar, pendaftar ulang boleh ambil dari koalisi yang sudah ada,” tuturnya.
Dari enam daerah itu, hanya Kota Semarang (Hendrar Prihadi-Hevearita G Rahayu) dan Kebumen (Arif Ugiyanto-Istawati Purwaningsih) yang seluruh partai pemilik kursi DPRD ikut mengusung (50 kursi). Adapun Grobogan (Sri Sumarni-Bambang Pujiyanto) diusung pemilik 49 dari 50 kursi DPRD.
Kalau sudah tak ada parpol yang kursinya cukup untuk mendaftar, pendaftar ulang boleh ambil dari koalisi yang sudah ada.
Sementara itu, Boyolali (M Said Hidayat-Wahyu Irawan) didukung 35 dari 45 kursi, Sragen (Kusdinar Untung Yuni Sukowati-Suroto) 29 dari 45 kursi, dan Wonosobo (Afif Nurhidayat-Muhammad Albar) 35 dari 45 kursi.
”Apabila hingga 12 September pukul 23.59 atau 13 September dini hari tak ada perkembangan, maka diputuskan, pilkada di daerah itu dengan satu pasangan calon atau paslon tunggal. Nanti juga tetap akan ada pengundian nomor urut untuk menentukan apakah foto paslon itu di kiri dan kolom kosong di kanan atau sebaliknya,” tutur Paulus.
Di Kota Semarang, seluruh partai pemilik kursi DPRD Kota Semarang sepakat mengusung Hendrar-Hevearita, yang merupakan petahana dari PDI Perjuangan. Mereka menilai kinerja pasangan tersebut baik pada periode pertama. Dari hitung-hitungan kemungkinan, para pemilik kursi memilih untuk realistis dengan mengusung petahana.
Hal serupa juga terjadi di sejumlah daerah yang menggelar Pilkada 2020. Terkait hal itu, anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi, Titi Anggraini, melihat calon tunggal hanya menjadi cara pengamanan kemenangan. Calon berupaya memastikan kemenangan dengan memborong dukungan. (Kompas, 7/9).
Selain peluang munculnya hanya satu bakal paslon di sejumlah daerah dalam Pilkada 2020, protokol kesehatan juga menjadi perhatian, termasuk di Jateng. Dalam hal ini, KPU Jateng mendorong para bakal calon pasangan untuk mengendalikan pendukungnya supaya tidak berkerumun dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
”KPU dan Bawaslu tak punya kewenangan menindak mereka yang berlawanan dengan penerapan protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19. Namun, para bakal paslon agar bisa mengendalikan pendukungnya untuk tertib. Memberi dukungan boleh, tetapi dengan cara-cara yang mempertahankan protokol kesehatan,” kata Paulus.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga turut memberi peringatan agar tahapan pilkada tak mengundang kerumunan yang memicu penularan meski di satu sisi tak dimungkiri kalau setiap paslon pasti butuh massa.
”Namun, jangan sampai jadi kluster baru. Maka, penyelenggara, KPU, kami harap hati-hati. Berikutnya, saya hanya minta bantuan masyarakat. Tolong, kalau di sana ada yang positif, izinkan kami lakukan tracing. Kalau di komunitas panjenengan ada yang positif, izinkan kami untuk masuk jangan ada yang mempersulit,” tuturnya.