Geliat Seni di Tengah Pandemi
Bara berseni anak-anak di Lampung tetap menyala di tengah pandemi Covid-19. Meski diliputi kekhawatiran, mereka tetap semangat menari demi mengobati rindu tampil di atas pentas.
Bara berseni anak-anak di Lampung tetap menyala di tengah pandemi Covid-19. Meski diliputi kekhawatiran, mereka tetap semangat menari demi mengobati rindu tampil di atas pentas.
Delapan anak dalam balutan kebaya merah berornamen tapis tampil di halaman Pasar Kreatif dan Seni Lampung yang disulap menjadi panggung, Sabtu (29/8/2020). Mereka bergerak lincah sambil membawa bakul mengikuti iringan musik.
Di atas pentas, mereka berlari, berputar, dan bermain sambil menari. Lewat tari kreasi tradisional ”Bumayyin Bakul”, anak-anak itu menggambarkan kegembiraan anak-anak petani Lampung yang sedang membantu ibunya sambil bermain bakul di sawah.
Penampilan anak-anak dari Sanggar Seni Sangsaka di ruang terbuka itu disaksikan puluhan orang. Ramainya penonton membuat pembawa acara berkali-kali harus mengingatkan agar pengunjung tetap memakai masker dan menjaga jarak.
Di antara delapan penari itu, ada Fira Malika (9), siswi kelas IV SD Ar-Raudah, Bandar Lampung. Bocah perempuan itu sudah berlatih sejak satu bulan lalu untuk tampil di pentas itu. ”Saya senang karena bisa menari lagi bareng teman-teman. Kangen banget bisa tampil di panggung,” ujarnya.
Selama pandemi Covid-19, Fira sering bosan karena seharian di rumah. Selain tidak bisa pergi ke sekolah, Fira juga tidak latihan di sanggar tari selama empat bulan.
Maka, ketika sanggar tari kembali aktif pada Juli lalu, Fira langsung bergabung. Tentu setelah meminta izin kepada orangtuanya.
Beruntung, Ibundanya, Lonita Ariusely (43), selalu mendukung hobi dan bakatnya. ”Selama di rumah, dia sering mengeluh bosan. Jadi, saya izinkan untuk latihan lagi di sanggar,” kata Lonita sembari menyaksikan penampilan putri bungsunya.
Lonita sebenarnya masih khawatir dengan pandemi Covid-19 yang belum usai. Namun, semangat anaknya untuk tetap menari membuatnya luluh.
Sebagai konsekuensinya, Lonita harus lebih ketat memantau aktivitas Fira saat latihan di sanggar. Jika sebelum pandemi Covid-19, dia hanya antar-jemput, kini Lonita menemani Fira sepanjang waktu saat latihan. Latihan rutin itu dilakukan tiga hari setiap pekan.
Selain membawa bekal makanan sehat dan vitamin, Lonita juga membawakan sabun cuci tangan dan masker untuk anaknya. Dia juga mengawasi Fira saat bersama teman-temannya. ”Anak-anak, kan, suka ekspresif saat ketemu temannya. Saya sering ingatkan saja agar dia tetap menjaga jarak,” tambahnya.
Menurut dia, berkesenian juga bisa menjadi wadah positif bagi anak-anak ketimbang melakukan hal negatif. Apalagi selama di rumah, anak-anak juga amat rentan terpapar gawai.
Hal serupa diungkapkan Prihatin (38), ibunda Chika Syafiqah (10). Ia khawatir minat kesenian anaknya akan menurun jika tidak terus diasah. Apalagi, saat ini makin sedikit anak muda yang mendalami kesenian.
”Saya mendukung karena banyak hal positif dari kegiatan kesenian. Anak saya jadi lebih percaya diri, mudah diajak bekerja sama, dan lebih mencintai budaya Indonesia,” katanya.
