Bantuan Air Bersih Disalurkan di Jateng, Cegah Kerumunan Warga Saat Antre
Kekeringan mulai melanda wilayah Jateng bagian selatan, khususnya Banyumas dan Purbalingga. Ada tujuh desa yang mulai membutuhkan air bersih. Ketiadaan tempat penampungan berpotensi mengundang kerumunan warga.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURBALINGGA, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Purbalingga dan Banyumas, Jawa Tengah, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat mulai mendistribusikan air bersih ke sejumlah desa terdampak kekeringan. Ketiadaan tempat penampungan berpotensi mengundang kerumunan warga saat mengantre bantuan air.
Di Kabupaten Purbalingga, terdapat tiga desa yang sudah mengajukan bantuan air bersih, sedangkan di Banyumas terdapat empat desa mengajukan permohonan serupa. ”Tiga desa yang mengajukan surat permohonan bantuan air bersih kepada BPBD Purbalingga adalah Desa Karanganyar, Desa Kaliori, dan Desa Kedungbenda,” kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Purbalingga Muhsoni, seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (2/9/2020).
Muhsoni menyampaikan, Dusun 1 Desa Karanganyar sudah terdistribusi sebanyak 15.000 liter air atau tiga tangki, masing-masing berkapasitas 5.000 liter. Distribusi air bersih di Dusun IV Desa Karanganyar empat tangki dan Desa Kaliori enam tangki.
Menurut dia, distribusi air bersih kali ini terkendala belum adanya alat penampungan yang disediakan pemerintah desa. Hal itu, lanjut Muhsoni, beprotensi mengundang kerumunan warga. Untuk itu, warga yang mengantre bantuan air diminta menerapkan protokol kesehatan.
”Jadi saat tangki air datang, warga jangan berkerumun di kanan kiri ember. Mereka mesti menjauh, setelah itu baru mengambil dengan tetap menjaga jarak,” ujarnya.
Muhsoni berharap, untuk selanjutnya, desa-desa yang terdampak kekeringan agar dapat menyediakan alat penampungan air. Penampungan air ini dapat mempercepat distribusi air bersih sekaligus bentuk penerapan protokol kesehatan.
”Penampungan air bisa berupa tandon maupun menggunakan terpal untuk menampung air sehingga memudahkan petugas dan juga masyarakat dalam pengambilan air,” katanya.
Muhsoni menyampaikan, kekeringan tahun ini tidak begitu parah dibandingkan tahun sebelumnya. Masih ada sebagian sumur warga yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan air bersih. ”Harapan kami bersama, tentunya cuaca tetap seperti ini. Artinya tidak terik sekali atau panas sekali dan beberapa hari ada hujan,” katanya.
Dari Banyumas, Kepala BPBD Kabupaten Banyumas Titi Puji Astuti dalam keterangan tertulis menyampaikan, empat desa yang mengajukan permohonan air bersih adalah Desa Kaliputih di Kecamatan Purwojati, Desa Banjarparakan di Kecamatan Rawalo, Desa Cibangkong di Kecamatan Pekuncen, dan Desa Kedungpring di Kecamatan Kemranjen.
”BPBD baru mendistribusikan dua kali di Desa Kedungpring karena masyarakat sudah menyiapkan tempat penampungan. Sementara desa lain baru diadakan assessment (penilaian) dan sosialisasi untuk titik-titik droping dan penampungan. Namun, pekan ini sudah akan ada pendistribusian,” kata Titi.
Sementara itu, PMI Banyumas juga menyiapkan truk tangki berukuran 5.000 liter untuk membantu distribusi air bersih di Banyumas. Ketua PMI Banyumas Dibyo Yuwono mengatakan, biaya pengadaan truk tangki air itu berasal dari bulan dana PMI tahun 2019 yang dikoordinasi oleh Kapolresta Banyumas.
Truk berkapasitas 5.000 liter ini sebagai sarana distribusi air bersih dari PMI untuk membantu masyarakat yang kekurangan air bersih di musim kemarau. ”Dana masyarakat yang dihimpun, kami wujudkan sarana dan dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan dan pemanfaatannya,” kata Dibyo.