Untuk mencegah Covid-19, Prihatin sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Dia juga selalu rutin mengajak anaknya olahraga dan minum vitamin untuk menjaga imunitas anaknya. Selebihnya, Prihatin juga berdoa agar keluarganya tidak terpapar virus Sars-Cov-2.
Anak saya jadi lebih percaya diri, mudah diajak bekerja sama, dan lebih mencintai budaya Indonesia.
Selama ini, Prihatin juga hanya mengajak anaknya keluar rumah jika ada keperluan, seperti latihan menari. Dia tetap membatasi anak-anaknya bermain di tempat ramai.
Selama masa pembatasan sosial berskala besar, Chika beberapa kali mengikuti pentas virtual. Kini, Chika dan anak-anak lainnya kembali tampil untuk mengobati rindu di pentas seni.
Hidupkan Pasar Seni
Selain wadah bagi anak-anak untuk berkesenian, pentas seni bertajuk ”Titik Temu” itu juga bertujuan menghidupkan kembali Pasar Kreatif dan Seni Lampung yang baru dibuka pada Senin (24/8). Pasar yang berada di kawasan Pusat Kebudayaan dan Olahraga (PKOR) Way Halim, Bandar Lampung, itu menjadi ruang untuk berkesenian dan menampilkan produk ekonomi kreatif.
Di pasar itu, berbagai produk seni budaya Lampung, seperti tapis, siger (mahkota pengantin), topeng sekura, dan batik Lampung, ditampilkan. Selain itu, ada juga kerajinan kriya dan patung gajah sebagai produk oleh-oleh khas Lampung.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Lampung menutup Pasar Seni yang berada di Kecamatan Tanjung Karang Pusat pada 2017. Lokasi itu dijadikan ruang terbuka hijau di pusat kota. Kini, pelaku seni dan ekonomi kreatif direlokasi ke Pasar Kreatif dan Seni Lampung di PKOR Way Halim.
Pimpinan Sanggar Sangsaka, Kemas A Helmi, menuturkan, pentas seni itu digelar atas inisiatif para pegiat seni dan pelaku ekonomi kreatif untuk menghidupkan pasar. Harapannya, agar geliat seni budaya di Lampung kembali menggelora. Pasar kreatif dan seni itu juga semakin dikenal masyarakat.
Baca juga: Ekonomi Kreatif di Lampung Mulai Bergeliat
”Kami mengadakan pementasan dengan biaya mandiri atau bantuan sponsor. Ada berbagai acara, seperti pentas tari atau musik,” ujar Kemas.
Tak dimungkiri, pandemi Covid-19 juga membuat penghasilan pekerja seni merosot. Sejak lima bulan terakhir, tidak ada instansi yang menyewa properti seni. Sepinya kunjungan wisata juga membuat penjualan produk ekonomi kreatif anjlok. Kini, para pegiat seni di Lampung berupaya bangkit.
Kemas mengatakan, pihak sanggar sudah meminta izin kepada pemerintah dan orangtua peserta dalam setiap pementasan. Panitia juga berupaya memastikan agar kegiatan yang digelar tetap mematuhi protokol pencegahan Covid-19.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Lampung, hingga Sabtu (29/8), kasus Covid-19 di Lampung tercatat 382 kasus. Tidak ada lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan selama dua pekan terakhir. Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 juga mencapai 84 persen.
Kepala Dinas Pariwisata Edarwan menuturkan, inisiatif para pegiat seni untuk menggelar berbagai pementasan sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengembangkan sektor pariwisata Lampung. Kehadiran Pasar Kreatif dan Seni itu juga mendukung pelaku ekonomi kreatif.
Baca juga Pentas Seni Anak Berkebutuhan Khusus
Ke depan, pemerintah akan bekerja sama dengan industri perhotelan dan pariwisata untuk menjadikan pasar itu sebagai salah satu destinasi wisata. Harapannya, banyak wisatawan yang mengapresiasi gelaran seni budaya masyarakat Lampung. Dengan begitu, semangat para pegiat seni dan anak-anak di Lampung untuk melestarikan seni budaya semakin menggelora.